Ini Kabar Baik Terbaru dari Kereta Cepat Jakarta - Surabaya

Ini Kabar Baik Terbaru dari Kereta Cepat Jakarta - Surabaya
info gambar utama

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan proyek penyediaan lahan kereta api semicepat Jakarta-Surabaya bisa dimulai pada 2018. Proyek tersebut diklaim akan dibangun dengan cepat dan murah sekaligus bisa menyelesaikan banyak hal, seperti 800 perlintasan sebidang di Jakarta-Surabaya.

"Perkiraan kebutuhan investasi untuk proyek itu sekitar Rp 60 triliun, termasuk sekitar Rp 20 triliun untuk pengurusan 800 perlintasan sebidang kereta api Jakarta-Surabaya," katanya di Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep, Jawa Timur, Ahad, 8 Oktober 2017. "Jumlah tersebut ada penurunan dari jumlah sebelumnya Rp 60 triliun."

Berdasarkan hasil diskusi terakhir dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kereta api semicepat Jakarta-Surabaya yang menggunakan jalur existing bisa dimulai pada 2018. Selain itu, Kementerian Perhubungan memprediksi jalur Jakarta-Semarang bisa dikerjakan dalam dua tahun, termasuk elektrifikasi di jalur rel ganda yang sudah ada. "Kemudian Semarang-Surabaya dua tahun berikutnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan akan melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat khusus untuk pekerjaan lintas sebidang kereta api, baik berupa jalan bawah jembatan atau jalan layang. "Kita akan sharing dengan Kementerian PUPR untuk urusan lintas sebidang ini karena PUPR juga berkepentingan," ucapnya.


"Perkiraan awal untuk per lintas sebidang Rp 25 miliar atau sekitar Rp 20 triliun untuk 800 lintas sebidang Jakarta-Surabaya dengan lama pembangunan bisa dicicil hingga lima tahun atau lebih," tuturnya.

Menurut Budi, jika proyek ini selesai dengan cepat, jarak tempuh Jakarta-Surabaya hanya akan memakan waktu lima jam. "Untuk sementara, Jepang sanggupnya maksimum 120 kilometer per jam," katanya.

ANTARA | IMAM HAMDI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini