Bantuan kemanusiaan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk pengungsi di Rakhine State, tiba di Myanmar, Kamis (21/9/2017).
Bantuan kemanusiaan yang dibawa menggunakan dua unit pesawat Hercules C-130 itu, mendarat di Bandara Internasional Yangon, Myanmar, pukul 13.45 waktu setempat.
Komandan Satuan Tugas Civic Mission TNI AU Marsma Nanang Santoso dan rombongan, disambut Atase Pertahanan RI untuk Myanmar, Kolonel (Kav) TNI Tri Handaka.
Tak lama kemudian, rombongan pembawa bantuan kemanusiaan disambut oleh Duta Besar RI untuk Myanmar, Ito Sumardi.
Bersama Ito, hadir juga Dirjen Kementerian Sosial, Bantuan, dan Pemukiman Kembali Pemerintah Myanmar, U Ko Ko Naing dan rombongan.
"Bantuan ini bisa terlaksana karena sudah dibuka jalurnya yaitu melalui pembicaraan antara Ibu Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) dengan Aung San Suu Kyi dan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar," ujar Ito kepada wartawan, Kamis (21/9/2017) waktu Myanmar.
Ito pun menyampaikan apresiasi atas bantuan dan kepedulian rakyat Indonesia terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State.
"Ini adalah salah satu wujud nyata dari upaya pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian dalam hal krisis kemanusiaan yang ada di sini," ungkapnya.
Dia meyakini jika bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia akan diterima dengan baik oleh para pengungsi. Mengingat, selama ini Myanmar menganggap Indonesia sebagai negara yang tulus membantu tanpa pamrih.
"Ini adalah momentum yang sangat penting buat komunitas internasional melihat keseriusan Indonesia membantu Myanmar," ujar Ito.
Untuk diketahui, pemerintah Indonesia pagi ini mengirimkan bantuan kemanusiaan sebesar kurang lebih 20 ton ke Myanmar. Sekitar pukul 11.00 WIB, dua pesawat Hercules bertolak menuju Myanmar melalui Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh.
Kedua pesawat tersebut membawa sejumlah bantuan kemanusiaan, diantaranya makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil, paket makanan siap saji, tenda, tangki air, kain sarung, dan obat-obatan.
Ini merupakan bantuan kemanusiaan dari Indonesia yang kesembilan dan kesepuluh. Kali ini bantuan tidak lagi di kirim ke Chittagong, Bangladesh, lantaran di sana bantuan dianggap telah mencukupi.
Sumber: Republika | Warta Kota
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News