Sehat Sutardja, Diaspora Indonesia yang Sukses di AS

Sehat Sutardja, Diaspora Indonesia yang Sukses di AS
info gambar utama

Orang-orang yang lahir di Indonesia dan berdarah Indonesia namun memilih untuk menjadi warga negara tetap ataupun menetap sementara di negara asing disebut dengan istilah diaspora Indonesia. Golongan ini merupakan golongan yang mempunyai karakteristik tersendiri yaitu mereka yang terbiasa dalam kompetisi global. Misalnya saja di Amerika Serikat, sebagian besar orang Indonesia yang bermukim di negara ini adalah mahasiswa dan profesional. Universitas Boston dan Universitas Harvard adalah dua perguruan tinggi yang menjadi tujuan utama pelajar Indonesia. Selain dengan tujuan belajar, tak sedikit pula orang Indonesia yang memilih merintis karir di Amerika Serikat dengan bekerja di perusahaan-perusahaan teknologi seperti Cisco System, KLA Tencor, Google, Yahoo, Sun Microsystem, dan IBM yang terletak di Silicon Valley. Di daerah pusat perusahaan teknologi inilah seorang diaspora Indonesia, Sehat Sutardja, mendirikan perusahaan yang dinamakannya Marvell.

Kantor Marvell di Silicon Valley, Amerika Serikat, Sumber: investorplace.com
info gambar

Pengusaha kelahiran Jakarta tahun 1961 ini memulai ketertarikannya pada elektronika sejak usia 13 tahun. Pada saat itu, ia sudah menjadi seorang reknisi radio. Selama masa kecil dan remaja ia habiskan di ibu kota Indonesia. Ia juga tercatat sebagai siswa di SMA Kanisius. Titik balik dalam kehidupan Sehat dimulai ketika ia memutuskan merantau ke AS guna melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Gelar serajana teknik listrik di Iowa State University berhasil diraihnya sebelum melanjutkan ke jenjang S2. Berkat kerja keras dan usahanya, Sehat mendapatkan gelar Master of Science dan Doktor di universitas yang sama yaitu University of California, Berkeley. Di universitas ini pula lah Sehat bertemu dengan sosok perempuan yang kelak menjadi pendamping hidupnya.

Sehat Sutardja bersama istrinya Weili Dai, Sumber:goldsea.com
info gambar

Sehat sempat bekerja di perusahaan orang sebelum memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri. Bersama dengan adiknya Pantas Sutardja dan istrinya, Weili Dai, Sehat mendirikan perusahaan bernama Marvell. Dengan bermodalkan USD 350.000, kini Marvell menjadi salah satu perusahaan teknologi raksasa dengan pendapatan mencapai USD 3,5 miliar per tahun. Tak tanggung-tanggung, Marvell dapat mempekerjakan sekitar tujuh ribu karyawan. Perusahaan ini bergerak di bidang storage, mobile, networking, dan hiburan digital. Marvell mengoperasikan pusat desain di berbagai negara seperti Kanada, negara-negara Eropa, Israel, India, Singapura, dan China. Keunggulan perusahaan ini terletak pada produk berdesain superior dengan harga premium. Produk ini mampu mengalahkan pesaing mereka yaitu Texas Instruments dan Broadcom di pasar komunikasi seperti radio Wi-Fi dan Ethernet Port.

Chip produksi Marvell sangat mudah di temukan di berbagai produk seperti Cisco Switch, Apple iPod, Xbox 360 atau dalam drive produk perusahaan besar lainnya. Hasil kerjasama dengan Intel juga semakin memantabkan perusahaan besutan Sehat ini di mata dunia. Bahkan Marvell kerap disejajarkan dengan perusahaan seperti Qualcomm, Freecale Semiconductor, dan TI.

Lalu apa sebenarnya kunci dari kesuksesan diaspora Indonesia ini? Dilansir dari Detik.com, Sehat mengatakan kunci kesuksesannya terletak pada kerja keras, pantang menyerah, passion yang tinggi, dan juga faktor keberuntungan. Sementara itu, nama perusahaan Marvell sendiri sebenarnya berasal dari kata Marvellous yang berarti menakjubkan. Nama ini juga mencerminkan harapan Sehat agar Marvell bisa menjadi perusahan nomor satu di dunia.

Meskipun saat ini Sehat tidak lagi menjadi CEO di Marvell, namun diaspora Indonesia ini sempat masuk dalam daftar orang terkaya di Amerika Serikat pada tahun 2007 dan memegang lebih dari 90 paten di AS.


Sumber :

wikipedia.org

wikipedia.org

inet.detik.com

indonesiaproud.wordpress.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini