Banyuwangi Terpilih Jadi Tuan Rumah Acara Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2017

Banyuwangi Terpilih Jadi Tuan Rumah Acara Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2017
info gambar utama

Masih ingatkah kalian film Istirahatklah Kata-Kata, Salawaku, atau Filosofi Kopi ? Ketiga film tersebut pernah masuk dalam nominasi Apresiasi Film Indonesia tahun 2016 lalu. Tahun lalu, bertempat di Grand Kawanua Convention Center (GKCC), Manado, Sulawesi Utara itu, AFI 2016 mengapresiasikan ke-19 film yang terbagi dua, penghargaan utama dan penghargaan khusus. Bagaimana dengan tahun ini, dimanakah akan diselenggarakan acara bergengsi ini ?

Seperti yang pernah tertulis di pesona.co.id, dalam ajang AFI ‘film Indonesia’ yang diapresiasi bukanlah sekadar film yang diproduksi di Indonesia, disampaikan dalam Bahasa Indonesia, dan dibuat oleh para insan film Indonesia. AFI secara khusus mengapresiasi film-film produksi nasional yang mengusung nilai-nilai budaya bangsa dan kearifan lokal, serta membangun karakter bangsa baik secara langsung maupun tak langsung.

Yang menggembirakan, film-film Indonesia dengan kriteria yang terkesan idealis tersebut, yang biasanya tak laku secara komersial, belakangan ini juga makin disukai masyarakat, bahkan beberapa di antaranya berhasil menjadi box office di bioskop. Sebut saja film Laskar Pelangi, yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata, atau Soekarno yang disutradarai Hanung Bramantyo, karena memang digarap dengan indah dan sungguh-sungguh, baik segi cerita maupun sinematografinya.

"AFI adalah upaya pemerintah untuk secara konsisten mendorong insan film Indonesia secara khusus dan komunitas kreatif Indonesia secara umum agar terus menghasilkan produk budaya sesuai dengan tatanan nilai dan karakter bangsa Indonesia," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, pada konferensi pers di Hotel JS Luwansa Jakarta (4/9/2014).

Kemudian beralih ke rencana tahun ini, ajang penghargaan film Tanah Air, Apresiasi Film Indonesia atau AFI bakal digelar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, November 2017. Untuk mewujudkan rencana itu rombongan tim penyelanggara AFI 2017 melakukan kunjungan ke kabupaten pada Selasa (10/10) hingga Rabu. Tampak hadir sejumlah insan senior perfilman nasional, yakni Slamet Rahardjo Djarot, Tio Pakusadewo, dan Niniek L Karim dalam rombongan Tim AFI yang diterima oleh Bupati Abdullah Azwar Anas di Pendopo Sabha Swagata Blambangan.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas | sumber foto dari ANTARA News
info gambar

"Kami mendapat usulan dari asosiasi-asosiasi pegiat film, untuk menjadikan Banyuwangi sebagai tuan rumah dari penyelanggaraan AFI," kata Slamet Rahardjo yang didaulat menjadi juru bicara rombongan AFI . Ia mengatakan Banyuwangi dengan segala perkembangannya saat ini menarik para pegiat film di Indonesia untuk datang.

Niniek L Karim menambahkan Banyuwangi sebagai calon tuan rumah puncak penganugerahan AFI 2017 lantaran kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa ini tengah menjadi primadona di kancah nasional. "Bayuwangi dipilih karena sedang booming, maju di berbagai bidang," ujarnya. Niniek menambahkan biasanya daerah-daerah mengajukan diri sebagai tuan rumah. Namun, pihak Pusbang Kemendikbud tidak bisa serta merta mengabulkan permintaan daerah untuk menjadi tuan rumah ajang itu. "Namun, untuk Banyuwangi ini spesial. Tidak mengajukan diri, tetapi justru dipilih jadi tuan rumah AFI," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Tio Pakusadewo. Artis papan atas ini, melihat perkembangan Banyuwangi saat ini memang layak untuk terus dieksplorasi, terutama dalam dunia perfilman. "Dulu saat saya syuting di sini lebih 25 tahun yang lalu (Film Cinta dalam Sepotong Roti), Banyuwangi tak sebersih ini. Perkembangannya sangat pesat. Wisatanya juga berkembang. Ini menarik untuk menjadi lokasi pembuatan film," tuturnya.

Sementara itu Abdullah Azwar Anas menyambut gembira kehadiran para pegiat film kenamaan Tanah Air tersebut. Penyelenggaraan AFI di Banyuwangi sinergis dengan program yang kini sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

"Tiap tahun kami menggelar kompetisi film pendek tentang potensi desa. Ini sebagai upaya mengeksplorasi potensi yang ada dengan mengajak masyarakat berkontribusi melalui pembuatan film. Karena di era digital saat ini, film merupakan salah satu media promosi daerah yang sangat efektif," ujarnya.

Anas mengharapkan diselenggarakannya AFI di Banyuwangi bisa memberikan dampak atau jejak yang bisa dirasakan masyarakat. Mengingat AFI akan diikuti oleh berbagai rangkaian acara, seperti "workshop", seminar, kelas inspirasi, audisi dan lain sebagainya. Ini sejalan dengan harapan Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang menargetkan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur bisa menjadi tujuan wisata dunia karena kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu telah memiliki daya dukung pariwisata yang memadai.

"Kami juga mengharapkan, acara ini tidak sekadar acara perfilman begitu saja, tapi juga memberikan dampak kepada masyarakat. Ada transfer knowledge dari para pegiat film yang top-top ini kepada anak-anak muda di Banyuwangi yang memiliki minat dalam dunia film," ujar Anas.


Sumber: pesona.co.id | antara news

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini