Kabar Baik dari Sepakbola : Optimisme PSSI di Awal Tahun 2017

Kabar Baik dari Sepakbola : Optimisme PSSI di Awal Tahun 2017
info gambar utama

Luis Milla telah resmi diperkenalkan untuk melatih Timnas Senior dan Timnas U-22 Indonesia pada Jumat (20/1) di Kantor PSSI. Milla ditarget juara di ajang Sea Games 2017 dan mempersiapkan timnas senior untuk Piala AFF 2018. Ditunjuknya Milla pada akhir pekan ini merupakan angin segar bagi persepakbolaan Indonesia. Bagaimana tidak, Milla hadir di Indonesia dengan serangkaian catatan mentereng. Pelatih berkebangsaan Spanyol ini tercatat pernah menangani Timnas Spanyol U-21 dan membawa Thiago Alcantara dkk berjaya pada piala Eropa 2011. Sebagai pemain, dia juga ga kalah pengalaman. Dia adalah mantan gelandang bertahan dari tiga kesebelasan besar Spanyol, yaitu Real Madrid, Barcelona dan Valencia.

Ditunjuknya Milla juga merupakan realisasi atas apa yang dikatakan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi sesaat setelah kongres bahwa kiblat Timnas Indonesia untuk sepakbola adalah Spanyol. Hal ini menurut Edy, karena Spanyol memiliki kesamaan (dengan Indonesia) yaitu dari postur para pemain dan gaya permainan Indonesia. Menarik memang menunggu sepak terjang Luis Milla sebagai pelatih. Harapan rakyat Indonesia atas keringnya prestasi timnas nampaknya akan dijawab Milla dengan target yang diberikan PSSI yaitu Sea Games 2017 dan Asian Games 2018. Milla juga ditargetkan mempersiapkan timnas senior untuk gelaran AFF 2018.

Awal tahun ini Kabar baik memang terus berhembus bagi persepakbolaan Indonesia. PSSI sebagai organisasi tertinggi tampaknya ingin menggenjot dan menebus kesalahan dan waktu yang terbuang saat masa-masa sanksi oleh FIFA 2015 lalu. Sebelum sampai pada ditunjuknya Milla sebagai pelatih, proses panjang dilaui PSSI pada akhir tahun lalu. Dimulai ketika ketua umum PSSI yang terpilih sejak 10 November 2016 lalu, Edy Rahmayadi. Saat itu timnas tengah berjuang di gelaran piala AFF tanpa diduga-duga mampu menembus final dan meraih runner-up. Mungkin hal ini juga yang membuat Edy dan PSSI ingin mengubah persepakbolaan Indonesia. Timnas seolah ingin membuktikan bahwa sanksi FIFA tidak berpengaruh pada kekuatan Timnas. Timnas punya potensi setelah hasil nyaris juara di AFF.

Maka PSSI kemudian mengadakan Kongres Tahunannya tahun 2017 pada tanggal 8 Januari 2017 di Bandung. Kongres tersebut berjalan tertib dan berjalan lancar dan menghasilkan beberapa putusan yang patut kita simak kedepannya. Beberapa putusan penting dalam kongres PSSI antara lain kembalinya sejumlah klub dalam kompetisi resmi. Persebaya contohnya akan mengawali kembali kiprahnya di sepakbola Indonesia dari Divisi Utama. Dilansir dari panditfootball.com, “Saya memutuskan Persebaya di Divisi Utama dan 6 klub lainnya di liga nusantara,” papar Edy dalam kongres tersebut.“Sementara untuk 6 klub lainnya yaitu Arema Indonesia, Persema Malang, Lampung FC, Persewangi Banyuwangi, Persibo Bojonegoro, dan Persipasi Kota Bekasi akan memulai dari liga nusantara, kompetisi satu tingkat di bawah divisi utama”, imbuhnya.

Hal ini sekaligus memutus pro-kontra status ketujuh klub ini. Tahun lalu, ketujuh klub ini tidak mendapat status dalam kompetisi liga indonesia. Keputusan ini dibacakan langsung oleh Edy tanpa voting dan semua anggota voter setuju dengan keputusan tersebut.

Putusan selanjutnya yaitu, kompetisi musim ini akan dimulai pada maret 2017. ISL dan Divisi Utama mulai pada akhir Maret. Sementara liga nusantara akan mulai bulan April. Dalam kompetisi ini juga akan diberlakukan sejumlah aturan baru, antara lain jatah pemain asing dikurangi di ajang ISL. Kesebelasan yang berlaga di ISL hanya akan di perkuat oleh 3 pemain asing (minimal 1 pemain asia). Sementara Divisi utama tidak boleh diperkuat oleh pemain asing. Yang kedua yaitu setiap kesebelasan ISL tidak boleh memiliki lebih dari dua pemain berusia di atas 35 tahun. Untuk divisi utama, maksimal usia pemain adalah 25 tahun. Jika pu merekrut pemain di atas 25 tahun, batas maksimal hanya lima pemain saja dan semuanya boleh dimainkan dalam satu pertandingan. Yang ketiga Tim ISL wajib memiliki lima pemain dengan usia di bawah 23 tahun dan 3 diantaranya harus bermain sejak menit pertama pertandingan.

Ketiga wacana tersebut memang masih menjadi pertimbangan bagi PSSI. Dan belum diputuskan secara resmi. Namun dengan menilik aturan diatas, terlihat tujuan besar yang ingin dicapai oleh PSSI adalah membina pemain usia muda. Tak hanya itu, pembatasan pemain asing juga mengindikasikan PSSI ingin memberi kesempatan bagi pemain lokal mendapat jatah bermain lebih di kompetisi. Hal ini tentu saja wajar bila kita ingin membentuk timnas yang solid mengingat dua ajang yang dihadapi selanjutnya adalah SEA Games dan Asian Games (juga AFF 2018). SEA Games dan Asian Games memberlakukan aturan bahwa pemain dari U-23 saja yang bisa bermain untuk timnas. Sementara setelah dua ajang itu, timnas telah terbentuk dan bisa mempersiapkan diri ke AFF 2018.

Kabar positif juga bisa kita lihat dari agenda timnas tahun ini. Pada 2017 ini, PSSI dihadapkan oleh beberapa agenda untuk timnas yang lebih banyak di tingkat junior di berbagai usia, Pasalnya, sejak berlakunya sanksi FIFA pada 2015 kemarin, Timnas senior tidak akan mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019. Tim muda di berbagai usia bisa melakukan banyak uji coba dan mematangkan diri, sementara timnas senior bisa menaikkan peringkat FIFA dengan melakukan pertandingan-pertandingan persahabatan dengan lawan yang tepat.

Mari kita tunggu saja kabar baik-kabar baik selanjutnya. Optimisme memuncak bagi rakyat Indonesia dan menaruh harapan untuk PSSI lebih baik. Ini baru langkah awal, mari kita pahami keseriusan PSSI dalam mmebenahi persepakbolaan nasional kedepan. Dari hingar binger perubahan dan wacana yang dimunculkan PSSI, satu perntanyaan menyeruak ke permukaan, Mampukah PSSI mencapai target? Kita doakan saja.


Sumber : panditfootball.com

Artikel ini diikutkan dalam Kompetisi Menulis Kabar Baik GNFI #2

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini