"Di abad pertengahan, segenggam pala di Pasar Eropa dianggap lebih berharga dari sepeti emas. Monopoli bangsa arab dan perseteruan dalam perang salib membawa Eropa ke dalam perburuan menemukan pulau-pulau penghasil rempah. Perseteruan bangsa-bangsa terjadi akibat rempah-rempah. Kepulauan Banda yang saat itu menjadi satu-satunya tempat pohon-pohon pala tumbuh menjadi kawasan yang paling diperebutkan. Belanda bahkan rela melepas Nieuw Amsterdam (Mannhatan, New York) agar bisa mengusir Inggris dari kepulauan tersebut. Pembantain massal dan perbudakan pertama di Nusantara terjadi di Kepulauan Banda. Di sana pula, sebuah semangat kebangsaan dan identitas multikultural lahir menjadi warisan sejarah dunia."
Guna mengenang sejarah kejayaan Kepulauan Banda tersebut, salah satu produser Indonesia, Sheila Timothy mengangkat cerita Pulau Pala menjadi film dokumenter yang saat ini sedang tayang di 40 bioskop Tanah Air.
Film "Banda: The Dark Forgotten Trail” digarap oleh Jay Subiakto dengan dua narasi. Narasi Bahasa Indonesia akan dibacakan oleh aktor Reza Rahadian dan Narasi Bahasa Inggris akan dibacakan oleh Ario Bayu.
Dengan narasi bahasa inggris, nantinya film dokumenter ini akan dibawa ke festival internasional. Tujuannya adalah untuk mengabarkan kepada dunia tentang sejarah Kepulauan Banda yang pernah menjadi jalur rempah dunia pada masanya. Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga sudah mencanangkan untuk memutar film dokumenter ini di sekolah-sekolah nusantara khususnya di Pulau Banda agar para generasi muda dapat mengetahui lebih dalam tentang sejarah Pulau Banda.
Film ini diluncurkan pada tanggal 31 Juli. Tanggal 31 Juli ini sengaja dipilih oleh rumah produksi karena bertepatan dengan peringatan ke-350 tahun Perjanjian Breda atau Treaty of Breda yang mengubah peta sejarah dunia akibat rempah-rempah. Isi perjanjian utamanya yaitu Kerajaan Inggris harus angkat kaki dari Pulau Run, dan sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan yang menjadi koloninya kepada Inggris.
Tak hanya diangkat menjadi film, "Banda: The Dark Forgotten Trail” juga akan diadopsi ke sebuah komik agar dapat semakin mudah dinikmati.
Film karya anak bangsa semakin kesini semakin membawa harum Indonesia. Tak sedikit film produksi Indonesia yang sudah Go International. Semua berkat dukungan anak bangsa yang semakin menyadari pentingnya mencintai produk dalam negeri.
Sumber: The Jakarta Post | Kumparan | Yuk Kepo
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
