Di Tahun 1549, Indonesia Adalah Pencipta Transportasi Tercanggih

Di Tahun 1549, Indonesia Adalah Pencipta Transportasi Tercanggih
info gambar utama

Keberadaan moda transportasi begitu penting bagi kelangsungan hidup kita. Terbukti dengan tersedianya alat transportasi yang berada disetiap tempat. Namun,tahukah kamu, bahwa Indonesia sendiri telah membuat dan memiliki kendaraan tercanggih pada abad 15?

Rupanya pada abad ke 15, tepatnya pada tahun 1549 cucu Sunan Gunung Jati bergelar Panembahan Losari dibantu oleh seorang murid bernama Ki Nandaguna yang berada di Cirebon untuk membuat Kereta Kencana Singa Barong, kendaraan tercanggih yang dalam proses pembuatannya sudah menerapkan teknik kendaraan modern zaman sekarang.

Berdasarkan peneliti asal Belanda, menyatakan bahwa Kereta Kencana Singa Barong merupakan kendaraan tercanggih, terantik dan tercantik pada zaman tersebut karena orang-orang zaman tersebut belum memiliki pemikiran untuk menciptakan kendaraan yang telah menerapkan teknologi canggih.

Kereta Kencana Singa Barong ini dikatakan tercanggih pada abad 15 karena pada bagian badan kereta sudah menggunakan sistem per atau suspensi. Tidak hanya itu saja, ketika roda berputar bergerak maju maupun mundur, lidah sang naga akan menjulur keluar dan sayap bergerak seolah-olah mengepak.

Kendaraan ini merupakan gabungan dari tiga binatang dan penyimbolan agama pada zaman tersebut. Gabungan tersebut berupa belalai gajah yang menyimbolkan agama Hindu, kepala naga yang menyimbolkan agama Budha, dan badan burok yang menyimbolkan agama Islam.

Dulu kereta ini digunakan sebagai alat transportasi untuk keperluan Sultan, yang masih menggunakan empat kerbau bule untuk menarik kereta kencana. Namun, sejak 1942 kendaraan ini sudah tidak boleh digunakan dan kini kendaraan tercanggih ini, menjadi sebuah reflika yang terpajang di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Artikel ini diikutkan dalam Kompetisi Menulis Kabar Baik GNFI #2.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini