Ini Dia, Pendaki Perempuan Indonesia Pertama yang Capai Puncak Tertinggi Antartika

Ini Dia, Pendaki Perempuan Indonesia Pertama yang Capai Puncak Tertinggi Antartika
info gambar utama

Kabar membanggakan datang dari dua pendaki Indonesia yang berhasil mengibarkan merah putih di puncak Gunung Vinson Massif yang digadang-gadang merupakan puncak tertinggi dari Benua Antartika.

Untuk pertama kalinya mereka mencatat dalam sejarah Indonesia sebagai pendaki perempuan pertama yang menjejakkan kaki di gunung yang memiliki ketinggian 4.892 meter tersebut.

Adalah Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) atau lebih akrab disapa Didi dan Mathilda Dwi Lestari (23) akrab disapa Hilda, keduanya mahasiswa yang tergabung dalam organisasi pecinta alam Mahitala Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Selain mengibarkan bendera merah putih, keduanya juga melambaikan angklung di puncak Vinson Massif dengan kebanggaan yang luar biasa.

Tim yang dinamai WISSEMU (The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition MAHITALA Unpar) dalam melakukan perjalanan pendakiannya tidaklah mudah. Mereka banyak menghadapi rintangan seperti, menghadapi medan yang memiliki kemiringan 45 derajat sehingga memerlukan fixed rope untuk mendaki, hujan salju dan suhu dingin hingga minus 30 derajat celcius yang menerpa mereka.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Selain itu terdapat juga kendala keterlambatan penyampaian komunikasi yang dialami oleh tim pendukung di Sekretariat Mahitala Unpar yang diterima dari tim pendaki. Namun hal itu tak menjadi halangan besar.

Suhu yang saat itu mencapai minus 33 derajat celcius dan angin kencang yang terus bertiup tak menyurutkan usaha keduanya untuk terus mendaki hingga sampai ke puncak tertinggi Antartika tersebut. Meskipun sedikit kelelahan dan dingin yang cukup menusuk, mereka mendaki puncak dalam kondisi yang sehat.

Tim WISSEMU memiliki misi untuk mencapai tujuh puncak gunung tertinggi di dunia, dan Vinson Massif telah menjadi puncak kelima dalam rangkaian pendakian seven summits mereka.

Dibalik visi mereka mencapai puncak tertinggi Antartika tersebut, ternyata keberhasilan mereka juga menjadi bentuk persembahan untuk bangsa Indonesia dan bagi seluruh perempuan Indonesia supaya berani bermimpi tinggi dan mampu mewujudkannya dengan nyata.

“Keberhasilan mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi Antartika merupakan persembahan bagi persatuan bangsa Indonesia,” ujar Hilda melalui telepon satelit Mahitala Unpar pukul 12.38 WIB seperti yang dilansir pada nationalgeographic.co.id.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Keduanya terus bertekad dan melakukan pendakian selama belasan jam hingga akhirnya berhasil mencapai puncak pada hari Rabu (4/1) pukul 23.48 waktu setempat atau Kamis (5/1) pukul 09.48 WIB.

"Tim mencapai puncak setelah menempuh pendakian hampir 12 jam dari High Camp," tutur Nadya A Pattiasina, petugas Humas The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) seperti dilansir dalam kompas.com.

Kedua mahasiswi jurusan Hubungan Internasional itu sebelumnya telah mendaki beberapa gunung tinggi juga di antaranya, puncak Carstensz Pyramid (4.884m) pada 13 Agustus 2014, Gunung Elbrus (5.642m) 15 Mei 2015, Gunung Kilimanjaro (5.895m) pada 24 Mei 2015, serta Gunung Aconcagua (6.962m) pada 1 Februari 2016.

Vinson Massif tidak menjadi akhir dari perjuangan mereka untuk terus mendaki. Mereka kini menjadi pendaki perempuan pertama dari Indonesia yang berhasil menjejakkan kaki di puncak tertinggi Kutub Selatan bumi.

Dalam misi pendakian selanjutnya, keduanya akan mendaki Gunung Everest di Nepal yang memiliki ketinggian 8.848 meter dan puncak Denali yang memiliki ketinggian 6.194 meter di Alaska, Amerika Serikat.

Sumber: dirangkum dalam berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini