Anoa Amphibious yang Siap Go Internasional

Anoa Amphibious yang Siap Go Internasional
info gambar utama

Kemandirian industri pertahanan kiranya bukan hanya mimpi belaka. Perusahaan yang bergerak di bidang pertahanan di Indonesia mulai menunjukkan tajinya untuk berkarya nyata dalam menghasilkan produk pertahanan. Berbagai inovasi yang memiiki added value terus dirilis bahkan tidak jarang kualitasnya berada di level internasional.

PT Pindad (Persero) salah satunya. Pencapaian peluru SS1 V1 yang berhasil menembus rompi anti peluru tentara Amerika Serikat pada Latihan Bersama Multilateral The Rim of Pasific (Rimpac) 2016 di Kaneohe, Hawaii, Amerika Serikat cukup membuat Indonesia semakin disegani di dunia internasional. Kemampuan SS1 V1 mampu melampaui senjata jenis Steyr dan M4 yang digunakan marinir Amerika Serikat.

Inovasi terus dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkantor pusat di Kota Bandung itu. Baru-baru ini Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menjajal kemampuan produk terbaru Pindad yaitu Panser Anoa Amphibious di danau yang terletak di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Pujian pun mengalir dari orang nomor satu di Indonesia itu.

“Anoa Amphibious bagus sekali. Saya yakin produk tersebut punya kualitas yang baik, bisa masuk air dengan tenang,” ujar Jokowi.

Perlu diketahui, panser Anoa merupakan kendaraan pengangkut personel lapis baja. Nama Anoa sendiri diambil dari nama hewan sejenis kerbau yang asli Sulawesi. Penekanan kata Amphibious sendiri jelas tujuannya agar kendaraan untuk militer ini kokoh di darat juga tangguh di laut. Artinya panser yang satu ini bukan desain baru melainkan bentuk pengembangan dari panser Anoa sebelumnya.

Misalnya saja tampilan bagian depan (hidung) yang dibuat lebih mancung, menyerupai desain ujung kapal, plus dilengkapi plat pemecah/penahan gelombang dan ombak. Tidak hanya itu, penutup (hatch) pada komandan, sopir, dan dua gunner di bekalang dibuat cembung, mungkin tujuannya untuk memperkuat daya kedap.

“Industri pertahanan kita kalau saya lihat, kemampuan memproduksi ada, namun dari sisi costing dari produksi juga harus diperhatikan. Kalau produk kompetitif di pasar, menjualnya akan mudah. Jangan tergantung dengan pesanan dari TNI atau Polri saja,” kata Jokowi.

Secara teknis, Panser Anoa Amphibious dilengkapi propulsi dengan sistem hidrolik yang mampu bermanuver secara maksimal di air, dengan kecepatan 10 km/jam dan mampu membawa 10 orang personel. Sejauh ini direncanakan produksi massal akan dimulai tahun ini setelah uji sertifikasi rampung. Pada saatnya nanti, panser ini siap diproduksi dengan kapasitas produksi 80 unit per tahun.

Tidak mudah memang memproduksi massal kendaraan seperti Panse Anoa ini. Serangkaian uji harus dilalui seperti uji ngambang, tes maju di air (maju, mundur, ngerem), berputar 360 derajat. Belum lagi uji ketahanan terhadap ombaknya, hingga kedalaman berapa bisa bertahan, medan apa saja yang bisa dilalui, dan lain-lain.

“Bapak Presiden dan Panglima TNI beserta para kepala staf angkatan telah membuktikan sendiri keandalan produk anak negeri yang juga dikemudikan oleh prajurit Korps Wanita AD. Hal ini menunjukkan produk Pindad yang user-friendly bagi berbagai lapisan pengguna di TNI,” kata Direktur Utama Pindad Abraham Mose.

Jika nanti sudah bisa diproduksi massal, panser ini bisa menjadi saingan panser sejenis yakni BTR-4 buatan Ukraina, yang saat ini masih menjadi kendaraan andalan Marinir Indonesia.

Keunggulan dari produk anak bangsa ini terletak pada adanya water propeller‎ (baling-baling) yang terdapat di dua sisi di bagian belakang. Ini membuat manufer panser ini lebih cepat di dalam air dan dapat berputar 360 derajat. Bahkan, kendaraan ini bisa maju dan mundur di dalam air. Dengan baling-baling yang lumayan besar di bagian belakang tersebut, panser ini mampu melaju dengan kecepatan 10 knot atau 18,52 km/jam di dalam air.

Bila ditilik kemampuan mesin, panser ini tidak jauh berbeda dengan panser-panser produksi Pindad sebelumnya. Hanya saja dengan penambahan beberapa pelat dan modifikasi beberapa bodinya, menjadikan berat kosong panser ini kurang lebih‎ 12 ton.

Karya anak bangsa yang keren ini diapresiasi Menteri Negara Urusan Luar Negeri India Jenderal (Purn) Vijay Kumar Singh. Pengakuan ini disampaikan Singh saat berada di kantor wakil presiden RI belum lama ini. Bahkan tidak menutup kemungkinan India di waktu yang akan datang memesan produk hasil inovasi para teknisi di Pindad ini.

Meskipun masih dalam tahap uji sertifikasi, tapi pencapaian sejauh ini menunjukkan Indonesia serius dalam upaya mewujudkan kemandirian industri pertahanan. Kita berharap suatu saat nanti Anoa Amphibious karya Pindad bisa berbicara banyak layaknya peluru SS1-V1 yang mampu menembus rompi anti peluru tentara Amerika Serikat. Jayalah Indonesiaku! Indonesia Keren!

"Artikel ini diikutkan dalam Kompetisi Menulis Kabar Baik GNFI #2"

Sumber : pindad.com, liputan6.com, kompas.com, indomiliter.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini