Sebagaimana diberitakan Republika, Head of Marketing and International Channel Divisi Digital Service PT Telkom, Bayu Hartoko menjelaskan bahwa perhatian tersebut didapatkan berkat kemampuan perusahaan digital asal Indonesia untuk memberi dampak sosial secara masif. Dampak tersebut rupanya juga tampak di kancah global.
"Contohnya mereka tertarik Growpal yang bisa menyelesaika masalah yang dialami petambak ikan dalam mengakses modal," jelas Bayu,
Perusahaan digital lain dari Indonesia, Arkademy juga menjadi perhatian. Perusahaan rintisan ini merupakan perusahaan digital yang berusaha meningkatkan mutu pendidikan sekolah menengah kejuruan di jurusan teknologi informasi komunikasi. Tujuan akhirnya adalah bagaimana para siswa kejuruan agar kompeten dan dapat diterima oleh industri.
Angon, perusahaan digital yang bergerak di bidang peternakan juga tidak ketinggalan. Perusahaan rintisan ini berusaha menghubungkan antara masyarakat pedesaan yang berprofesi sebagai peternak dengan para pemodal di kota. Semua itu dilakukan hanya menggunakan teknologi aplikasi digital.
Indigo sendiri memang dikenal sebagai inkubator yang sangat serius membantu startup yang ingin berkembang di Tanah Air. Upaya mendukung perusahaan digital rintisan tersebut merupakan komitmen untuk mampu berkontribusi pada perekonomian digital Indonesia yang diperkirakan bisa mencapai 30 milyar dolar AS di tahun 2030.
Oleh karena itu, Indigo.id memiliki visi #DigitalizingIndonesia yang mengajak sebanyak mungkin startup untuk bergabung bersama. Tujuannya adalah agar berbagai permasalahan di Indonesia dapat terselesaikan melalui teknologi digital. Selain menjadi wadah bagi para pengusaha digital, visi ini juga menjadi semangat untuk menggaet para pemilik modal ventura agar bisa bekerja sama dengan Indigo.
Bayu pun menilai bahwa memang saat ini banyak memiliki masalah lokal. Namun permasalahan tersebut seharusnya menjadi tantangan dan bukan hambatan. Sehingga peluang-peluang baru akan bisa terus dikembangkan untuk mencapai tujuan bisnis di Indonesia.
Seperti misalnya masalah tentang pengalaman membangun ekosistem yang rupanya dari pihak Indigo memilih untuk tidak terburu-buru dalam melakukan kerja sama dengan pihak luar. Artinya, Indigo memilih untuk tidak melakukan kerjasama seperti pertukaran startup dengan negara-negara yang hadir di ITU Telecom World 2017. Sebab Indigo telah dipandang sebagai salah satu wadah perusahaan digital rintisan yang terlengkap di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News