Pembangunan Infrastruktur di Indonesia: Membangun hingga Seluruh Negeri

Pembangunan Infrastruktur di Indonesia: Membangun hingga Seluruh Negeri
info gambar utama

Ah, akhirnya sempat juga saya pulang kampung ke Magelang, Jawa Tengah. Sudah hampir sepuluh tahun belakangan ini saya lebih akrab dengan stasiun dan rel kereta api, sampai-sampai saya lupa bagaimana rasanya menghabiskan waktu lama duduk di jok mobil, sambil melihat-lihat perkembangan pembangunan serta menikmati indahnya pemandangan alam di daerah-daerah yang saya lalui. Seringkali, dalam momen seperti inilah saya disadarkan akan banyak hal. Seperti dalam perjalanan kemarin, misalnya. Untuk pertama kalinya saya mencoba melalui jalur Tol Cikopo-Palimanan(Cipali) hingga Brebes. Saya baru menyadari betapa jalan Tol Cipali sangat berjasa mempersingkat jarak serta waktu tempuh yang dibutuhkan untuk melalui jalur Pantura. Sebelum keluar di pintu tol Brexit, terlihat pula pembangunan jalan tol lanjutan arah Pemalang yang direncanakan dapat dibuka untuk umum pada tahun 2017 ini, yang pastinya ketika sudah beroperasi semakin mempersingkat jarak serta waktu tempuh. Saya baru benar-benar menyadari, betapa pembangunan sangat berefek pada efisiensi waktu yang kita gunakan. Bagaimana tidak, hampir empat jam waktu tempuh yang berhasil dihemat oleh tol ini dibandingkan dengan waktu dahulu jalur Tol Cipali ini belum beroperasi. Saya ingin berterima kasih banyak kepada siapapun yang membantu pembuatan jalan tol ini.

Jalan Tol Cipali. Sumber : Autobild | Indra Aditya
info gambar

Beda orang, beda lokasi, beda cerita. Saya jadi teringat Bayu, teman saya yang berasal dari Kabupaten Dharmasraya di Sumatera Barat. Dia sering bercerita, dahulu di daerah terpelosok di Kabupaten Dharmasraya sangat sulit untuk mendapat pasokan barang-barang kebutuhan karena terbatasnya jalur transportasi. Biasanya, barang-barang kebutuhan disalurkan hanya dalam kurun waktu seminggu sekali yaitu ketika digelarnya pasar. Jadi, ketika ada kebutuhan yang tidak tersedia di daerah tersebut, warga harus menempuh perjalanan selama dua sampai tiga jam untuk mencarinya di "kota tetangga". Selain itu, dia bercerita sulitnya akses seperti tidak ada jembatan untuk menghubungkan pusat kota dengan kabupaten terpelosok yang dipisahkan oleh sungai, sehingga satu-satunya akses warga untuk mencapai daerah-daerah tersebut ialah menggunakan perahu penyebrangan. Bahkan pada daerah-daerah tertentu, jalan raya pun belum diaspal. Namun, belakangan ini, pembangunan infrastruktur sedang berkembang pesat di daerahnya seperti dibangunnya jembatan yang menghubungkan daerah yang dipisahkan sungai sehingga warga tidak harus menggunakan kapal penyeberangan. Daerah-daerah terpelosok yang dahulu jalannya masih tanahpun sekarang sudah teraspal. Pembangunan ini berimbas pada semakin mudahnya akses serta menghubungkan daerah-daerah yang dulunya sulit untuk dilalui dan dicapai.

Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. sumber : Google Maps
info gambar

Pikiran ini tiba-tiba membawa saya kepada pikiran lain. Banyak orang yang mengeluhkan kinerja pemerintah kita, tanpa tahu apa saja sebenarnya yang sudah mereka kerjakan. Banyak orang, terutama generasi milenial, lebih banyak tahu tentang keburukan dari pemerintahan kita, tanpa mencari tahu lebih dalam, pencapaian positif apa saja yang sedang terjadi di negeri kita. Yah, wajar saja ini terjadi, paparan media berita yang dibumbui opini untuk kepentingan politiklah penyebabnya. Para generasi muda sekarang menjadi banyak yang memutuskan untuk bersikap apatis terhadap perkembangan politik dalam negeri. Padahal, politik adalah jawaban dari pertanyaan “Dengan cara apa kita dapat menjalankan negara ini?” Jika semakin banyak generasi muda menjadi tidak tertarik untuk ikut membantu mengurus negara ini, dari mana kita bisa mendapatkan orang baik bekerja di pemerintahan kita? Pertanyaan ini tentu akan sulit terjawab.

Untuk generasi milenial, dua cerita di atas adalah pengalaman nyata yang menjadi saksi atas kinerja pemerintah Indonesia di sektor pembangunan. Pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol, jalan raya, dan jembatan mengalami progres dan manfaat yang nyata bagi masyarakat setempat. Pasti masih banyak cerita-cerita lainnya tentang perkembangan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah lain selain dua cerita di atas sebagai efek dari percepatan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di seluruh daerah di Tanah Air. Hal ini dikarenakan fokus program pemerintah yang dituangkan dalam visi Nawacita yakni percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah peningkatan kapasitas jalan, melalui pelebaran jalan, penambahan jalan baru dan pembangunan jalan tol.

Jalan Tol Cipali, salah satu Jalan Tol Trans Jawa. Sumber : Kompas | Kristianto Purnomo
info gambar

Pada program ini, jalan tol yang direncanakan akan dibangun dan dikembangkan antara lain Jalan Tol Trans Jawa yang terdiri dari 9 ruas, Jalan Tol Non Trans Jawa yang terdiri dari 8 ruas, Jalan Tol Sumatera yang menghubungkan Bakaheuni-Aceh sepanjang 2.000km, Jalan Tol Manado-Bitung, dan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Selain jalan tol, pemerintah merencanakan pula pembangunan Jalan Trans di perbatasan Indonesia, antara lain jalan perbatasan Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia yang terdiri dari 9 ruas dengan total panjang 771,36 km, jalan perbatasan NTT yang terdiri dari 6 ruas dengan total panjang 171,56 km, dan Jalan Trans Papua yang terdiri dari 12 ruas yang jika tersambung semua panjangnya akan mencapai 4.325 km. Setidaknya dalam dua tahun terakhir (hingga 2016), pemerintah telah mempercepat pembangunan jalan nasional sepanjang 2.225 kilometer, jalan tol sepanjang 132 kilometer dan jembatan sepanjang 16.246 meter (sekitar 160 jembatan).

Selain jalan tol dan jalan raya, pemerintah juga sedang membangun infrastruktur rel kereta api. Pembangunan kereta api tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Rencana pembangunan infrastruktur rel kereta api ini adalah proyek terbesar dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia setelah masa penjajahan Belanda, dengan target pembangunan infrastruktur rel kereta api di luar jawa sepanjang 3.258 km dengan anggaran yang mencapai 234 triliun rupiah. Sedangkan di Pulau Jawa sendiri, pembangunan infrastruktur rel kereta api difokuskan untuk menghubungkan ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa dengan double track. Dengan adanya double track ini, diharapkan kemacetan akan berkurang, serta pengangkutan peti kemas akan menjadi lebih efisien (efeknya dapat mencapai tiga hingga empat kali lipat dari jumlah barang yang dapat diangkut sebelumnya). Selain itu, sedang dibangun pula kereta untuk transportasi perkotaan, seperti Mass Rapid Transportation (MRT), Light Rail Train (LRT), serta commuter line.

Masih banyak lagi perkembangan serta pembangunan infrastruktur yang sedang dilaksanakan di berbagai lokasi di Indonesia yang tidak saya jabarkan pada artikel ini, seperti pembangunan Bandar Udara, pelabuhan, kilang minyak, penyamarataan harga BBM di seluruh Indonesia, dan lain-lain. Dengan pembangunan infrastruktur diberbagai bidang diharapkan dapat mencapai salah satu tujuan Indonesia, yaitu memajukan kesejahteraan umum, yang tidak hanya terpusat hanya di Pulau Jawa saja, tetapi tersebar hingga ke seluruh daerah pelosok di Indonesia. Selain itu, dengan ketersediaan infrastruktur yang beragam dan memadai, efisiensi yang maksimal dapat tercipta. Sektor riil akan berpeluang tumbuh lebih besar karena para pelaku usaha kecil hingga besar diuntungkan dengan biaya transportasi dan logistik yang lebih murah. Saya berharap, akan ada lebih banyak lagi generasi muda yang lebih peduli dengan kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah kita. Bukan peduli untuk mencaci, namun peduli untuk memerbaiki. Dan pada akhirnya, semoga Indonesia dapat terus berkembang dan maju, hingga seluruh masyarakat di Indonesia dapat percaya diri mengatakan “Indonesia Keren!”.

Referensi :

Kompas.com

Okezone.com

Kompasiana

Artikel ini diikutkan dalam Kompetisi Menulis Kabar Baik GNFI #2

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini