Mobil Spektronics ITS Melesat dan Sabet Juara di Amerika Serikat

Mobil Spektronics ITS Melesat dan Sabet Juara di Amerika Serikat
info gambar utama

Kompetisi bergengsi di Amerika Serikat pada akhir oktober lalu membawa kabar baik untuk Indonesia. Karena, Indonesia yang baru pertama kali mengirimkan timnya, berhasil menjadi juara di ajang tersebut. Adalah kompetisi Chem-E-Car tahunan AIChE, yang melibatkan mahasiswa dalam merancang dan membangun sebuah mobil yang didukung oleh sumber energi kimiawi, yang dengan aman akan membawa muatan tertentu melalui jarak dan jarak tertentu. Kompetisi, yang melibatkan beberapa kompetisi regional dan kompetisi final pada konferensi Siswa Tahunan, meningkatkan kesadaran akan disiplin teknik kimia di kalangan publik, pemimpin industri, pendidik, dan siswa lainnya.

Seperti di lansir dari antara news, tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara yang berlaga di ajang "American Institute of Chemical Engineers" (AIChE) Chem-E Car Competition 2017 di Minneapolis, Amerika Serikat, 27-30 Oktober 2017.

Tim Spektronics ITS. (humas ITS)
info gambar

Dalam ajang itu Tim Spektronics ITS menurunkan tim Spektronics generasi ke-13 yaitu Spektronics Aero Superior yang dilepas langsung oleh Rektor ITS Prof Joni Hermana di kampus setempat yang diberangkatkan ke Amerika pada 23 Oktober lalu. Ketua Tim Specktronics ITS Putu Adhi Rama Wijaya usai pelepasan dan launching Tim Spektronics mengatakan, mobil Spektronics Aero Superior atau Spektronics AS yang diperlombakan adalah jenis mobil yang menggunakan reaksi Hidrogen Peroksida (H2O2) untuk menempuh jarak dengan Ferum (III) klorida (FeCl3) sebagai katalis. Setiap tahunnya, tim Spektronics ITS memproduksi prototipe mobil dengan berbagai inovasi untuk dilombakan dan sampai sekarang telah memiliki 14 generasi mobil. Setiap generasi mobil memiliki prestasi sendiri-sendiri. Dan kali ini, prestasinya membanggakan.

Kompetisi ini diikuti oleh 44 peserta dari berbagai institusi pendidikan di dunia. "Gas buangan dari bahan bakar mobil prototype ini berupa gas oksigen (O2) bertekanan dan juga air (H20), sehingga sangat ramah lingkungan," kata dia.

Sementara salah satu anggota tim, Timotius Giovandi menjelaskan, mobil berukuran panjang 36,8 centimeter, lebar 25,0 centimeter, tinggi 29,0 centimeter dan massa 7.500 gram itu menggunakan sistem pneumatik untuk menggerakkan mesin mobil. "Gas bertekanan akan menggerakkan dan memberhentikan mobil secara langsung melalui hasil reaksi dekomposisi. Sehingga tidak perlu stopping mechanism untuk memberhentikan mobil," tutur Timo.

Mobil Spektronics generasi ke-13, Spektronics Aero Superior yang akan turun di ajang
info gambar

Keunggulan mobil ini dibanding mobil sebelumnya, lanjut Timo, ialah terletak pada inovasi mekaniknya. "Mobil yang akan ditandingkan saat ini memiliki efisiensi lebih baik. Jika dulu butuh reaktan sebesar 30 persen, sekarang dengan reaktan 15 persen saja mobil sudah bisa menempuh jarak yang sama jauhnya dengan mobil yang dulunya menggunakan reaktan 30 persen," ujar dia.

Timo mengungkapkan, untuk dapat mengikuti perlombaan ke Amerika Serikat ini timnya harus terlebih dahulu mendapatkan sertifikasi terhadap keamanan komponen mobil yang akan dilombakan. Hal ini dikarenakan standard Amerika Serikat untuk perlombaan ini sangat tinggi. Mereka hanya menerima peserta yang mobilnya sudah tersertifikasi. "Untungnya dengan kerja keras tim, kami bisa mendapatkan sertifikasi komponen dari PT Fluida Sistem Energi Indonesia," kata Timo.

Koordinator tim Spektronics AS Rifky Putra Herminanto saat dihubungi melalui pesan singkat di Surabaya, Senin menjelaskan bahwa pada kompetisi utama (Race Competition) setiap tim diberikan dua kali kesempatan run menempuh jarak 23,5 centimeter dengan tingkat error (berhenti sebelum garis finish) terkecil. Tak hanya itu, mobil juga diwajibkan untuk membawa beban air sebesar 157 mililiter yang diberitahu sejam sebelum kompetisi. "Dalam hal ini, mobil yang memiliki tingkat 'error' terkecil atau yang berhasil meraih jarak paling dekat dengan target yang akan menjadi juara," kata Rifky.

Lebih lanjut dia menceritakan, pada kesempatan pertama run, tim Spektronics berada di urutan ke-6 dengan error hingga 73 centimeter. Namun pada kesempatan kedua, setelah berdiskusi dan menganalisa reaksi yang terjadi, mobil Spektronics ITS berhasil melesat menyalip dan menjadi juara pertama dengan error hanya dua sentimeter dari target sehingga bisa menyabet juara satu. "Perolehan tingkat 'error' ini cukup kompetitif dengan juara dua dari University of California - Irvine yang memiliki tingkat 'error' sembilan sentimeter," kata mahasiswa angkatan 2015 ini. Selain menjadi juara di race utama, mereka juga menjadi juara di kategori Best Video Competition dan Spektronics Aerio Superior (AS), prototipe mobil berukuran mini ramah lingkungan juga berhasil mengalahkan 42 tim peserta lainnya yang berasal dari berbagai negara seperti Amerika, China, Puerto Rico, Yunani, Hongkong, Taiwan, Arab Saudi, dan Korea Selatan.

Rifky juga mengungkapkan ada tiga kendala yang timnya hadapi selama lomba. Kendala tersebut ialah perbedaan suhu yang sangat ekstrem antara Amerika dan Indonesia, tidak adanya kesempatan untuk test-run sehingga tidak bisa kalibrasi data, dan bahan kimia yang berbeda tingkatan yang ada di Indonesia. Namun hal itu tidak menjadi masalah bagi Rifky dan tim karena mereka sudah memersiapkan penghangat air yang dibawa dari Indonesia untuk menghangatkan reaktor.

Ketua Tim Spektronics ITS Putu Adhi Rama Wijaya mengatakan perolehan jawara pertama ini merupakan perolehan prestasi paling besar dalam sejarah tujuh tahun Spektronics ITS berkiprah dan menjadi persembahan ITS bagi Indonesia. Juga sekaligus dipersembahkan sebagai kado Dies Natalis ITS ke-57. Sekali lagi, selamat untuk Tim Spektronics!


Sumber: antara news | www.aiche.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini