Kickfest, Ajang Mempertahankan Eksistensi Industri Clothing

Kickfest, Ajang Mempertahankan Eksistensi Industri Clothing
info gambar utama
Industri Clothing kini tengah mengalami perlambatan sekitar 30-40%, bahkan sudah terjadi lebih dari satu tahun. Para pelaku industri ini terus berupaya sekuat tenaga untuk mencari cara bagaimana bertahan di di era modern seperti sekarang ini.
Banyaknya gerai online atau tumbuhnya e-commerce menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi para pelaku industri Clothing. Mereka harus bersaing dengan para pelaku industri serupa yang berjualan dengan tanpa toko fisik melainkan hanya menggunakan toko online.
Namun begitu e-commerce ternyata bukan satu-satunya tantangan bagi industri Clothing ada satu atau dua tantangan lain yang harus dihadapi oleh para pelaku industri yang biasa berjualan menggunakan distribution store atau distro ini.
Tantangan dimaksud di antaranya leisure, pembajakan, dan masih banyak lagi. Sebagaimana dikatakan oleh ketua Kreative independent clothing Kommunity atau KICK Bandung, Ade Andriansyah bahwa e-commerce hanya berdampak sebesar 2% terhadap penurunan performa industri Clothing.
Ade mengatakan para pelaku industri clothing harus terus meningkatkan kreativitas dan inovasi di tengah perkembangan zaman seperti sekarang ini. Kreativitas dan inovasi di sini tidak hanya dari sisi pembuatan produk atau artikel melainkan juga dari sisi cara penjualan, branding, atau lainnya.
"Kita harus mengikuti perkembangan zaman, kita tidak bisa menolak perubahan. Karena perubahan itu selalu ada. Untuk itu, kita harus beradaptasi dengan perubahan zaman seperti sekarang ini baik dari sisi penjualan, branding, atau yang lainnya," ungkapnya saat ditemui di acara Kickfest XI yang berlangsung di lapangan Pussenif, Jalan Supratman, Kota Bandung Minggu (5/11/2017).
Penyelenggaraan Kickfest pun, kata Ade, merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan eksistensi industri Clothing di Bandung khususnya dan Indonesia pada umumnya. Apalagi jika melihat antusiasme pengunjung Kickfest pada tahun ini yang menunjukkan terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
"Jika dibandingkan dengan tahun kemarin, pengunjung Kickfest tahun ini sangat membludak. Pada hari pertama yaitu hari Jumat kemarin jumlah pengunjung mencapai 15.000 orang, hari berikutnya atau hari Sabtu pengunjung yang datang mencapai 22.000 orang. Dan hari terakhir ini pun diperkirakan pengunjungnya tidak akan jauh dari jumlah tersebut," paparnya.
Pihaknya tidak menyangka kalau Kickfest yang digelar rutin setiap tahun tersebut akan dikunjungi oleh pengunjung sebanyak itu. Tingkat kunjungan yang demikian tinggi menjadi angin segar bagi para pelaku clothing.
Hal tersebut berarti animo masyarakat terhadap industri clothing sebenarnya masih sangat tinggi. Hanya saja perlu cara-cara kreatif dan inovatif untuk menarik minat masyarakat agar dapat menyerap produk-produk clothing
"Terdapat 100 booth pada Kickfest ke-11 ini yang di dalamnya ada sekitar 120 brand yang turut serta karena ada beberapa booth yang diisi oleh lebih dari satu band. Tingkat kunjungan yang tinggi semoga saja berkorelasi positif terhadap tingkat penjualan para tenant," tutur Ade yang juga merupakan pemilik brand clothing Flashy ini.
Menurut pria yang sudah bergelut di industri clothing sekitar 19 tahun ini, biasanya brand-brand yang ikut Kickfest akan lebih dikenal setelah Kickfest dilangsungkan. Dia pun berharap brand image para pelaku industri clothing bisa dikenal oleh masyarakat lebih luas dan mendongkrak penjualan masing-masing brand. Karena bagaimanapun, para pelaku industri ini tetap mengandalkan ritel dalam menjalankan bisnis.
"Saya masih sangat percaya bahwa industri Clothing akan mengalami pertumbuhan. Yang penting bagaimana menemukan celah untuk mengisi kekosongan. Sekali lagi saya tegaskan, kreativitas dan inovasi serta beradaptasi terhadap perubahan mesti dimiliki oleh para pelaku industri Clothing," imbuhnya.

Sumber: wawancara langsung

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini