Damar Kurung, Lentera Tua yang Bercerita

Damar kurung, ikon tertua dari kota Gresik, memiliki berbagai fungsi tidak hanya sekedar tradisi. Karakteristiknya yang unik memiliki kekerabatan dengan lentera Jepang yang biasa disebut Andon. Berbentuk kubus dengan empat sisi, dilapisi dengan kertas dengan gambar dua dimensi dan memiliki hiasan pada atas rangkanya berbentuk segitiga siku-siku kembar yang membentuk huruf “M”. Tokoh seniman Damar kurung yang populer adalah Masmundari.

Lentera ini digunakan sebagai tradisi warga muslim untuk menyambut lailatul Qodar pada bulan Ramadhan dengan menggantungkannya di depan rumah. Bahkan awalnya damar kurung hanya dibuat oleh kalangan keluarga Masmundari, tetapi sejak adanya Festival Damar Kurung pada tahun 2012 muncullah banyak jasa dan outlet penyedia damar kurung. Damar kurung sendiri mengalami banyak perkembangan, dari yang terbuat dari mika akrilik, lukisan berfigura, lampu tidur, hingga desain pada kaos. Belakangan ini, damar kurung digunakan sebagai penerang jalan raya nasional dan taman kota yang dibuat oleh pemerintah Gresik.

Motif damar kurung sangat beragam, mulai dari festival pasar bandeng yang sangat terkenal di kota Gresik, suasana sholat Terawih dan nuansa ramah tamah lebaran. Terlihat orang-orang yang dilukis pada motif tersebut sedang gembira laksana suasana ramadhan yang sebenarnya seolah sedang bercerita.

Setiap tahunnya digelar Festival Damar Kurung untuk mengembalikan fungsinya yang sesungguhnya. Contohnya saja pada tahun 2017 ini, festival dengan tema “Cahaya Kota Kenangan” ini diadakan pada tanggal 16-18 Juni di atas Bukit Putri Cempo. Festival Damar Kurung ke-6 ini mengembalikan nostalgia masyarakat akan damar kurung dengan menyaksikan 125 damar kurung yang menghiasi langit Bukit Makam Putri Cempo di Desa Ngargosari Kebomas, Gresik. Selain itu, dengan diadakannya festival ini, tujuan yang sebenarnya akan tercapai yakni memasyarakatkan damar kurung kepada khalayak umum.