4 Pusaka Legenda Kerajaan Mataram

4 Pusaka Legenda Kerajaan Mataram
info gambar utama

Indonesia mempunyai beberapa macam pusaka, salah satunya keris. Keris yang merupakan warisan budaya dunia ini memiliki kedudukan yang terhormat oleh masyarakat Jawa. Hampir setiap orang Jawa dahulu memiliki keris sebagai pusaka sekaligus identitas status sosial. Keris juga dipercaya mampu meningkatkan pamor pemiliknya. Selain keris, ada tombak pusaka yang juga menjadi senjata pusaka pada zaman dahulu.

Dari sekian banyak benda pusaka yang ada. Terdapat beberapa benda pusaka yang melegenda, baik itu dari cerita maupun kekuatan yang tersimpan didalam senjata pusaka tersebut. Pusaka itu merupakan peninggalan dari tokoh-tokoh Mataram yang kini tersimpan di Kraton Yogyakarta. Berikut 4 pusaka yang sakti peninggalan Mataram yang dipercaya memiliki kekuatan besar :

1. Kanjeng Kyai Ageng Kopek

Kanjeng Kyai Ageng Kopek merupakan pusaka keris utama di lingkungan Kraton Yogyakarta. Pusaka ini hanya dipegang oleh Sultan yang tengah bertahta di Kraton Yogyakarta.Keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek dipakai sejak Hamengkubuwono I hingga Hamengkubuwono X, pusaka ini selalu menyertain Raja semenjak keberadaan Belanda hingga Mataram bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengusir pemerintah kolonial Belanda. Keris ini adalah atribut atau simbol atas peran Sultan sebagai pemimpin spiritual dan kerajaan atau negara

2. Kanjeng Kyai Joko Piturun

Ilustrasi Keris Kanjeng Kyai Joko Piturun yang cuma diberikan ke putra mahkota Kraton Yogyakarta (https://www.harianjogja.com/)
info gambar

Pusaka ini berada pada urutan kedua dunia keris di lingkungan Krato Yogyakarta. Kanjeng Kyai Joko Piturun akan diberikan kepada putra mahkota Kraton Yogyaarta. Konon keris ini pernah dimiliki Sunan Kalijaga dan ditempa oleh pandai besi kenamaan di Kerajaan Demak.

3. Kanjeng Kyai Pleret

Pusaka ini merupakan tombak milik Danang Sutowojoyo atau Panembahan Senopati pendiri Kraton Mataran yang sekarang menjadi Kraton Yogyakarta. Konon ceritanya Kanjeng Kyai Pleret berawal dari air mani Syeh Maulana Maghribi. Pada saat itu Syeh Maulana Maghribi tidak sengaja melihat adik perempuan Sunan Kalijaga, yaitu Rasa Wulan yang sedang mandi di Sendang Beji. Air mani Syeh Maulana Maghribi kemudian menetes ke air sendang hinga Rasa Wulan menjadi hamil. Tetesan lainnya tiba-tiba mengeras dan kemudian berubah wujud menjadi mata tombak yang dinamai Kanjeng Kyai Pleret.

4. Kanjeng Kyai Baru Klinting

Tombak Kanjeng Kyai Baru Klinting yang dipercaya terbuat dari lidah naga (https://www.gudangpusaka.com/)
info gambar

Pusaka ini juga berupa tombak yang pernah digunakan abdi dalem bernama Ki Nayadarma untuk menumpas pemberontakan yang dipimpin Adipati Pati Pragola. Tombak ini berasal dari lidah seekor naga yang dipotong oleh Panembahan Merbabu kakek ki Ageng Mangir.

Cerita ini berawal dari Ki ageng Mangir yang menghukum anaknya Baru Klinting yang berwujud naga untuk melingkari Gunung Merapi. Akan tetapi, kurang sedikit lagi Baru Klinting menjulurkan lidahnya. Hal itu yang membuat Ki Ageng Mangir memotong lidah Baru Klinting dan kemudian menjadi sebuah mata tombak.


Sumber : krjogja.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini