Kisah Kain Tenun Baduy dalam Film Dokumenter di London Fashion Week

Kisah Kain Tenun Baduy dalam Film Dokumenter di London Fashion Week
info gambar utama

Setelah unjuk gigi dalam London Fashion Week pada Februari 2017 kemarin, Lekat, salah satu clothing brand milik Indonesia berkesempatan menampilkan kisah perjalanan kain tenun Baduy ke kancah internasional pada tanggal 12 April pukul 20.00 sebagai tayangan perdananya.

info gambar

Brand yang mengedepankan warna, cerita, dan juga kejutan dalam setiap penampilanya, Amanda Indah Lestari merupakan Creative Director di balik LEKAT yang melekat di hati Indonesia. Sebuah kalimat yang menyatakan LEKAT is lasting, chic, and iconic dalam website mereka merupakan suatu fakta yang tak dapat dibantah. Pasalnya, jika Kawan melihat koleksi-koleksinya melalui website pun instagram mereka, tiga hal itu seperti terwakili dalam nilai-nilai tersebut.

Menampilkan kain tenun Baduy pada Londok Fashion Week bulan Februari lalu, Amanda mengatakan bahwa komitmen LEKAT dengan kain tenun Baduy di Indonesia. "Sejak awal berdirinya Lekat, kami sudah mengolah tenun Baduy. Karena tenun ini jarang dikenal orang padahal kainnya sendiri sangat indah," kata Amanda saat konferensi pers di Rumah Lekat, Rabu (8/2). Dia juga menambahkan "Indonesia adalah inspirasi saya. Eksplorasi kekuatan visual dan kisah budaya Indonesia melalui Lekat, terutama tenun Baduy.”

Tak hanya berhenti pada mengenalkan kain Baduy sebagai tenun asli Indonesia yang layak dikenal dunia sama seperti batik, Amanda bersama para penggiat seni di bidang film menggelar pemutaran perdana film dokumenter berjudul "Baduy-London Direct: a Fashion Documentery Film" di Fashion Nation, Senayan City, Rabu 12 April 2017 tadi malam.

LEKAT (instagram/lekatdihati)
info gambar

Seperti yang dilansir dalam wawancara dengan Kabare.co, keempat perempuan tersebut memaparkan terkait prosesnya dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Saat ditanya mengapa tertarik membawa kain tenun Baduy ke kancah internasional, Amanda mengatakan bahwa "keindahan tenunan tangan perempuan suku Baduy ternarasikan dalam desain-desain LEKAT. Kedekatan para perempuan Baduy dengan alam sangat melekat pada saya. Saya percaya bahwa fashion adalah masa depan sekaligus kunci kekinian bagi warisan masa lalu di setiap bansa. Untuk itu penting untuk memperkenalkan warisan ini."

Selain itu, terkait motivasi yang mendasari film dokumenter ini dibuat, Nia Dinata berujar bahwa keberlangsungan budaya dan kisah kerja keras dan kreativitas bangsa motivasi yang sangat berpengaruh pada generasi penerus nanti. Dengan terpilihnya LEKAT untuk mempersembahkan Indonesia di London Fashion Week, menurutnya ini merupakan eksplorasi perjalanan dan pelajaran dari Suku Baduy yang dapat diambil contoh dan manfaatnya. "Kisah perjalanan Baduy hingga ke London kami tata dalam sebuah film dokumenter fashion untuk menginspirasi pecinta mode, seni dan budaya Indonesia juga dunia," jelas Nia.

Nia juga menambahkan pentingnya film ini untuk ditonton generasi muda. "Yang jelas tonton saja dulu secara keseluruhan, film ini menjelaskan secara rinci perjalanan bran muda dari seorang fashion designer muda. Film ini memperlihatkan bagaimana sebuah perjuangan dilakukan, mulai dari proses kurasi hingga presentasi koleksi di fashion scout di London. Kami juga belajar mengaplikasikan aturan dan sistem yang baru yang mudah mudahan dapat bermanfaat," katanya.

Nia juga menuturkan bahwa banyak sekali pesan yang ingin disampaikan melalui film ini. Salah satunya adalah kekuatan desain Amanda Indah Lestari yang mampu menisik keintiman tenun tradisional suku Baduy dalam teknik tailoring, cutting dan coloring futuristik. Hal ini yang dinilai menarik bagi Fashion Scout di London.

Selain dipresentasikan di hadapan sekitar 500 undangan pada Fashion Scout di London Fashion Week, LEKAT juga mendekatkan dunia kepada Indonesia dalam ajang International Fashion Showcase (IFS). Pameran fashion show yang digelar oleh British Council selama London Fashion Week berlangsung ini mengedepankan kekuatan perancang busana muda dari berbagai belahan dunia. Koleksi LEKAT dikurasi untuk dipamerkan dihadapan lebih dari seribu undangan bersama para perancang muda dunia lainnya.

IFS dihadiri juga oleh icon-icon fashion dunia, salah satunya adalah Sarah Mower, Editor terkemuka majalah Vogue sehingga pesan ini sangat penting untuk disampaikan, bahwa Indonesia punya kekayaan budaya yang sangat luas.


Satu jam setelah penayangan perdana pada hari ini (12 April, pukul 20:00 WIB), film dokumenter ini akan ditayangkan secara online pada platform digital Visionare di www.visionare.id dengan subtitle bahasa Inggris. Penayangan film dokumenter ini merupakan upaya kami sebagai warga Indonesia yang ingin membagi perjalanan karya kreatifnya kepada dunia.

"Inspirasi kami adalah Indonesia, terutama tenunan dan para penenun Baduy. Kami ingin terus bergerak ke depan, supaya penerus-penerus budaya kita memiliki masa depan yang baik," pungkas Nia menutup saat ditanya tentang bagaimana film dokumenter ini bisa diakses.


Sumber: diolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini