Beda Daerahnya, Beda Flora Identitasnya

Beda Daerahnya, Beda Flora Identitasnya
info gambar utama

Apabila melati, anggrek bulan dan bunga bangkai adalah flora identitas Indonesia, lalu adakah flora identitas setiap daerah?

Selain simbol flora nasional, ada juga lambang flora daerah yang melambangkan tiap-tiap provinsi Indonesia. Keanekaragaman hayati yang dimiliki Negara Indonesia membuat setiap provinsi memiliki simbol flora identitasnya masing-masing. Berbagai flora yang melambangkan tiap provinsi di Indonesia selanjutnya dikelompokkan ke dalam daftar flora identitas provinsi. Bahkan daftar flora identitas provinsi telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah. Berikut beberapa flora yang termasuk dalam daftar flora identitas provinsi:

  • Bunga Jeumpa (Michelia champaca) – Aceh

Magnolia champacasyn. Michelia champaca cempaka wangi adalah tanaman pohon hijau abadi yang memiliki bunga berwarna putih atau kekuningan. Bunga ini dikenal luas sebagai sumber wewangian. Bunga yang masih kuncup biasa menjadi hiasan rambut atau diletakkan pada mangkuk berisi air sebagai pengharum ruangan. Aromanya menjadi komponen utama salah satu parfum dari Prancis, Joy. Nama “cempaka” sendiri diambil dari sansekerta. Sedangkan rakyat aceh biasa menyebutnya Bungöng Jeumpa Gadéng.

  • Kantil (Michelia alba) – Jawa Tengah

Kantil atau cempaka putih merupakan tumbuhan yang biasa digunakan sebagai sesajian atau hiasan untuk para pengantin. Tumbuhan ini dikenal di Indonesia dan beberapa Negara tetangga karena kuncup bunganya sering kali digunakan untuk upacara tradisional atau ritual tertentu. Nama kantil dalam bahasa Jawa artinya menggantung. Bunga Kantil mempunyai makna ritual yaitu kemantil-kantil yang artinya selalu ingat dimanapun berada atau tetap mempunyai hubungan yang erat walaupun alamnya sudah berbeda. Filosofi inilah yang menjadikan kebanggaan bagi masyarakat Jawa. Nama kantil juga sering kali digunakan untuk beberapa wilaya administratif di Indonesia.

  • Kasturi (Mangifea casturi) – Kalimantan Selatan

Mangga kasturi atau Mangifea casturi merupakan buah endemik Kalimantan Selatan. Pohon mangga kasturi bisa mencapai tinggi 25 m dengan diameter batang ± 40 – 115 cm. Buah kasturi kenampakannya mirip dengan buah mangga tetapi berukuran kecil. Dari 31 jenis marga Mangifera yang ditemukan di Kalimantan, 3 jenis diantaranya bersifat endemik. Mangga kasturi adalah tumbuhan endemik khas Kalimantan Selatan yang keberadaannya terancam punah. Mangga ini diketahui hanya hidup dan tumbuh secara alami di kebun hutan dan atau kawasan konservasi lain, namun tidak ditemukan lagi di habitat asli.

  • Buah Merah (Pandanus conoideus) – Papua

Buah merah adalah jenis buah tradisional Papua. Masyarakat Wamena biasa menyebutnya kuansu. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 16 meter. Bagi masyarakat di Wamena, Buah Merah disajikan untuk makanan pada pesta adat bakar batu. Namun, banyak pula yang memanfaatkannya sebagai obat. Secara tradisional, Buah Merah dari zaman dahulu secara turun temurun sudah dikonsumsi karena berkhasiat banyak dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti mencegah penyakit mata, cacingan, kulit, dan meningkatkan stamina. Buah yang banyak ditemukan di Jayapura, Manokwari, Nabire dan Wamena ini telah diamati oleh ahli gizi dari Universitas Cendrawasih. Hasil penelitian buah merah mengandung banyak antioksidan di dalamnya.

  • Eboni (Diospyros celebica) – Sulawesi Tengah

Eboni atau kayu hitam Sulawesi adalah jenis penghasil kayu mahal. Nama ilmiah Diospyros celebica diturunkan dari kata “celebes” yang merupakan sebutan lama Pulau Sulawesi dalam bahasa Inggris. Tanaman ini merupakan tumbuhan endemic dari Sulawesi. Tinggi tanaman dapat mencapai 40 meter dengan diameter sebesar 1 meter. Pohon dengan penghasil kayu kualitas terbaik ini memiliki warna coklat gelap, kehitaman atau hitam kemerahan. Kayu hitam Sulawesi umumnya digunakan sebagai mebel, ukir-ukiran, patung dan alat musik. Kayu ini telah diekspor ke luar negeri semenjak abad ke-18. Pasar utamanya adalah Jepang, sedangkan pasar sekunder adalah Eropa dan Amerika Serikat. Ekspor kayu ini mencapai puncaknya pada tahun 1973 dengan jumlah sekitar 26,000 m3.

Selain flora yang telah disebutkan, masih banyak flora yang berperan sebagai identitas provinsi di Indonesia antara lain:

  1. Sumatera Utara - Kenanga (Cananga odorata)
  2. Sumatera Barat - Murbei (Morus macroura)
  3. Riau - Nibung (Oncosperma tigillarium)
  4. Kepulauan Riau - Sirih (Piper betle)
  5. Jambi - Pinang Merah (Cyrtostachys renda)
  6. Sumatera Selatan - Duku (Lansium domesticum)
  7. Bengkulu - Rafflesia Arnoldii (Rafflesia Arnoldii)
  8. Kepulauan Bangka Belitung - Nagasari (Palaquium rostratum)
  9. Lampung - Bunga asar (Mirabilis jalapa)
  10. Banten - Kokoleceran (Vatica bantamensis)
  11. DKI Jakarta - Salak condet (Salacca edulis)
  12. Jawa Barat - Gandaria (Bouea macrophylla)
  13. DI Yogyakarta - Kepel (Stelechocarpus burahol)
  14. Jawa Timur - Sedap malam (Polyanthes tuberosa)
  15. Kalimantan Barat - Tengkawang tungkul (Shorea stenoptera)
  16. Kalimantan Tengah - Tenggaring (Nephelium lappaceum)
  17. Kalimantan Timur - Anggrek hitam (Coelogyne pandurata)
  18. Sulawesi Utara - Longusei (Ficus minahasae)
  19. Gorontalo - Gofasa, gupasa (Vitex cofassus)
  20. Sulawesi Tenggara - Anggrek serat (Dendrobium utile)
  21. Sulawesi Barat - Cempaka hutan kasar (Elmerrillia ovalis)
  22. Sulawesi Selatan - Lontar (Borassus flabellifer)
  23. Bali - Majegau (Dysoxylum densiflorum)
  24. Nusa Tenggara Barat - Ajan kelicung (Diospyros macrophylla)
  25. Nusa Tenggara Timur - Cendana (Santalum album)
  26. Maluku - Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)
  27. Maluku Utara - Cengkeh (Syzygium aromaticum)
  28. Papua Barat - Matoa (Pometia pinnata)

Flora-flora tersebut ditetapkan sebagai simbol daerah karena ciri khas dan perseberannya di masing-masing daerah. Bahkan beberapa flora menjadi salah satu produk utama di daerahnya dan dapat dikenal di seluruh manca negara.


Sumber: Wikipedia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini