Perubahan Iklim ; Dampak Nyata Secara Langsung Bagi Masyarakat Indonesia

Perubahan Iklim ; Dampak Nyata Secara Langsung Bagi Masyarakat Indonesia
info gambar utama

Menyalakan TV kemudian menyetel channel berita atau membaca headline di Koran yang pagi-pagi buta sudah dilempar oleh agen hampir isinya sama yaitu mengenai bencana alam yang sedang melanda Indonesia di berbagai wilayah. Krusial dan nampaknya ‘sudah biasa’ jika Indonesia dilanda berbagai musibah di musim penghujan seperti ini. Namun bagaimana dengan masyarakat yang sedang struggle dengan musibah-musibah langganan di musim hujan? Sepertinya mereka tidak menganggap hal tersebut biasa.

Indonesia menyumbang emitter rumah kaca akibat penebangan hutan secara illegal dan besar-besaran. Diperkirakan 2 juta hektar per tahun dan 85% dari gas emisi dari rumah kaca di Indonesia. Data dari organisasi konservasi global menyatakan bahwa perubahan iklim sangat mempengaruhi manusia dan alam terutama di Indonesia yang notabene dikenal dengan iklim tropisnya. Kombinasi dari tingginya kepadatan penduduk serta keanekaragaman hayatinya yaitu dengan 80.000 km garis pantai yang membentang dari Sabang sampai Merauke dipadukan dengan 17.500 pulau tersebar diseluruh wilayah Indonesia membuat dampak perubahan iklim global di Indonesia terasa begitu signifikan.

Data gas CO2 di Indonesia
info gambar

Dampaknya ke lingkungan sangat terasa di Indonesia akhir-akhir ini. Ketika iklim, cuaca, kondisi geografis, dan manusia sudah tidak selaras lagi. Banyak ketimpangan yang terjadi di antaranya. Seolah-olah lingkungan sedang marahan alias tidak bersahabat dengan manusia. Kota Sidoarjo yang disebut-sebut sebagai kota delta dan jarang terjadi banjir pun kemarin dikabarkan di berbagai media karena banjir parah yang terjadi di daerah Porong. Akibat banjir itu, rel kereta api dan jadwal kereta ikut-ikutan amburadul. Belum lagi ditambah rumah-rumah penduduk disana yang terendam banjir. Masyarakat harus mengungsi guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Banjir yang merusak pemukiman warga di Manado
info gambar

Perubahan iklim di Indonesia tidak melulu soal dampak sosial yang nyata di lapangan. Dampak ekonomi juga dialami oleh banyak nelayan yang kewalahan dengan cuaca yang tidak menentu. Akibatnya, penghasilan para nelayan menjadi tidak stabil. Nelayan menjadi korban yang paling terasa dengan dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim seperti kenaikan air laut, badai siklon, dan kekeringan. Petani juga senasib dengan nelayan. Panen yang seharusnya tepat waktu menjadi tertunda. Belum lagi bila gagal panen akibat curah hujan yang tinggi dan merendam sawah. Otomatis para petani mengalami kerugian yang besar.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Climate Change yang mempengaruhi kehidupan nelayan
info gambar

“Penurunan frekuensi hujan dalam waktu-waktu kritis yang akhirnya menggiring masuk pada bencana kekeringan serta kebakaran hutan yang setiap tahun terjadi membuat ekonomi tidak stabil dan terjadi penurunan produktivitas alam maupun manusia.” Kata Fitrian Ardiansyah, Direktur WWF- Indonesia’s Climate and Energy dikutip Global Green-house.

Disisi lain, tingkat frekuensi hujan yang tinggi dapat memperbesar resiko banjir parah seperti yang terjadi di Jakarta pada Bulan Febuari lalu yang memakan 65 korban jiwa, penyakit yang menyerang anak-anak dan orang dewasa seperti diare dan muntaber, membuat ribuan warga mengungsi, serta kerugian ekonomi negara sebesar 6 triliun rupiah.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Pemerintah sebenarnya tak kurang akal atau biaya untuk mengantisipasi bencana akibat perubahan iklim tersebut. Yang dibutuhkan adalah kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah secara kuat dan berkelanjutan dalam mengantisipasi dan mengatasi bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Kabar baiknya, antisipasi yang dilakukan sudah cukup baik walau belum maksimal seperti pembangunan dan perluasan gorong-gorong, pembersihan sungai beserta saluran-saluran air di sepanjang kota bersama aktivis lingkungan dibantu staff kebersihan kota. Meski sudah ada langkah yang diambil, nampaknya langkah itu memerlukan pengembangan secara dinamis dan terkontrol agar dapat mengikuti perkembangan wilayah dan kondisi cuaca diwaktu yang akan datang.

“Pemerintah harus mengambil bagian secara serius dan mendominasi disamping masyarakat dalam melawan perubahan iklim beserta bencana alam yang mengikutinya.” kata Mubariq Ahmed selaku Eksekutif direktur dan CEO WWF Indonesia. Indonesia harus menghadapi tantangan perubahan iklim, mengambil langkah untuk menjadikan dampak perubahan iklim sebagai agenda berikutnya, Kesempatan untuk melakukan promosi terhadap perbaikan lingkungan secara berkelanjutan, dan mengajak berbagai sektor industry untuk ikut berpartisipasi secara total dan konsekuen.

Tidak ada seorang pun dapat terhindar dari perubahan iklim. Hal itu alami dan terjadi secara langsung sampai saat ini. Pengaruh terberat memang dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di wilayah marginal yang sulit dijangkau apabila daerah mereka mengalami bencana alam seperti banjir, tanah longsong, kebakaran hutan ataupun putting beliung. Namun bukan berarti masyarakat yang tinggal di daerah pusat kota dikatakan aman. .Seluruh wilayah memiliki resikonya masing-masing.

Siapapun dan dimanapun manusia dapat terkena dampak perubahan iklim
info gambar

Jadi, tugas kita bersama adalah menjadi pelopor, pahlawan, dan masyarakat yang bekerja bersama-sama disamping pemerintah dalam menghadapi masalah alam yang begitu krusial, perubahan iklim. Menjaga lingkungan berarti menjadi kehidupan. Ayo hidup lebih baik dengan bersahabat dengan lingkungan!

Clarenza

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini