Pertengahan Agustus 2017 lalu, publikasi spesies baru anggrek dari Indonesia telah terbit pada jurnal ilmiah internasional Phytotaxa. Spesies baru anggrek tersebut berasal dari kelompok anggrek holomikotropik atau kerap disebut anggrek hantu oleh para peneliti. Spesies baru yang diberi nama ilmiah Gastrodia bambu ini berasal dari Pulau Jawa.
Jenis anggrek baru yang ditemukan oleh taksonom dari Kebun Raya Purwodadi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan biolog Universitas Indonesia benar-benar unik.
Anggrek itu merepresentasikan dunia kematian.
Anggrek hantu merupakan tumbuhan yang tidak berklorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis, namun tidak bersifat parasit. Oleh karena itu, seluruh daur hidupnya menggantungkan suplai nutrisi organik melalui simbiosis dengan jamur mikoriza.
Jenis baru yang ditemukan, punya nama ilmiah Gastrodia bambu, juga bukan seperti anggrek umumnya yang tampak menarik. "Bunga menghasilkan aroma ikan busuk untuk mengundang serangga polinator," kata Destario Metusala, peneliti Kebun Raya Purwodadi yang mendeskripsikan spesies ini.
Anggrek ini sangat peka terhadap kekeringan, intensitas cahaya berlebih, dan perubahan pada media tumbuh. Gangguan pada habitatnya, misalnya pembukaan rumpun bambu, dapat mengganggu pertumbuhan populasi anggrek unik ini.
Kombinasi warna bunga genus Gastrodia pun tidak pernah mencolok, umumnya berkisar pada putih, kekuningan, hingga kecoklatan. “Terlebih anggrek ini menyukai habitat yang gelap, lembab, dan selalu berdekatan dengan rumpun bambu lebat yang sudah tua. Tidak mengherankan apabila spesies ini memiliki kesan konotasi ‘angker’,” kata Destario belum lama ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News