Surabaya merupakan kota yang dijuluki sebagai kota pahlawan. Julukan itu disematkan karena pada 10 November 1945 di Surabaya terjadi perang besar melawan Inggris. Dalam perang tersebut RIbuan orang bahu membahu menahan serangan Inggris yang baru memenangkan peperangan melawan Nazi dan Jepang di Eropa dan Pasifik. Seluruh lapisan anggota masyarakat terjun dan mengangkat senjata mereka.
71 tahun silam perang itu sudah usai, untuk memperingati pengorbanan para pejuang terdahulu maka diadakan sebuah acara yaitu Parade Juang Surabaya.
Parade Surabaya Juang merupakan salah satu rangkaian acara untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November. Agenda parade juang tahun ini bertema “Perang Banteng Kedungcowek”dan mengambil rute dari tugu pahlawan serta berkahjir di taman bungkul Surabaya.
Dalam sepanjang rute yang dilalui parade ini, perang yang dulu terjadi rekonstruksi ulang momen momen yang menjadi bagian dalam peristiwa pertempuran 10 November di Surabaya tahun 1945. salah satunya di kawasan gedung eks siola, digelar teatrikal perang Madun dan perang Benteng Kedungcowek. Kemudian dilakukan upacara di depan hotel majapahit. Hotel itu dulunya adalah hotel Yamato yang terkenal dengan aksi perobekan warna biru bendera belanda, sehingga bendera nya menjadi merah putih. Dalam upacara ini juga hadir para veteran.
Selain Parade Surabaya Juang ada satu lagi drama teatrikal yang dilaksanakan di area tugu pahlawan yaitu Surabay Membara. Surabaya membara agak sedikit berbeda dengan Parade Surabaya Juang. Suasana teatrikalnya lebih mencekam dan ditambah dengan lampu serta kobaran api yang menyala nyala. Diikuti oleh 1.500 orang dari berbagi kalangan teatrikal ini bertajuk Radio Pemberontakan dan Pidato Bung Tomo.
Drama teatrikal yang berlangsung selama dua jam ini menyita perhatian masyarakat surabaya. Dengan adanya agenda seperti ini masyarakat bisa mengetahui sejarah dan tidak lupa begitu besarnya pengorbanan para pejuang untuk negeri ini.
Sumber :
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News