Dari yang Seru Hingga yang Seram, Inilah 7 Tradisi Unik di Indonesia Menyambut Tahun Baru Islam

Dari yang Seru Hingga yang Seram, Inilah 7 Tradisi Unik di Indonesia Menyambut Tahun Baru Islam
info gambar utama

Tahun Baru Hijriah yang merupakan tahun baru umat islam jatuh pada hari ini (21/09) atau tepatnya 1 Muharram 1439H. Sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbanyak di dunia, setiap tahunnya masyarakat Indonesia selalu merayakan perhelatan tersebut dengan berbagai tradisi dan ritual.

Mengingat keanekaragaman budaya di seluruh Nusantara, beberapa daerah di Indonesia juga punya tradisi untik tersendiri untuk merayakan Tahun Baru Hijriah. Tradisi dan ritual tersebut menjadi unik karena hanya dapat dijumpai setahun sekali. Berikut ini adalah beberapa tradisi unik yang dilakukan di beberapa daerah Indonesia dalam rangka menyambut momentum pergantian tahun tersebut:

  1. Pesta Mappanretasi
Pesta Mappanretasi | Tribunnews
info gambar

Para nelayan di daerah pesisir pantai Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki budaya sendiri untuk memeriahkan tahun baru Islam yang disebut Mappanretasi. Ritual ini merupakan bentuk syukur nelayan yang pergi ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara untuk mencari ikan dan dapat kembali ke kampung dalam keadaan selamat. Selain itu, tidak hanya nelayan di Kabupaten Pinrang saja yang datang mengikuti pesta tersebut melainkan ada nelayan dari luar Pinrang. Pada rangkaian kegiatan tersebut perahu nelayan yang sudah dihiasi akan mengikuti konvoi bersama ratusan masyarakat dengan melantunkan lagu-lagu dan memainkan musik daerah.

  1. Kirab Kebo Bule Kraton Surakarta
Kirab Kebo Bule Malam Satu Suro di Solo | maioloo.com
info gambar

Pada malam 1 Muharam atau 1 Suro di Surakarta, pihak keraton dan warga menggelar tradisi kirab pusaka yang tidak hanya diiringi oleh para abdi dalem tetapi juga oleh enam ekor kerbau istimewa yang berwarna putih. Dalam tradisi ini beberapa ekor kebo bule (kerbau berwarna putih) diarak keliling kota. Kerbau-kerbau ini dipercaya sebagai turunan Kebo Bule Kyai Slamet dan dianggap keramat.

Kerbau-kerbau tersebut berperan sebagai Cucuking Lampah (pemandu kirab) dan diikuti oleh para kerabat keraton yang membawa pusaka. Baru kemudian di barisan belakang ada masyarakat Solo dan sekitarnya. Kirab ini biasa digelar pada tengah malam, biasanya masyarakat sudah berkumpul di tepi jalan yang dilewati rombongan kirab. Selain itu, yang paling menarik dan unik dari tradisi ini adalah ketika orang-orang saling berebut berusaha menyentuh atau menjamah tubuh kebo bule dan berebut mendapatkan kotorannya. Pasalnya, konon kotoran tersebut dapat membawa berkah.

  1. Festival Tabot di Bengkulu
Festival Tabot | portalsatu.com
info gambar

Acara ini merupakan suatu upacara tradisional yang diselenggarakan di Bengkulu dalam menyambut perayaan tahun baru Hijriyah yang mana pelaksanaannya mulai tanggal 1 hingga 10 Muharram. Pada awalnya, upacara ini digelar untuk mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali Abu Thalib dalam perang. Upacara Tabot masih mendapat pengaruh dari upacara Karbala di Iran.

Perayaan ini telah dilakukan sejak tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal juga sebagai Imam Senggolo. Masyarakat kota Bengkulu percaya apabila perayaan ini tidak mereka selenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila perayaan Tabot ini penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.

  1. Tradisi Ledug Suro di Magetan
Tradisi Ludug Suro | Tribunnews
info gambar

Pada tahun baru hijriah, masyarakat Magetan menggelar tradisi Ledug Suro dengan ngalub berkah bolu rahayu. Tradisi ini dipercaya dapat membawa rizki. Sama seperti tradisi 1 Suro lainnya, Ledug Suro sangat dinanti-nati warga. Upacara ini diawali dengan kirab Nayoko Projo dan Bolu Rahayu yang nantinya menjadi sasaran rebutan warga. Pasalnya, bolu rahayu tersebut dipercaya mendatangkan berkah.

  1. Tradisi Mubeng Beteng di Kraton Yogyakarta
Tradisi Mubeng Benteng | Beritagar.id
info gambar

Tradisi lain yang dilakukan dalam perayaan menyambut tahun baru Hijriyah adalah ritual Lampah Mubeng atau Mubeng Benteng. Tradisi Mubeng Beteng merupakan simbol refleksi dan instropeksi diri orang Jawa pada malam 1 Sura. Ritual mubeng benteng ini dilaksanakan dengan berkeliling kawasan kompleks keraton pada malam hari sebagai wujud dari bentuk perenungan untuk selalu melakukan instropeksi diri. Selama mengelilingi benteng dalam ritual ini, semua peserta harus melakukan tapa bisu (tidak berbicara ataupun bersuara) serta tidak makan, minum, atau merokok. Ritual tradisi ini dibuka untuk umum dan siapa saja juga boleh turut mengelilingi kompleks keraton. Dalam mengelilingi benteng, jarak yang ditempuh mencapai lima kilometer.

  1. Tradisi Ngumbah Keris
Tradisi Ngumbah Keris | Tribunnews
info gambar

Ngumbah Keris atau mencuci keris merupakan tradisi masyarakat Jawa yang cukup sakral dan dilakukan hanya waktu tertentu. Biasanya tradisi ini hanya dilakukan sekali dalam satu tahun yakni pada bulan Suro. Bulan Suro dipilih karena dianggap bulan keramat, dan dipercayai dapat menambah kekuatan ghaib sebuah keris

  1. Tradisi Bubur Suro di Jawa Barat
Tradisi Bubur Suro | okezone.com
info gambar

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat dalam rangka menyambut bulan Muharram sekaligus sebagai bentuk peringatan atas wafatnya cucu Nabi Muhammad di medan peperangan. Pada pagi hari pada tanggal sepuluh Muharram, seluruh rumah penduduk menyiapkan bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah yang dikenal sebagai bubur suro. Bubur ini nantinya akan dibawa ke masjid terdekat dengan beberapa makanan lainnya.


Sumber: Tribunnews

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini