Pemuda Makassar Sebagai Agen Perubahan

Pemuda Makassar Sebagai Agen Perubahan
info gambar utama

Makassar adalah ibukota provinsi Sulawesi Selatan dan merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan timur Indonesia. Mendengar kata Makassar, tidak dipungkiri paradigma orang luar tentang Makassar banyak diidentikkan dengan demo dan anarkisme. Apa yang diterima oleh masyarakat tidaklah salah, namun saya juga tidak membenarkannya karena memang media dewasa ini hanya banyak meliput jika Makassar melakukan demo, apalagi demonya berujung dengan anarkisme. Namun perlu diketahui, Makassar tidaklah seluar layar kaca televisi yang anda tonton. Ada banyak hal positif yang bisa anda konsumsi di Makassar. Menginjak usianya yang telah mencapai 409, Makassar telah banyak berubah. Dengan slogan “Makassar 2 kali tambah baik”, Bapak Walikota dan semua elemen masyarakat kota Makassar bergotong-royong untuk mewujudkan slogan tersebut, tidak terkecuali para pemuda Makassar. Sebagai seorang pemuda, sudah sepatutnyalah kita menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Menjadi seorang yang membawa hal-hal positif di masyarakat. Di Makassar sendiri ada banyak pemuda yang selalu berusaha untuk menjadi seorang yang berguna ditengah masyarakat, misalnya dengan membuat komunitas. Ada beberapa komunitas di Makassar yang bergerak disegala bidang seperti pendidikan, budaya dan lain-lainnya yang lahir dari tangan pemuda Makassar.

Komunitas-komunitas asli Makassar

  1. Aksi Indonesia Muda
Kerajinan Masyarakat Binaan AIM (www.instagram.com/aksi_indonesia_muda)
info gambar

Dibentuk pada tahun 2012 Aksi Indonesia Muda (AIM) lahir untuk mewujudkan gerakan pengentasan kemiskinan dan turrut menyelesaikan masalah-masalah social yang sedang terjadi di Indonesia khususnya di Makassar. Adapun upaya yang dilakukan oleh kawan-kawan AIM antara lain pemberdayaan masyarakat dengan melakukan ekplorasi lebih dalam tentang potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat binaan, serta melakukan pendampinggan secara komprehensif sejak awal hingga akhir program guna mencapai kemandirian. Selain itu kawan-kawan AIM juga melakukan. Gerakan Advokasi guna menghubungkan kepentingan masyarakat binaan dengan pemangku kebijakan guna memudahkan program sosial yang sedang dijalankan. Serta melaksanakan Capacity Building, yaitu memberikan pelatihan / upgrading secara rutin kepada anggota dan anak muda untuk membangun sistem kerja yang lebih mapan dan memberikan tambahan wawasan yang akan dipergunakan sebagai tools dalam eksekusi lapangan. Saat ini AIM yang berpusat di Kota Makassar tepatnya di Jl. Dangko Kompleks Kusta Jongaya telah memilki cabang yang tersebar di 5 kota di Indonesia seperti Medan, Mataram, Pontianak, Kendari dan Sul-Bar.

  1. Sokola Kaki Langit
Aktivitas SKL (www.instagram.com/sokolakakilangit)
info gambar

Sokola Kaki Langit atau disingkat dengan SKL adalah salah satu gerakan peduli pendidikan yang mengabdi di desa-desa terpencil, khususnya di kaki-kaki gunung. Gerakan ini berdiri sebagai bentuk kegalauan salah satu pemudi Makassar tentang pendidikan anak-anak didaerah terpencil yang mengalami kesulitan terhadap akses pendidikan. Ialah Andi Mey Kumala Juanda sosok wanita dibalik gerakan SKL ini. Berdiri pada 28 Desember 2014, SKL kini telah memiliki sekitar hampir 300 relawan dengan berbagai macam profesi. Mulai dari mahasiswa, jurnalistik sampai dengan dosen juga turut serta dalam kegiatan yang telah dilaksanakan di 2 tempat di Sulsel ini, yaitu dusun Umpungeng kab. Soppeng (2015) dan desa Panggalungan kab. Barru (2016). Tiap tahunnya teman-teman SKL akan mengadakan survey untuk melihat desa-desa terpencil yang akan dijadikan sebagai tempat mengabdi. Kemudian tiap bulannya akan dibuka relawan untuk memanggil kawan-kawan yang ingin mengabdi didesa yang telah ditentukan tersebut selama 5 hari.

  1. Komunitas Pencinta Anak Jalanan (KPAJ)
Sekola Ahad (kpajmakassar.org)
info gambar

Berdiri sejak 15 Februari 2010, KPAJ lahir sebagai bentuk keresahan melihat anak – anak jalanan, yang dalam usia sekolah mereka turun ke jalan untuk mencari sesuap nasi. Padahal tidak jarang dari mereka mempunyai potensi besar dan mereka juga mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran seperti halnya anak – anak yang lain. Ialah Nur Fajri Arifin, alumni Teknik Sipil Unhas yang menjadi pelopor dari komunitas ini yang kemudian didaulat sebagai ketua KPAJ pertama. Kegiatan KPAJ berpusat di Gedung IPTEKS Unhas dimana setiap minggunya diadakan kelas rutin dengan tema-tema yang berbeda yang akan diajarkan kepada anak jalanan misalnya Bahasa Inggris, keterampilan, budaya dan lain sebagainya. Kegiatan ini diberi nama Sekolah Ahad. Komunitas ini terbuka dan mengajak siapa saja yang merasa prihatin melihat kondisi anak jalanan dan ingin memberikan kontribusi nyata. Dalam perjalannya, KPAJ telah memiliki puluhan volunteer aktif dari berbagai macam profesi dan memiliki anak binaan sekitar 50 anak jalanan yang rutin mengikuti Sekolah Ahad.

  1. Jalan-jalan Seru
Permainan yg ada di MTGF 2016 (https://www.instagram.com/jjs_makassar)
info gambar

Sesuai dengan namanya, komunitas Jalan-jalan Seru atau biasa disingkat dengan JJS adalah komunitas yang menghimpun pemuda-pemudi yang memiliki hobi yang sama yaitu travelling yang berdiri sejak tahun 2012. Yang berbeda dengan JJS dan komunitas jalan-jalan lainnya adalah, JJS tidak hanya sekedar jalan-jalan saja sambil mempromosikan pariwisata Sulawesi Selatan. Dengan mengusung slogan #WeekendTanpakeMall, kawan-kawan JJS juga memiliki program sosial dan edukasi serta budaya. Hal ini bisa dilihat dalam kegiatan Jelajah Masjid yang dilaksanakan setiap bulan ramadhan. JJS akan melakukan trip kesuatu daerah di Sulsel dan akan singgah ke masjid-masjid yang dilewatinya sambil membagikan alat sholat yang telah dikumpulkan sebelumnya. Selain itu, kawan-kawan JJS juga ikut melestarikan permainan tradisional ditengah perkembangan gadget yang begitu pesat lewat MTGF (Makassar Tradisional Games Festival) setiap tahunnya. Lewat Pustaka Alam, kawan-kawan JJS mengumpulkan donasi buku-buku pelajaran, komik, dan bahan bacaan lainnya yang kemudian membuat pustaka alam didaerah-daerah terpencil sebagai wadah membaca anak-anak disekitar wilayah tersebut. Komunitas yang lahir dari tangan pemuda Makassar ini juga telah memilki beberapa cabang di beberapa kota di Indonesia seperti Labuang Bajo, Bali, Banyuawangi, Pontianak, Jogja, Banjarmasin, Balikpapan dan masih banyak lagi.


Sumber :

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini