Kabupaten Blora dan Kesenian Tradisional Barongan

Kabupaten Blora dan Kesenian Tradisional Barongan
info gambar utama

Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam kebudayaan. Kebudayaan ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan telah mempunyai ciri khas masing-masing. Setiap masyarakat didaerah akan mengembangkan kebudayaan mereka sesuai dengan kebutuhan dan tradisi yang berkembang dalam masyarakat tersebut. Dalam konsep kebudayaan terdapat tujuh unsur yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian. Kesenian disini bisa berwujud seni rupa, seni musik atau seni gerak.(Koentjaraningrat, 1981 : 204).

Salah satu unsur budaya yang paling terlihat dalam masyarakat adalah kesenian, lebih khususnya kesenian tradisional. Kesenian setiap daerah sangat beragam bentuknya dan secara tidak langsung memberikan ciri khas atau identitas yang berbeda bagi tiap-tiap daerah di Indonesia.

Tidak terkecuali dengan masyarakat Kabupaten Blora. Blora merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi Jawa Tengah. Dalam masyarakat Blora terdapat satu kesenian yang cukup berkembang, yaitu seni singo barong atau barongan. Seni Barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Blora, terutama masyarakat pedesaan. Didalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora, seperti sifat : spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran. Barongan dalam kesenian barongan adalah suatu perlengkapan yang dibuat menyerupai Singo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas. Kesenian Barongan berbentuk tarian kelompok, yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa. Adapun tokoh Singo barong dalam cerita barongan disebut juga GEMBONG AMIJOYO yang berarti harimau besar yang berkuasa. Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajian merupakan tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan yaitu : Bujangganong / Pujonggo Anom Joko Lodro / Gendruwo Pasukan berkuda / reog Noyontoko Untub. Selain tokoh tersebut diatas pementasan kesenian barongan juga dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik antara lain : Kendang, Gedhuk, Bonang, Saron, Demung dan Kempul. Seiring dengan perkembangan jaman ada beberapa penambahan instrumen modern yaitu berupa Drum, Terompet, Kendang besar dan Keyboards. Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun / Pujonggo Anom dan Singo Barong.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Gambar 1 Perwujudan Singo Barong (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Dalam pelestarian nya banyak paguyuban seni di Blora yang memfokuskan diri pada seni Barong. Bahkan di setiap paguyuban dan disetiap daerah di kabupaten Blora mempunyai nama atau ciri khas masing-masing untuk menamai paguyuban mereka. Seni barong merupakan salah satu kesenian khas daerah yang sangat digemari oleh masyarakat. hal ini terbukti dari 295 desa yang ada di kabupaten terdapat 625 paguyuban kesenian barong (www.infoblora.com) . yang berarti setidaknya terdapat minimal dua buah paguyuban seni barong dalam satu desa.

Selain para seniman barongan, seni barong juga dijadikan lahan mata pencaharian oleh masyarakat sekitar. Dengan menggunakan cerita seni barong, masyarakat membuat aneka souvenir yang bertema kan kesenian barongan. Souvenir itu berbentuk gantungan kunci atau kaos. Souvenir-souvenir ini dimaksudkan sebagai branding agar seni barong dapat dikenal lagi dalam masyarakat luas.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Gambar 2 : Festival Barongan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Untuk meningkatkan minat masyarakat akan pelestarian seni barong pemerintah menyelenggarakan festival barongan yang diadakan setiap tahun. Festival tersebut berisi serangkaian acara yang bertemakan barongan, yaitu : lomba lukis tingkat taman kanak-kanak bertema kan barongan, workshop pembuatan cindramata barongan, serta parade barongan.


Sumber :

Koentjaraningrat.1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta

infoblora.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini