Sebagaimana diberitakan Okezone, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa nantinya di Indonesia akan terdapat tiga jenis kendaraan yang menggunakan energi listrik. Yakni plug-in hybrid, electric vehicle dan fuel cell. "Semua teknologi itu sedang dalam tahap pengembangan," ujar Airlangga.
Bila mobil-mobil tersebut diproduksi maka sarana dan prasarana pendukung harus sudah siap. Seperti sarana untuk mengisi listrik bagi kendaraan listrik. "Plug-in hybrid, dia memang harus dicolokin ke listrik. Ada juga yang mempunyai engine bukan hybrid, engine hanya untuk meng-charge. Jadi self-charging electric vehicle," jelas Airlangga.
Untuk mencapai angka 20% tersebut, pihak swasta diharapkan untuk bisa melakukan produksi mobli listrik di Indonesia dan tidak melakukan impor dalam bentuk kendaraan utuh. Selain itu supplier dalam negeri nantinya juga diharapkan bisa berkontribusi dalam mempersiapkan komponen yang dibutuhkan untuk mobil listrik.
"Memang electric vehicle jumlah komponen yang dibikin kan jauh lebih sedikit daripada komponen motor bensin. Sehingga tentu supplier harus menyesuaikan diri juga. Supplier komponen lokal kita beri kesempatan untuk juga bisa hijrah memproduksi komponen electric vehicle," jelasnya.
Teknologi pengembangan mobil listrik di Indonesia sejatinya telah dimiliki oleh Indonesia namun berdasarkan roadmap perindustrian, teknologi yang kini tengah dikembangkan adalah teknologi baterai berbasis lithium-ion.
"Lithium-ion battery, Kementerian Perindustrian sedang melakukan research mengenai itu dan ada salah satu produsen otomotif yang juga mempersiapkan Lithium-ion battery," ungkap Airlangga.
Dalam perencanaan jangka pendek, mobil hybrid merupakan kendaraan yang diprioritaskan. Sedangkan dalam jangka menengah, electric vehicle ditargetkan akan mampu diproduksi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News