Dari Tepuk Pramuka, Sumpah Setia, hingga Dasa Dharma. Semuanya Membuat Kita Jatuh Cinta

Dari Tepuk Pramuka, Sumpah Setia, hingga Dasa Dharma. Semuanya Membuat Kita Jatuh Cinta
info gambar utama

Satu sore beberapa hari lalu, saat perjalanan kembali dari Makassar menuju Jakarta, di Bandara Sultan Hasanuddin saya berjumpa dengan rombongan remaja dengan kaos seragam bertuliskan “Raimuna Nasional” di punggungnya. Mereka berkelompok, beberapa tampak lesehan di area keberangkatan, ada yang merapihkan ransel dan membantu mengecek barang bawaan temannya, sambil menunggu kawan-kawannya yang belum sampai. Wajah mereka berseri-seri.

Karena sedang terburu-buru, saya tidak sempat mencari tahu mau ke mana mereka pergi. Saya tahu mereka adalah Pramuka, dan setiap melihat Pramuka selalu saja kagum dibuatnya. Mereka adalah anak-anak muda (sebagian besar pasti usia sekolah) yang peduli, cakap, dan cekatan. Ah, saya jadi seperti melihat diri saya sendiri saat masih sekolah, berseragam dan berbaret coklat, dengan tanda-tanda kecakapan yang menempel di sana-sini, berhasduk merah putih, sambil membawa tongkat berbendera gambar tunas kelapa, alangkah bangganya. Dan melihat masih banyak anak-anak sekolah yang aktif ber-Pramuka, membuat saya merasa bahwa bangsa ini masih sangat banyak harapan yang bisa diandalkan. Buktinya, masih ada tunas-tunas muda seperti mereka.

Hari mulai gelap ketika saya tiba di Bandara Soekarno - Hatta. Di area kedatangan ternyata makin banyak remaja dengan baju seragam dengan tulisan Raimuna Nasional, meskipun dengan warna yang berbeda-beda. Asal mereka beragam, dari berbagai daerah di Indonesia. Baru ingatlah saya, saat itu adalah hari-hari menjelang peringatan Hari Pramuka.

Dan hari ini, Pramuka Indonesia tepat berusia 56 tahun. Pada hari ini juga, dibuka Raimuna Nasional yang ke-11, di Cibubur. Ribuan anggota Pramuka dari 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota berkemah, berkegiatan bersama, hingga 21 Agustus nanti.

Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak (rentang usia 16 - 20 tahun) dan Pramuka Pandega (21 - 25 tahun) dalam bentuk perkemahan besar. Di tingkat cabang (Kwarcab), Raimuna dilaksanakan dua tahun sekali, di tingkat Provinsi (Kwarda) sekali dalam tiga tahun, dan empat tahun sekali tingkat nasional (Kwarnas). Berasal dari bahasa Ambai, daerah Yapen Timur, Papua, Raimuna berarti sekelompok orang yang hidup dalam suatu kekuatan dengan dijiwai oleh daya kekuatan, bersemangat tinggi, dalam mencapai tujuan. Hebat sekali, bukan? Istilah-istilah dalam pramuka memang selalu sarat makna optimisme, selain terdengar unik.

Bagi kita yang pernah aktif di Pramuka, mungkin tidak semua pernah mengikuti Raimuna, karena untuk mengikutinya berarti harus aktif terus dalam kegiatan Pramuka sampai SMA dan atau Perguruan Tinggi. Tapi, kita semua pasti masih ingat - atau setidaknya pernah ingat - beberapa empat hal yang hanya ada di Pramuka berikut ini:

1. Tepuk Pramuka

Yang ini pasti tidak ada yang lupa. Selain khas dan mudah dihafal, ternyata tepuk Pramuka punya makna tersendiri. Kalau kita hitung, tepukannya berjumlah tiga belas. Angka itu melambangkan butir Dasa Dharma Pramuka yang berjumlah sepuluh, dan Tri Satya yang berjumlah tiga.

Barangkali ada yang benar-benar lupa, bisa coba klik tautan lagu Tepuk Pramuka berikut .

2. Sapaan dalam Pramuka

Pramuka selalu berjiwa muda, sampai kapanpun I Foto: bogor-today.com
info gambar

Pramuka tak pernah tua, begitulah kira-kira. Karena setua apapun usia anggotanya, selalu disapa Kak. Bukannya tak mengenal kata sapa Bapak atau Ibu, tapi di Pramuka semua dianggap berjiwa muda. Bahkan ketika yang mengajar dan menjadi pembina Presiden sekalipun, tetap disapa dengan sebutan Kakak Pembina.

3. Arti Kata Pramuka

Sri Sultan Hamengku Buwono IX I Foto: Istimewa
info gambar

Pramuka adalah nama untuk organisasi kepanduan di Indonesia, yang mulai diresmikan 14 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno. Kita sering mengenalnya sebagai singkatan dari Praja Muda Karana, artinya Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Konon, kata Pramuka pertama kali diperkenalkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1950-an, beliau mengambilnya dari kata Poromuko, yang berarti prajurit yang terdepan dalam suatu peperangan.

4. Janji Pramuka

Setiap anggota kepanduan di seluruh dunia pasti pernah mengucapkan sumpah atau Janji Kepanduan. Di Indonesia, janji ini disebut dengan Tri Satya Pramuka. Selain itu, anggota Pramuka juga mengenal 10 aturan yang wajib dipenuhi, yang disebut Dasa Dharma Pramuka.

Pramuka selalu siap membantu sesama. Termasuk ketika musim mudik lebaran I Foto: liputan6.com
info gambar

Untuk mengingatkan kembali, berikut adalah bunyi Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka.

Tri Satya Pramuka

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

  1. Menjalankan kewajibanku terhadap tuhan yang maha esa dan negara kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila
  2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
  3. Menepati Dasa Dharma

Dasa Dharma Pramuka

Pramuka itu :

  1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
  3. Patuh dan suka bermusyawarah
  4. Patriot yang sopan dan kesatria
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin terampil dan gembira
  7. Hemat cermat dan bersahaja
  8. Disiplin berani dan setia
  9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

***

Nah, betul kan, Pramuka memang hebat. Nilai-nilai gerakan kepanduan ini tak lekang oleh jaman. Berbahagialah siapapun yang pernah menjadi anggotanya. Semoga Pramuka terus lestari, karena Indonesia dan dunia akan terus membutuhkannya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Wahyu Aji lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Wahyu Aji.

Terima kasih telah membaca sampai di sini