Mengapresiasi Teknologi Penting yang Menjadi Penentu Kemerdekaan Indonesia di Tahun 1945

Mengapresiasi Teknologi Penting yang Menjadi Penentu Kemerdekaan Indonesia di Tahun 1945
info gambar utama
Teknologi komunikasi nyata-nyata mampu untuk mengubah sejarah sebuah bangsa. Indonesia di pertengahan abad 19 merupakan salah satu negara yang meraih kemerdekaan akibat adanya teknologi telekomunikasi. Teknologi itu adalah teknologi radio. Berkat perangkat siaran yang mengandalkan gelombang sinyal tersebut para anak bangsa mengetahui kekalahan Jepang di perang dunia II yang kemudian menjadi momentum penting kemerdekaan.

Sejarah Radio di Indonesia sendiri terbilang panjang. Sebab teknologi radio telah ada sejak ditemukan oleh Guglielmo Marconi yang kemudian disempurnakan oleh Lee De Forest dari Amerika Serikat di tahun 1916, satu abad yang lalu. Indonesia yang kala itu berada di bawah genggaman kolonial Belanda telah memiliki berbagai macam teknologi maju meski masih digunakan untuk kepentingan kolonial.

Stasiun radio pertama di Indonesia tercatat berdiri pada 1933 di Solo bernama Solosche Radio Vereeniging yang kemudian disusul dengan aturan penyiaran radio yang terbit pada tahun 1934. Sejak saat itu budaya radio terus berkembang di Indonesia, menyiarkan berbagai program seperti hiburan, pidato, ataupun pengumuman pemerintah Belanda.

Kedatangan Jepang ke Indonesia beberapa tahun kemudian membuat seluruh stasiun radio utama yang ada di Indonesia bepindah tangan dan beralih fungsi. Meski tetap mengudara, radio di masa tersebut dikuasai militer Jepang dan banyak digunakan untuk kebutuhan militer.

Keakraban masyarakat Indonesia dengan radio pula lah yang kemudian menjadi momentum penting kemerdekaan Indonesia. Di tahun 1945, para pemuda Indonesia terus menyimak bagaimana posisi Jepang di perang dunia II. Hingga kemudian pada 14 Agustus 1945 siaran radio BBC milik sekutu menyebutkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat akibat pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Pada momen itulah para pemuda menyadari bahwa itu saatnya untuk melakukan proklamasi kemerdekaan.

Kalangan pemuda yang mengetahui kabar kekalahan Jepang mendesak para generasi senior seperti Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun rupanya kalangan senior ragu akibat adanya sensor oleh pihak Jepang sehingga kelalahan Negeri Matahari Terbit masih simpang siur. Selain surat kabar di masa genting tersebut belum memberitakan. Tak pelak, peristiwa Rengasdengklok terjadi dan mendesak terjadinya proklamasi. Prosesi proklamasi kemerdekaan Indonesia berhasil dilakukan pada 17 Agustus 1945.

Dua hari kemudian seluruh stasiun radio Jepang dihentikan kegiatannya. Di masa-masa inilah kemudian sarana siaran pertama Indonesia berdiri, tepatnya pada 11 September 1945 Radio Republik Indonesia (RRI) lahir setelah adanya rapat oleh para anak bangsa yang pernah menjadi operator radio Jepang dan melahirkan Tri Prasetya RRI. Sejak saat itu, RRI menjadi radio kebanggaan bangsa dan telah menyiarkan berbagai berita. Bersama dengan surat kabar, radio menyiarkan berita kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru dunia.

Kini radio mungkin memang kalah pamor dengan teknologi-teknologi siaran yang lebih canggih dan berkualitas. Namun satu hal yang pasti tanpa Radio, mungkin tidak ada yang bisa mengetahui bagaimana nasib bangsa Indonesia saat ini. Radio di masa kemerdekaan RI jelas menjadi teknologi penting yang membangun sejarah dan menyatukan bangsa ini. Selamat hari Radio Nasional!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini