Sri Mulyani: Indonesia Diantara Negara-Negara dengan Ekonomi Terbaik G20

Sri Mulyani: Indonesia Diantara Negara-Negara dengan Ekonomi Terbaik G20
info gambar utama

Indonesia telah dipandang sebagai negara dengan tingkat perekonomian yang unggul. Hal tersebut terbukti berkat peran serta Indonesia dalam konferensi G20 yang berlangsung pada 7-8 Juli 2017 yang lalu di Baden-baden, Jerman. Sebuah forum perekonomian tingkat dunia yang berisikan negara-negara dengan tingkat ekonomi terbaik dunia. Indonesia telah masuk dalam forum ini sejak era presiden Susilo Bambang Sudhoyono bersama negara-negara seperti maju lainnya seperti Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Cina, Jerman, India dan banyak lainnya.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Deutsch Welle (DW), Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang mendapatkan banyak keuntungan dari populasi yang muda dan kebijakan fiskal yang efektif. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang melampaui negara di Eropa karena berada di wilayah yang paling dinamis yakni ASEAN.

Sri Mulyani juga pada DW, "Meskipun Eropa telah mengalami pertumbuhan, eropa masih mengalami kesulitan ekonomi setelah krisis finansial 2007-08. Negara-negara eropa juga mengalami masalah demografi seperti populasi yang menua dan (masalah) migrasi."

Walaupun Indonesia memiliki potensi, menteri perempuan yang sempat menjabat sebagai Direktur Bank Dunia tersebut menjelaskan bahwa Indonesia masih perlu banyak belajar dari Eropa. Salah satunya adalah dalam hal produkfitas teknis. "Eropa, khususnya Jerman, memiliki reputasi baik dalam hal kemampuan engineering, dan kompetensi teknik," jelas Sri Mulyani.

Oleh karena itu, Sri Mulyani melanjutkan bahwa kerjasama (cooperation) menjadi dibutuhkan antara Indonesia dengan eropa. Seperti dalam hal pelatihan vokasi, engineering dan sekolah teknik yang bisa ditawarkan oleh Jerman dan eropa pada Indonesia. Sedangkan Indonesia mampu menawarkan populasi yang muda dan bergairah yang terus tumbuh semakin kuat. "Kita bisa menciptakan hubungan perdagangan, investasi dan aliran modal yang saling melengkapi," urainya.

Perempuan kelahiran Bandar Lampung tersebut kemudian menekankan, karena alasan itulah Indonesia tidak memiliki alasan untuk melakukan proteksionisme. Sebagaimana presiden Indonesia, Joko Widodo telah memperingatkan bahwa praktek tersebut akan mengakibatkan perang perdagangan. "Indonesia mendapat keuntungan dari perdagangan. Pertumbuhan dan mengentaskan kemiskinan secara historis berhubungan dengan kemampuan untuk membuka diri dan mengambil keuntungan dari pasar dunia," kata menteri yang akrab dipanggil Ani tersebut.

Indonesia juga disebut mengalami banyak perubahan sejak mengalami krisis 1998. Sejak saat itu, Ani menjelaskan bahwa Indonesia mampu mengatur perekonomian Indonesia dengan lebih konsisten. Alasannya, indikator Makroekonomi menunjukkkan bahwa perekonomian Indonesia telah diatur lebih cermat. Indonesia saat ini memiliki peraturan kestabilan fiskal dan tidak boleh terjadi defisit (anggaran) hingga 3 persen. Rasio utang pada GDP (debt to GDP) harus di bawah 30 persen. "Menurut saya tingkat rasio tersebut sangatlah rendah bila dibandingkan dengan negara-negara di Eropa saat ini," jelasnya.

"Indonesia juga menjadi negara dengan pertumbuhan terbesar ketiga setelah India dan Cina (dalam daftar anggota G20). Dalam hal inflasi dan stabilitas, Indonesia juga mengesankan. Jika Anda melihat kebijakan fiskal kami, defisit dengan tingkat utang, kami diantara negara-negara G20 dengan utang terendah. Menurut saya Indonesia memiliki pondasi yang kuat. Itu mengapa pada pertemuan G20 Indonesia mampu menyuarakan kebijakan yang baik dan bekualitas untuk pertumbuhan yang inklusif," tambah Ani.

Berdasarkan performa ekonomi yang telah dicapai Indonesia Ani menyebut "Indonesia diantara negara-negara dengan ekonomi terbaik G20."

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini