Ciptakan Lemari Es Tanpa Listrik, Siswa SD Harumkan Indonesia di Kancah Dunia

Ciptakan Lemari Es Tanpa Listrik, Siswa SD Harumkan Indonesia di Kancah Dunia
info gambar utama

Meskipun masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), tidak menyurutkan semangat dua siswa SD Al Azhar 14 Semarang ini untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Dengan bermodal menciptakan lemari es tanpa listrik dua siswa SD ini berhasil meraih medali perunggu di Korea.

Melalui ajang World Creativity Festival yang diselenggarakan di Korea Advanced Institue and Technology (KAIST) di Daejon, Korea Selatan 17 hingga 18 Oktober 2015 lalu Arya Nardhana Syariendrar dan Sanika Putra Ramadhan berhasil menjadi tiga besar dan mengalahkan puluhan peserta dari delapan negara dalam ajang tersebut. Alat ciptaan mereka ternyata membuat peneliti dan dosen KAIST terkesima.

Alat yang dilombakan tersebut bahannya cukup sederhana yaitu stereofoam, pasir, dan air dingin. Lemari kotak dari stereofoam itu diutak-atik sehingga bisa menjadi lemari es dan bisa membuat sayuran bertahan hingga tujuh hari.

Ide tersebut berawal ketika Arya dan teman-temannya mengumpulkan informasi melalui internet dan menemukan bahwa pasir dapat menjaga suhu tetap stabil dalam waktu lama. “Lalu kami mengembangkannya dan membuat lemari es tanpa listrik,” tutur Arya

Bahan dan peralatan yang digunakan pun cukup mudah yaitu dengan menyiapkan boks yang terbuat dari sterofoam, kemudian dalam boks diletakkan kaleng biskuit untuk menyimpan buah atau sayur. Untuk menyempurnakan, sekelilingnya diberi pasir dan air dingin.

Penelitian yang dilakukan di rumah dan sekolah berhari-hari ini kemudian ditampilkan dalam ajang World Creativity Festival hingga akhirnya mereka dapat mempresentasikan karyanya di Korea.

Untuk menunjukkan jati diri Indonesia, sebelum dibawa ke Korea alat tersebut dimodifikasi menggunakan kain batik disekelilingnya. Tak lupa, Arya dan teman-temannya menggunakan baju adat jawa ketika presentasi di depan juri.

Putra dari mantan Wakil Walikota Semarang periode 2010-1025 ini mengaku tidak grogi ketika menjelaskan gagasannya ini meskipun menggunakan bahasa Inggris dan disaksikan oleh banyak mata dari berbagai negara.

Sempat mengalami kendala ketika materi powerpoint macet, namun dengan kefasihannya berbahasa Inggris Arya dapat mengalihkannya pada topik lain.

Arya Ketika Melakukan Presentasi Di Depan Juri
info gambar

Alat ciptaan Arya dan Sanika tersebut kini dikumpulkan di Korea Selatan. Belum ada keputusan apakah mereka akan mematenkan alat tersebut atau tidak, yang pasti dua siswa ini sudah mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional.


Sumber: detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini