Gunakan Kesempatanmu Menjelajahi Sulawesi Utara Melalui Festival Pesona Selat Lembeh 2017

Gunakan Kesempatanmu Menjelajahi Sulawesi Utara Melalui Festival Pesona Selat Lembeh 2017
info gambar utama

Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2017 menjadi momen istimewa bagi pariwisata Sulawesi Utara, utamanya Kota Bitung. Event yang digelar selama lima hari dari tanggal 6-10 Oktober itu menegaskan potensi Pariwisata Bahari yang ada di Selat Lembeh.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)


Selat Lembeh merupakan bagian dari wilayah Pulau Lembeh, Kota Bitung, di Provinsi Sulawesi Utara. Selat Lembeh memang menyimpan segudang potensi wisata bahari yang tidak kalah dengan destinasi lainnya seperti Bunaken. Bahkan jika dilihat dari varian pulau-pulau dan kampung tepi pantai yang ada di sepanjang Selat Lembeh, bisa dikatakan Pulau Lembeh menawarkan hal yang tidak ada di Bunaken.

Selat sepanjang 16 km dengan lebar sekitar 1-2 km ini punya 88 titik spot penyelaman yang kaya dengan tawaran keindahan bahwa laut yang menakjubkan. Tak heran setiap hari dapat dijumpai wisatawan turun menikmati "menu bahwa air" Selat Lembeh. Selain itu perairan Selat Lembeh mempunyai peran multifungsi seperti kepelabuhanan, transportasi laut lokal, perikanan dan kelautan, kegiatan industri, perkapalan, pariwisata, basis keamanan laut, dan laboratorium alami.

Selat Lembeh merupakan selat sempit yang memisahkan daratan utama Pulau Sulawesi dan Pulau Lembeh. Topografi pantai di Selat Lembeh secara umum memiliki pantai tidak terlalu lebar kemudian diikuti tubir, bahkan banyak lokasi memiliki pantai berupa tebing. Ukuran selat tidak terlalu lebar, dengan jarak tersempit sekitar 800 meter menyebabkan arus cukup kuat pada beberapa titik. Hal ini mengingat pada ujung utara Selat Lembeh berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik.

"Event ini menunjukkan betapa kayanya potensi bahari di selat Lembeh yang memiliki luas 7,5 kilometer. Dengan potensi tersebut dan FPSL ini, diyakini akan membuat wisata bahari di Kota Bitung bakal makin dilirik wisatawan mancanegara (wisman)," kata Wali Kota Bitung Maximilian Jonas Lomban, saat membuka FSPL 2017 dari atas kapal KRI Multatuli di Pangkalan Utama TNI AL Bitung, Jumat (6/10/2017).

Max sapaan Akrab Maximilian juga mengucapkan terima kasih atas kelancaran dan kesuksesan FSPL. Kesuksesan event ini tentu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak terutama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang selalu mendukung penuh kegiatan pariwisata diberbagai daerah.

"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan Kemenpar yang bukan hanya seratus persen, tetapi lebih dari seribu persen untuk acara ini. Juga kepada TNI AL. Karena kolaborasi ini memberikan rasa aman dan nyaman untuk wisatawan datang ke Bitung," katanya.

Gelaran FSPL sendiri merupakan gelaran tahunan dan dalam rangka menyambut HUT Kota Bitung yang ke-27. Lebih dari 1.221 kapal mulai dari 3 KRI, kapal dagang, dan kapal-kapal nelayan semua berbaris rapi memadati Selat Lembeh. Kapal-kapal dikreasikan sedemikian rupa sehingga menjadi atraksi sendiri bagi wisatawan.

"Ada juga wisatawan mancanegara yang ikut parade. Mereka ke Lembeh umumnya itu High-end Diver," ucap Max.

Di kesempatan yang sama, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan FPSL Harus berkelanjutan, di tahun depan harus sudah ditetapkan tanggalnya pastinya sehingga promosi yang dilakukan juga lebih maksimal.

"Festival seperti ini yang sangat baik untuk perekonomian masyarakat. Juga harus memiliki keberpihakan kepada masyarakat atau community based. Misalnya kuliner-kuliner khas yang sudah di kurasi sehingga bisa disuguhkan dan yang terpenting harus ramah lingkungan. Sangat sayang jika keindahan selat lembeh tidak dilestarikan," ucap Esthy.

Esthy juga berharap FSPL ini menjadi ajang yang efektif untuk mengenalkan pesona Kota Bitung kepada masyarakat di seluruh Indonesia dan juga para stakeholder pariwisata. Serta menjadi kontributor dalam mendorong pergerakan wisatawan baik wisnus dan wisman ke Sulawesi Utara.

"Selat Lembeh merupakan salah satu spot diving terbaik di dunia yang didukung dengan biota laut yang unik, hal ini sebagai trigger pemerintah Kota Bitung untuk lebih mengembangkan potensi wisata bahari sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat," ujarnya.

Keistimewaan Selat Lembeh terletak pada keunikan biota yang berukuran kecil dan biota-biota yang berkamuflase dengan baik pada habitat. Sebagian dari biota-biota tersebut bahkan termasuk langka dan bahkan tidak dapat ditemukan di tempat lain, atau bersifat endemik. Ekosistem yang unik tersebut merupakan rumah bagi para nudibranch, flamboyant sotong, mimic octopus hingga ikan frog berbulu. Detail kecantikan mereka yang luar biasa merupakan obyek mahal bagi para pecinta fotografi bawah air. Karena keistimewaan tersebut, Selat Lembeh sering kali dijuluki sebagai The Mecca of Divers atau The Mecca of Macro Photography.

Penyelenggaraan FPSL 2017 kali ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan antara lain lari 10K, lomba/pentas seni budaya, kompetisi fotografi bawah air dan landscape, festival kuliner, lomba renang Selat Lembeh, parade/ lomba perahu hias, rekor MURI menari Manekin terbanyak (katrili/ pato-pato), parade yacht, festival tuna, dan perayaan menyambut HUT Kota Bitung sebagai puncak acara.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut FSPL ini merupakan upaya mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bitung yang ditetapkan sebagai International Hub Sea Port dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Serta terus didorong menjadi kawasan industri dan perdagangan, kota pelabuhan internasional, kota perikanan, kota konservasi alam, serta kota pariwisata dunia,” ujarnya.

Arief juga menyambut baik gelaran Festival Pesona Selat Lembeh 2017 dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sulut yang tahun lalu dikunjungi 1,8 juta wisnus dan 30.000 wisman atau sebanyak 13.019 wisman dan 20.133 wisnus untuk mengunjungi Kota Bitung.

“Posisi Kota Bitung sangat strategis karena secara internasional berada di bibir Pacific (Pacific Rim). Dengan ditetapkan sebagai IHP dan KEK, pengembang potensi kota ini sebagai kota industri, kota pariwisata dunia, dan kota konservasi alam akan lebih cepat,” kata Arief.


Sumber:

CNN Indonesia | ksmtour.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini