Nostalgia dengan Permainan Tradisional di Hari Anak Nasional

Nostalgia dengan Permainan Tradisional di Hari Anak Nasional
info gambar utama

“Siapa yang tau permainan apa ini? Adakah yang bisa (memainkannya)?” tanya Presiden Jokowi saat menghadiri acara Hari Anak Nasional 2017 sembari menunjukkan gasing, seperti diberitakan Antara.

Kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia ke Pekanbaru, Riau bertepatan dengan Hari Anak Nasional. Presiden Jokowi pun menyempatkan hadir di Puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2017. Acara tersebut digelar di Gedung Daerah Pauh Janggi Gubernuran Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Dalam perayaan ini, banyak permainan tradisional yang ditampilkan seperti petak umpet, tarik tambang, dan ada juga anak-anak yang bermain tarik kulit pohon. Bahkan Presiden pun turut ikut serta dengan anak-anak yang bermain ular tangga.

Permainan tradisional Indonesia yang sekarang kurang diminati oleh anak-anak Indonesia kembali diperkenalkan. Permainan zaman dahulu banyak sekali mengajarkan pentingnya sebuah proses dan menyisipkan nilai-nilai kebaikan. Permainan Tradisional juga akan melatih anak dalam bersosialisasi dengan sekitarnya. Selain itu permainan tradisional juga sangat baik untuk melatih ketangkasan dan motorik anak.

Berikut beberapa manfaat permainan tradisional bagi tumbuh kembang anak:

1. Anak Belajar Sportifitas
Melalui permainan tradisional seperti congklak, anak belajar nilai sportif dimana anak belajar menerima kekalahannya atau kemenangan lawannya secara terbuka, bermain secara jujur dan menghargai lawannya. Orangtua bisa memberi apresiasi kepada anak terhadap pencapaian yang diperolehnya. Menang atau kalah bukan menjadi tujuan sebuah permainan tetapi hargailah anak kita karena ia bisa bersikap sportif.

2. Melatih kemampuan fisik anak
Permaianan tradisional seperti perbentengan, lompat tali membutuhkan banyak gerakan. Permainan ini sangat membantu motorik anak dalam melaraskannya dengan berkoordinasi dengan anggota tubuh lainnya. Aktivitas ini sangat membantu perkembangan kecerdasan kinestetik anak berhubungan dengan setiap gerakan gerakan anak .

3. Lebih bersosialisasi
Hampir semua permainan tradisional menekankan kebersamaan. Tanpa lawan atau teman, anak tidak bisa bermain suatu permainan. Itulah hebatnya permainan tradisional. Di sini anak belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain, tidak secara individual, belajar menunggu giliran, belajar berbagi dan belajar jujur dalam bermain.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

4. Menggali kreativitas
Beberapa permainan tradisonal seperti congklak dan membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk bali ternyata bisa mengasah kreativitas anak. Anak dilatih untuk menyusun strategi permainan agar bisa menang atau menciptakan permainan permainan baru dari bahan yang mudah ditemukan. Pada permainan tradisional, pemain dituntut lebih kreatif membuat peraturan permainan sendiri.

5. Belajar arti dari saling bekerja sama
Hampir semua permaianan tradisional dilakukan secara berkelompok. Pentingnya saling kerja sama dan membantu tim dalam meraih kemenangan wajib dilakukan. Pada permainan ini anak diajar agar tidak egois dan memberi kesempatan pada timnya agar sama sama mempunyai kesempatan dalam bermain.

6. Meningkatkan kepercayaan diri anak
Rasa percaya diri sangat dibutuhkan bagi setiap anak untuk masa depannya. Ketika memulai untuk bermain, tidak ada satu pun anak yang berharap akan kalah duluan, melalui permainan tradisional anak akan belajar mengeluarkan semua kemampuannya untuk menang dan mengalahkan lawannya. Rasa percaya diri inilah yang menjadi bekalnya kelak.

7. Belajar mengelola emosi
Pada saat bermain, anak akan meluapkan emosinya dengan berteriak, tertawa, dan bergerak. Keterampilan mengelola emosi secara tepat penting untuk dipelajari demi melatih kecerdasan emosional anak.

8. Mengajari anak untuk menghargai prestasi orang lain
Dalam beberapa permainan tradisional, anak dituntut untuk bisa menerima kekalahan tim jika timnya kalah. Menghargai kemenangan tim lawan membuat anak belajar untuk berbesar hati dan ikhlas.

9. Belajar bersikap demokratis
Pada permainan tradisional, anak-anaklah yang menentukan syarat dan ketentuan dalam bermain. Anak anak belajar berunding membuat keputusan siapa yang akan memulai permainan pertama. Anak juga berunding dalam membagi kelompok bermain.

Jadi, meskipun zaman telah berubah, akan lebih baik jika anak-anak sekarang diperkenalkan dengan permainan tradisional karena memperkenalkan permainan tradisional kepada anak artinya kita mengajarkan kepada anak untuk mengetahui nilai nilai luhur yang dimiliki bangsa ini dan menghargainya sebagai warisan bangsa.


Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AV
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini