LAPAN Berhasil Luncurkan Dua Roket Berteknologi Mutakhir Buatan Indonesia

LAPAN Berhasil Luncurkan Dua Roket Berteknologi Mutakhir Buatan Indonesia
info gambar utama
Riset sains roket di Indonesia terus dilakukan. Baru-baru ini roket hasil penelitian Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berhasil menguji coba dua roket RX 450 dan RX 1220. Kedua roket tersebut merupakan roket hasil penelitian LAPAN sejak tahun 2004 (RX 450) dan 2010 (RX 1220). Ujicoba kali ini merupakan ujicoba pemutakhiran teknologi roket yang akan digunakan sebagai roket balistik pertahanan.

Seperti diberitakan dalam laman resmi Lapan dua roket buatan Indonesia itu berhasil meluncur di langit Garut pada (7/12) di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut. "Tujuannya uji kinerja roket untuk meningkatkan jarak jangkau roket," kata Kelapa LAPAN Prof. Dr. Thomas Djamaluddin.

Peluncuran RX 1220 dianggap cukup sukses dibandingkan uji terbang sebelumnya. Begitu pula dengan roket RX 450 yang kini mampu menjangkau jarak hingga 36 kilometer. RX 450 sendiri adalah roket terbesar yang pernah diluncurkan LAPAN. Roket ini memiliki diameter 0,45 meter dan telah pertama kali berhasil diluncurkan sejak tahun 2015. Kepala Program Peluncuran Roket, Dr. Bagus H. Jihat menjelaskan, program RX 1220 adalah cikal dari Roket R-HAN122 B. “Untuk program tahun 2018, diharapkan dapat dilakukan uji terbang RX 320 sistem separasi muatan,” imbuhnya.

Roket RX 450 (Foto: lapan.go.id)
info gambar

Rencananya, program roket ini digunakan untuk maksud damai seperti nantinya untuk Roket Pengorbit Satelit (RPS). Dalam rencana strategis uji tersebut ditargetkan dapat tercapai pada tahun 2019. Namun untuk bisa mewujudkannya memerlukan beberapa persyaratan seperti penerapan sistem penerimaan data, peningkatan jangkauan terbang, dan kinerja peluncuran yang lebih baik. Dalam jangka panjang, program ini akan mendukung pembangunan bandar antariksa yang ditargetkan bisa tercapai pada tahun 2025.

Thomas kemudian menjelaskan bahwa penguasaan teknologi roket menghadapi berbagai tantangan karena tingkat kesulitannya memang tinggi. “Meskipun diberi anggaran besar, belum tentu bisa terealisasi karena kita belum ditunjang dengan SDM dan industri pendukung yang lebih memadai,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini