Industri Alas Kaki Indonesia Salah Satu Terbesar Dunia

Industri Alas Kaki Indonesia Salah Satu Terbesar Dunia
info gambar utama

Alas kaki sudah menjadi salah satu sandang yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat dunia. Tidak bukan hal yang mengejutkan bila kemudian industri alas kaki dunia nilainya mencapai US$ 60,4 milyar. Sementara di Indonesia, belum banyak yang menyadari bahwa sektor industri alas kaki negeri ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Sebagaimana diberitakan ANTARA, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim bahwa pangsa pasar alas kaki Indonesia telah mencapai 4,4 persen. Indonesia berada di peringkat dibawah China, India, Vietnam, dan Brasil dengan produksi sebesar 660 juta pasang sepatu per tahun. Angka ini mengungguli negara-negara produsen sepatu lainnya seperti Thailand, Turki dan Meksiko berdasarkan data WorldAtlas.

Sedangkan data dari Trade Map menyebutkan bahwa angka ekonomi ekspor industri alas kaki di Indonesia telah mencapai US$5,01 miliar pada tahun 2016. Angka ini merupakan hasil pertumbuhan 3,3 persen dari US$ 4,85 milyar yang dicapai pada tahun 2015.

"Peningkatan kinerja ekspor alas kaki Indonesia tersebut melebihi pertumbuhan nilai ekspor dunia yang hanya 0,19 persen. Hal ini menunjukkan bahwa produk alas kaki dalam negeri memiliki daya saing di atas rata-rata dunia," kata Gati mengutip ANTARA, Minggu (21/5).

Industri alas kaki, produk kulit, dan pakaian tercatat memang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Industri ini berkontribusi sebesar sebesar Rp35,14 triliun atau 0,28 perse pada pos penerimaan negara pada tahun 2016.

Sementara itu Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E Ratna Utarianingrum, mengungkapkan bahwa pertumbuhan industri alas kaki terjadi karena tren fashion yang cepat berkembang.

"Pada 2020 nanti, pangsa pasar alas kaki nasional ditargetkan sebesar 10 persen ke pasar dunia. Kami optimistis bisa tercapai, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka semakin tinggi kebutuhan sepatu," katanya.

Tantangan besar ini sejatinya harus segera dijawab oleh para produsen alas kaki domestik. Sebab berdasarkan data Kemenperin, sebanyak 82 persen dari industri alas kaki nasional masih dilakukan secara skala kecil dan mikro berada di Provinsi Jawa Barat, seperti di Bogor, Bandung, dan Tasikmalaya, serta Jawa Timur yang meliputi Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, dan Magetan.

Selain itu kurangnya bahan baku kulit mentah karena pasokan dari domestik baru memenuhi sekitar 36 persen dari total kapasitas industri. Di lain sisi prosedur karantina untuk kulit dan pembatasan asal negara impor kulit juga menghambat penyerapan di tingkat produsen.


Sumber: ANTARA

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini