Wow, Ternyata Pakar Australia Salut Dengan Kedokteran Nuklir di Indonesia, Ini Alasannya

Wow, Ternyata Pakar Australia Salut Dengan Kedokteran Nuklir di Indonesia, Ini Alasannya
info gambar utama
Kedokteran nuklir di Indonesia memang bisa dibilang masih merupakan hal yang baru. Bahkan infrastruktur dan produknya pun sangat terbatas. Namun Indonesia nyatanya mampu menunjukkan bahwa ahli kedokteran nuklir di Tanah Air berkualitas. Hal tersebut terbukti berkat pujian yang disampaikan oleh pakar fisika kedokteran nuklir dari Australia, Profesor Dale L. Bailey.

Sebagaimana diberitakan Australia Plus ABC, Profesor Dale L. Bailey yang pada Agustus lalu ke Indonesia dalam rangka Pertemuan Ilmiah Tahunan Fisika Medis dan Biofisika Indonesia di Universitas Indoneisa, Depok, Jawa Barat mengungkapkan bahwa saat ini di Indonesia telah ada alat pemindai PET/CT yang telah mahir digunakan. Meskipun alat yang tersedia memang merupakan teknologi dunia ketiga, namun dirinya memuji antusiasme pegiat kedokteran nuklir untuk melakukan kajian.

Pemindai PET/CT adalah alat pemindai untuk mengetahui sel-sel aktif di dalam tubuh pasien dengan cara pasien diberikan radioaktif perunut (FDG). Selanjutnya untuk menemukan titik abnormalitas, dilakukanlah pemindaian menggunakan kamera bergelombang gamma.

Kajian yang dimaksud adalah kajian-kajian terkait kedokteran nuklir yang belum berhubungan dengan infrastruktur atau teknologi alat. Seperti kajian dosimetri yang membahas tentang penentuan dosis radioafarmaka yang dibutuhkan untuk menangani pasien. Sementara kajian tentang alat di Indonesia menurutnya memang masih belum bisa banyak dikembangkan sebab di Indonesia hal tersebut masih membutuhkan dukungan dana yang cukup besar.

"Ini sesuatu yang sangat mungkin dilakukan. Mereka mampu mengembangkan kepakaran dalam hal ini karena dosimetri tidak butuh sumber daya yang banyak, tidak perlu mesin yang mahal. Hanya perlu secarik kertas dan penghitungan radioaktif. Dan saya pikir Indonesia saat ini memiliki pengetahuan yang jauh lebih kuat dalam bidang yang satu ini dibandingkan dengan di negara-negara berkembang lainnya," ungkap Prof Bailey.

Ilmu kedokteran nuklir sendiri adalah teknik pengobatan yang melibatkan penggunaan carian radioaktif yang diinjeksikan ke tubuh pasien. Cairan yang mampu memancarkan radiasi tersebut akan mampu menunjukkan kelainan yang terjadi pada tubuh. Seperti penggumpalan darah, tumor, ataupun sel-sel abnormal lain seperti kanker.

Menurut Profesor Bailery, kelebihan teknologi kedokteran ini terletak pada kemampuannya melakukan pengobatan yang terarah hanya pada sel-sel kanker yang aktif sehingga pengobatan dapat lebih efektif. Itu sebabnya negara-negara maju telah banyak menggunakan teknologi ini dalam dunia medis seperti Australia yang merupakan asal negara Prof. Bailey telah dikenal sebagai pakar dibidang ini.

Sementara itu, menurut Nur Rahmah yang kini bekerja di lembaga pengkaji nuklir di Indonesia, Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), menjelaskan bahwa BATAN akan terus membangun kerjasama antar lembaga demi meningkatkan kapasitas fisikawan medis dan praktisi medis di rumah sakit. Selain itu pihaknya juga tergabung dengan jaringan internasional yang mengkaji tentang teknologi nuklir seperti Lembaga Atom Internasional (IAEA).

"Kami selalu berusaha menjalin kerjasama antarlembaga. Kami berusaha mengacu pada perkembangan dunia kedokteran nuklir di tingkat internasional. Mungkin kita memang tidak sehebat mereka. Tapi setidaknya kita tahu perkembangannya seperti apa dan kita akan berusaha mengaplikasikan pengetahuan tersebut," katanya.

Teknologi nuklir selama ini dianggap hanya berguna untuk senjata dan alat pemusnah masal. Padahal pemanfaatan prinsip-prinsip fisika dalam nuklir telah banyak digunakan dalam berbagai hal. Tidak hanya di bidang kesehatan seperti kedokteran nuklir, tetapi juga di bidang lain seperti pertanian ataupun energi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini