Satu Malam di Stadion Shah Alam

Satu Malam di Stadion Shah Alam
info gambar utama

(Catatan dari Fahmi M Nasir, supporter Indonesia yang menonton langsung pertandingan Malaysia vs Indonesia)

Indonesia memastikan diri lolos ke semifinal sepakbola Sea Games ke 29 di Kuala Lumpur setelah dalam pertandingan terakhir di penyisihan group B mengalahkan Kamboja dengan skor 2-0. Indonesia lolos setelah dalam satu pertandingan yang menentukan antara Thailand dan Vietnam berkesudahan dengan skor telak 3-0 untuk kemenangan juara bertahan Thailand.

Hasil itu mengantarkan Thailand lolos sebagai juara group B dan akan berhadapan dengan Myanmar sebagai runner up group A. Indonesia sebagai runner up group B akan berhadapan dengan tuan rumah Malaysia yang sudah lebih dahulu memastikan diri lolos sebagai kampiun di groupnya setelah mencatat prestasi sempurna memenangi semua pertandingan yang mereka lakoni.

Laga antara Malaysia vs Indonesia ini segera saja mendominasi pemberitaan berbagai media di kedua negara ini yang secara otomatis disambut dengan antusias oleh penggemar bola di kedua negara yang secara historisnya menjadi 'musuh tradisi' sepanjang sejarah sepakbola kedua negara ini.

Bagi kami yang sementara ini tinggal di negara jiran ini, sudah tentu kami juga sangat antusias untuk bisa menyaksikan secara langsung pertandingan ini di Stadion Shah Alam yang menjadi venue untuk partai semifinal antara Malaysia dengan Indonesia.

Walian berpose bersama suporter Indonesia | Tribun Jateng
info gambar

Saya dan beberapa rekan-rekan memutuskan untuk tidak melewatkan laga penuh gengsi ini. Segera saja kami mencoba untuk mendapatkan tiket pertandingan itu secara on line, sayang kami gagal karena alokasi tiket secara on line rupanya sudah terjual semuanya.

Pilihan yang ada hanyalah membeli tiket secara langsung ke Stadion Shah Alam. Bagi kami yang memiliki komitmen awal dengan tugas-tugas di kampus atau pekerjaan lain tentunya sedikit sukar untuk melakukan hal itu. Pilihan yang paling logis adalah meminta tolong rekan kami warganegara Malaysia yang kebetulan juga mahu mengantri membeli tiket secara langsung.

Akibatnya, tiket yang kami dapatkan itu membuat kami harus duduk bersama-sama dengan pendukung Malaysia karena tiket kami itu sebenarnya dialokasikan untuk warga Malaysia.

Sementara itu, 'build up' pemberitaan menjelang laga semakin memanas. Bahkan tidak sedikit yang meramalkan akan terjadinya kerusuhan baik antara pemain di lapangan ataupun pendukung di luar lapangan. Kondisi ini mungkin didasari pada rivalitas yang tinggi antara kedua negara ditambah dengan kesalahan fatal cetak bendera Indonesia di buku program Sea Games kali ini.

Mahu tidak mahu, kami juga sedikit was-was dengan keadaan ini. Apalagi saya berencana untuk kembali membawa anak-anak untuk laga semifinal Sea Games yang berlangsung di depan mata.

Tensi yang tinggi itu disejukkan oleh pernyataan kedua kubu dalam konferensi pers yang menyeru kepada pemain dan pendukung kedua kesebelasan untuk menjunjung tinggi sportivitas di dalam dan di luar lapangan.

Pada hari H, sejak siang hari pendukung kedua kesebelasan sudah berangkat menuju ke tempat pertandingan. Di luar stadion juga sudah banyak tenda-tenda yang didirikan oleh pedagang dadakan untuk menjual pernak-pernik kedua tim seperti kostum, syal, ikat kepala, bendera serta pernak-pernik Sea Games lainnya.

Stadion yang berkapasitas 80,000 orang itupun sudah dipenuhi oleh pendukung dari kedua tim kira-kira satu jam sebelum pertandingan berlangsung. Suasana dalam stadion itu begitu gegap gempita oleh nyanyian dan teriakan yel-yel dukungan oleh masing-masing pendukung.

Pendukung Indonesia yang hanya mendapat alokasi tiket untuk 10,000 orang saja ternyata juga cukup bergemuruh dalam meneriakkan yel-yel dukungan membakar semangat Garuda Muda. Gemuruh suara pendukung setia Indonesia itu tidak kalah dengan suara pendukung tuan rumah Malaysia.

Pemain Indonesia memasuki lapangan | Tribunnews
info gambar

Suasana stadion yang gegap gempita semakin membahana ketika pemain dari kedua tim melakukan pemanasan. Pemain kedua kesebelasan pun tampak begitu antusias melakukan sesi pemanasan dan tidak sabar untuk terus memulai pertandingan ini.

Ketika pertandingan dimulai, pemain dari kedua tim langsung menunjukan performa terbaik mereka. Saya melihat kali ini Indonesia tampil jauh lebih baik dibandingkan ketika tampil di babak penyisihan walaupun tidak diperkuat tiga pemain inti yang terkena hukuman akumulasi kartu kuning. Kali ini permainan mereka terancang dengan rapi, seranganpun dilakukan dengan terencana dalam skema permainan yang sudah diatur oleh sang pelatih, Luis Milla.

Malaysia sendiri juga berhasil menampilkan permainan yang lebih baik dibandingkan ketika melakoni laga di babak penyisihan.

Performa yang sangat baik dari kedua tim ini ditambah lagi dengan keberhasilan mereka mengontrol emosi sepanjang laga membuat kedua tim betul-betul menyajikan sebuah tontonan yang berkelas bagi 80,000 penonton yang memadati Stadion Shah Alam dan jutaan penonton lainnya melalui layar televisi ataupun yang menonton secara 'Live Stream'.

Secara keseluruhan laga semifinal itu berlangsung seimbang. Kedua tim sama-sama memiliki peluang yang matang untuk mencetak gol. Hanya kekurangtajaman striker kedua tim inilah yang membuat pertandingan masih berkedudukan kacamata alias kosong-kosong sampai menit ke 85.

Pada menit ke 86, berawal dari tendangan sudut, Malaysia berhasil memecahkan kebuntuan dengan sundulan kepala striker mereka Thanabalan Nadarajah yang tidak dapat diselamatkan oleh kiper Indonesia, Satria Tama.

Gol yang mengantarkan kemenangan Malaysia ini disambut dengan gegap gempita oleh pemain dan pendukung Malaysia.

Pendukung Indonesia pula, setelah terdiam sesaat, kemudian kembali meneriakkan dukungan kepada timnas untuk dapat mencetak gol balasan di waktu yang tersisa.

Sayang sampai wasit meniupkan pluit panjang tanda pertandingan usai, Indonesia gagal membobol gawang Malaysia.

Ketika pertandingan usai, pemain Indonesia terus telungkup di lapangan hijau. Ada yang menangis sedih karena mereka tersingkir di semifinal dan gagal mempersembahkan kemenangan kepada seluruh rakyat Indonesia. Pendukung Indonesia walaupun kalah masih terus meneriakkan dukungan pertanda mereka pun bangga dengan perjuangan para pemain yang sudah memberikan yang terbaik dalam laga itu.

Sesaat setelah eforia merayakan kemenangan, pemain-pemain dan official Harimau Muda Malaysia segera saja merangkul dan menghibur pemain timnas Garuda Muda. Melihat sportivitas yang ditunjukan oleh kedua tim ini, segera saja seluruh penonton memberikan teriakan dan aplaus yang membahana pertanda mereka menghargai kedewasaan yang ditunjukkan oleh kedua timnas itu.

Saya amati semua penonton sangat puas hati dengan kualitas tinggi yang ditunjukkan oleh Harimau Muda dan Garuda Muda sehingga banyak yang menyebutkan laga ini adalah pertandingan terbaik sepanjang Sea Games kali ini berlangsung.

Iya, laga antara Malaysia dan Indonesia itu memang betul-betul mencerminkan kalau laga ini merupakan ajang semifinal. Bahkan laga seperti tadipun, bagi saya, layak ditasbihkan sebagai laga final.

Bagi saya pribadi, ajang semifinal ini merupakan kesempatan untuk pertama sekali membawa anak saya yang kedua, Zafir Muda Kamil, ke stadion, setelah sebelumnya hanya anak yang pertama, Muhammad Aqsa Rayyan, yang sudah merasakan bagaimana suasana menonton sepakbola secara langsung.

Bagi saya dan Zeldi Suryady yang berasal dari Grong-Grong, Pidie, kemarin juga menjadi semacam ajang nostalgia karena bisa menonton bersama-sama dengan sahabat kami, Abdul Razak Ricardo dari Timor Leste. Bisa dibayangkan bagaimana serunya warga Indonesia asal Aceh bersama dengan rekan dari Timor Leste yang beristerikan orang Malaysia menonton bola antara Malaysia vs Indonesia, duduk di antara pendukung Malaysia sambil memberikan dukungan kepada kedua tim itu baik Indonesia atau Malaysia.

Akhir kata, terima kasih Garuda Muda dan tahniah untuk Harimau Muda.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini