Industri Perbankan Indonesia yang Menarik Banyak Investor

Industri Perbankan Indonesia yang Menarik Banyak Investor
info gambar utama

Margin yang tinggi, pasar yang besar dengan penetrasi perbankan yang rendah, serta pertumbuhan ekonomi yang sehat. Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa Indonesia dianggap sebagai salah satu pasar paling menarik bagi institusi keuangan di Asia Tenggara.

Analis perekonomian internasional Moody's baru-baru ini jelaskan pandangannya tentang sistem perbankan Indonesia yang positif. Stabil jika ditinjau dari perbaikan lingkungan operasional negara, kualitas aset dan kelayakan kredit berdaulat menjadi bagian dari sentimen positif tersebut.

Pada CNBC, Presiden Direktur dan CEO Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa ia tidak melihat adanya penurunan margin atau profitabilitas dalam waktu dekat. Menurutnya, tidak terjadi kelebihan pembiayaan. Jika semua bank tumbuh pesat, dalam lima tahun ke depan kondisi pasar perbankan Indonesia akan sangat menjanjikan.

Memang ada resiko dalam sektor ini, yaitu pembiayaan makro ekonomi dan kredit yang mengancam industri. Hal ini sesuai dengan hasil Survei Perbankan Indonesia PwC pada 2017 ini. Namun CEO Perusahaan Asuransi Simpanan Indonesia Fauzi Ichsan meyakini bahwa tingkat resiko tersebut sudah sangat menurunan. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan oleh pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga komoditas.

Saat ini industri perbankan Indonesia menjadi salah satu yang paling menguntungkan di Asia Tenggara. Apalagi pemerintah berencana melakukan penggabungan (merger) dan akuisisi sejumlah bank, untuk menciptakan sistem perbankan yang lebih efisien.

Menurut Kartika, Indonesia harus memasang target akan masuknya 50-0 bank ke Indonesia dalam jangka panjang. Investor seperti Jepang, Cina dan Taiwan perlu membeli dan mengintegrasikan lebih banyak bank dalam negeri. Saat ini Indonesia miliki sekitar 120 bank umum yang beroperasi di berbagai daerah.

Salah satunya adalah melalui industri fintech.

Presiden Joko Widodo menarget pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Sebagian besar pertumbuhan itu bisa berasal dari teknologi keuangan. Laporan McKinsey tentang digitalisasi Indonesia mengatakan perusahaan fintech dapat menambahkan hingga 10 persen PDB ke ekonomi Indonesia pada 2025.

Ichsan mengatakan bahwa akan sulit membayangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 7 sampai 8 persen dalam beberapa tahun ke depan, sehingga negara harus "mengandalkan pembangunan infrastruktur dan ketika sampai ke sektor perbankan, fintech dapat memfasilitasi pertumbuhan."

Maraknya perusahaan fintech semakin intensif dan menantang ruang perbankan tradisional, namun ada banyak pelengkap, kata pemerintah.

Wirjoatmodjo menjelaskan bahwa "bank besar dapat merangkul teknologi dan mengubah cara kita memikirkan hubungan pelanggan, manajemen risiko dan bahkan arahan."

Pemimpin industri utama semuanya menggemakan sentimen yang sama bahwa perusahaan fintech tidak mengancam sistem perbankan. Sebenarnya, mereka mengatakan bahwa mereka ingin berinvestasi dan berkolaborasi dengan mereka.

Wirjoatmodjo kemudian menjelaskan bahwa sumber daya bank seringkali tegang dan "dengan berinvestasi, mereka memiliki akses langsung terhadap gagasan dan juga orang-orang yang dapat membangunnya." Oleh karena itu, akan jauh lebih efisien bagi mereka untuk berinvestasi di perusahaan fintech daripada membangunnya sendiri dari nol.

Selanjutnya, Vera Eve Lim, CFO Bank Danamon, menekankan bahwa kolaborasi dengan perusahaan fintech adalah kunci dan banknya benar-benar berusaha menggunakan teknologi untuk meningkatkan analisis data dan mengotomatisasi proses.

Satu hal yang pasti: Unicorn Fintech sudah mengincar sepotong kue, dan Adrian Gunadi, CEO Investree mengatakan bahwa kekhawatiran terbesarnya adalah perusahaan fintech asing yang masuk ke Indonesia.

"Mereka akan datang, dan kita harus siap," katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini