Mahasiswa UGM Raih Penghargaan dalam European Student Conference di Jerman

Mahasiswa UGM Raih Penghargaan dalam European Student Conference di Jerman
info gambar utama

Lima mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam 27th European Student Conference. Kegiatan berlangsung di Berlin, Jerman pada 28 Oktober-1 November 2016.

Isanawidya Hikmah Paramita, Hindun Wildani Wahab, Andika Ilham Rahmatullah, Adi Ariffianto, serta Guntara Khuzairi berkesempatan mengikuti konferensi biomedis ini bersama dengan 445 peserta mahasiswa program sarjana dan pascasarjana dari berbagai perguruan tinggi dunia. Mereka terpilih untuk mempresentasikan penelitian yang diajukan terkait inovasi dalam menangani resistensi antibiotika.

“Setidaknya ada 500 peserta aktif maupun pasif dari berbagai negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa yang ikut dalam konferensi biomedis yang diselenggarakan Universitätmedizin Berlin ini,” kata Isanawidya Hikmah Paramita, saat dihubungi Rabu (9/11).

Mahasiswa UGM Raih Penghargaan dalam European Student Conference di Jerman. sumber: UGM
info gambar

Dalam konferensi tersebut, Icha, panggilan akrab Isanawidya Hikmah Paramita, mengajukan karya tulis berjudul Prevalensi Postpartum Sexual Dysfunction and It's Association with Mode of Delivery: A Crossectional Study. Karya tulis tersebut berhasil menghantarkannya meraih penghargaan Session Winner dari kategori penelitian bertema ginekologi (gynaecology). Sementara keempat temannya belum berkesempatan meraih penghargaan di konferensi ini.

“Saat itu saya menyampaikan presentasi mengenai prevalensi disfungsi seksual pada wanita pasca melahirkan dan hubungannya dengan mode persalinan,” urainya.

Icha menjelaskan penelitian yang dilakukanya bermula dari fenomena meningkatnya jumlah tindakan operasi sesar tanpa indikasi. Hal tersebut berdampak pada efektifitas pembiayaan kesehatan.

“Tidak sedikit wanita yang sebenarnya bisa melahirkan secara normal, tetapi memilih melahirkan lewat operasi sesar karena dianggap lebih nyaman dan minim efek samping,” ujarnya.

Padahal, operasi sesar memiliki efek samping yang lebih banyak dibandingkan persalinaan normal. Selain itu, hasil penelitian Icha menunjukkan bahwa operasi sesar tidak bisa mencegah wanita pasa melahirkan dari kejadian disfungsi seksual wanita.

“Penelitian ini diharapkan dapat mengedukasi pasien terkait pilihan cara persalinan dan menekan jumlah operasi sesar yang sebenarnya tidak dibutuhkan,” pungkasnya.


Sumber : UGM

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini