Simak Cerita Dedikasi Pria London Ini pada Gamelan Jawa

Simak Cerita Dedikasi Pria London Ini pada Gamelan Jawa
info gambar utama

Musik Gamelan yang indah dan menggetarkan hati sepertinya tak hanya disukai oleh orang Indonesia. Kali ini seorang bule dari Inggris menjadi penggemar alat musik gamelan. Tak hanya suka alat musik gamelan, bule yang satu ini bahkan menjadi pengajar gamelan di Inggris dan beberapa kali menjadi dosen tamu untuk memperkenalkan gamelan di luar London.

Sang Guru Gamelan Dari London

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Adalah warga London bernama Pete Smith yang telah menjadi pengajar alat musik Gamelan di Oxford University selama 20 tahun. Kecintaannya kepada gamelan didasari karena alat musik ini memiliki suara yang indah dan memabukkan baginya. Dirinya pernah belajar gamelan di Solo, Jawa Tengah melalui beasiswa Darmasiswa pada tahun 1993.

Diwawancarai oleh BBC Indonesia, pria yang juga dipanggil “Parto” ini mengaku pada awalnya hanya berencana tinggal di Solo hanya 1 tahun, namun ternyata menjadi 3 tahun. Solo mengingatkan dirinya kepada kampung halamannya di Inggris, dirinya bukanlah berasal dari kota-kota besar di Inggris seperti Liverpool, Oxford maupun London, namun berasal dari desa di Inggris.

“Pulang ke Solo saat saya besar, hidup di Solo seperti desaku saat saya kecil, ketemu teman – teman di jalan bisa ngobrol,” begitu ujarnya.

Gamelan dan Pete Smith

Memimpin Gamelan di Oxford (Sumber : Youtube account irisandlime)
info gambar

Perkenalan awal Pete Smih dengan gamelan dimulai dari tahun pertama Pete berada di University of York. Kala itu profesornya menjanjikan waktu tambahan untuk essai jika dia membantu untuk mengurus dan membawa gamelan dari Southbank. Dari situ Pete melihat pertama kali bentuk gamelan. Dalam sebuah video dokumentasi, dirinya bercerita bahwa gamelan memiliki suara yang unik dan menggetarkan hati.

Pada tahun 1992 dirinya mendapatkan beasiswa untuk belajar gamelan di Surakarta atau Solo yang awalnya satu tahun menjadi tiga tahun. Sekembalinya Pete dari beasiswa Darmasiswa, ia kemudian mendedikasikan kecintaanya pada gamelan dengan mengajar gamelan di beberapa tempat seperti Oxford University, Kingston University dan Southbank Center.

Pria yang fasih berbahasa Jawa ini, mengaku mendapat beberapa tantangan untuk menyebarkan gamelan di Inggris karena Gamelan adalah alat musik yang bukan berasal dari Inggris dan juga reaksi orang yang berbeda-beda sehingga beberapa pendekatan yang berbeda harus diakukan. Tantangan lain ketika dirinya mengajar gamelan di Inggris adalah menyiapkan materi yang berbeda setiap minggunya agar rasa bosan tidak hinggap di murid-muridnya.

Grup Gamelan Di London

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Pada awalnya ada sekelompok orang yang bermain bersamanya di SOAS (School of Oriental and African Studies), grup ini bernama SBGP yang mana singkatan dari SOAS Basement Gamelan Play dan masih berkembang hingga sekarang. Selain itu, Pete juga mengajar di Oxford Gamelan Society, sebuah grup yang anggotanya mempelajari dan memainkan alat musik jawa termasuk gamelan, kendang dan gong.

Tampaknya Oxford Gamelan Society cukup berkembang sehingga beberapa kelas juga dibuka menurut beberapa kategori yakni, Oxford Gamelan Club yang beranggota anak muda berumur 7-14 tahun dan beratih setiap hari kamis pukul 4.15 pm – 5.00 pm waktu London, bertempat di Headington, Oxford. Untuk kelas ini peserta harus membayar 42.50 Poundsterling per 10 minggu.

Kelas lain adalah Oxford Youth Gamelan, grup ini beranggotakan pemain berumur 11 – 18 tahun yang memiliki sedikit pengalaman dalam bermain gamelan. Kelas dari grup ini hanya berlatih 1 minggu sekali di Headington, Oxford. Oxford Youth Gamelan sendiri pernah berpartisipasi the National Festival of Music for Youth beberapa kali dan juga di Southbank Centre, London dalam acara Gamelanathon. Schools’ Workshop juga merupakan grup di Oxford Gamelan Society yang beranggotakan 20 pemain dan berlatih selama 2 jam di fakultas musik St. Aldates, Oxford.

Sumber :

BBC

Pete Smith Documentation

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini