Buku yang Sunyi & Musik yang Bunyi di MocoSik Festival

Buku yang Sunyi & Musik yang Bunyi di MocoSik Festival
info gambar utama

Menyajikan dua entitas budaya, yakni baca dan bunyi, MocoSik Festival2018 digelar di Jogja Expo Center selama tiga hari, 20 - 22 April 2018.

"MocoSik itu membaca buku dalam acara musik yang asik," ujar Anas Syahrul Alimi, Founder MocoSik Festival.

MocoSik Festival memang dikonsep untuk menyandingkan buku yang sunyi dengan musik yang bunyi dalam satu panggung percakapan kreatif. Panggung buku mewujud dalam obrolan dan bazar, sementara musik adalah dialog dalam bunyi dan lirik.

"Kami memberikan panggung yang sama besar untuk buku dan musik. Panggung yang akan mempertemukan pembaca yang baru, yakni pecinta buku dan musik," tambah Anas.

Sebagai gerakan literasi, MocoSik ingin mempertemukan para penggerak budaya pop untuk bersama membangun kesadaran bahwa literasi sangat diperlukan dalam proses membentuk dan membangun peradaban yang lebih baik.

"Budaya literasi harus selalu digairahkan. Diingatkan kembali bahwa ada sebuah peradaban yang namanya buku. Nah, generasi sekarang lebih mudah pendekatannya dengan musik. Oleh karena itu festival ini menyandingkan musik dengan buku," tuturnya.

Targetnya, sambung Anas, ada dua, yakni generasi milenial yang dekat dengan musik dan generasi lama yang ingin bernostalgia dengan buku. Konsep ini sebenarnya sudah digagas sejak 2013 tapi baru terealisasi mulai tahun lalu.

"Selanjutnya ini akan terus digelar tiap tahun. Ini juga bentuk program CSR (corporate social responsibility) dari Rajawali Indonesia Communication. Kami tidak mengambil aspek bisnis dalam festival ini. Semua keuntungan ekonomi kembali ke para penerbit," terang Anas yang adalah CEO Rajawali Indonesia Communication.

MocoSik Festival tahun ini mengusung empat acara utama, yaitu pertunjukan musik, bazar buku, talkshow buku & literasi, serta pameran arsip dan seni rupa buku. Pada sesi pertunjukan musik, grup musik dan musisi yang dijadwalkan tampil adalah Kahitna, Rio Febrian, Letto, Glenn Fredly, Melancholic Bitch, Pure Saturday, Tulus, Tompi, Ten2Five, Frau, Neonomora, Slank, dan Sirkus Barock.

"Pemilihan musisi pengisi konser pun dipilih yang dekat dengan generasi sekarang. Selain itu, saya membayangkan, misalnya para Slanker itu nanti nonton musik sambil pegang buku kan keren," ujar Anas.

Project Director MocoSik Festival, Bakkar Wibowo, menambahkan, konsep acaranya tetap menggabungkan buku dan musik dengan mengangkat tema besar "Merayakan Buku & Musik". Seratus penerbit akan menyajikan buku-buku pilihan lengkap dengan program diskonnya. Semua lapak buku digratiskan untuk seratus penerbit terseleksi tersebut.

Masyarakat dapat mengunjungi bazar buku tanpa dipungut biaya. Sedangkan untuk menyaksikan konser musik, pengunjung dikenakan tiket Rp. 75 ribu per hari.

"Pengunjung bisa menukarkan tiket konser musik dengan buku yang diinginkan. Kami juga menyediakan tempat untuk menyumbangkan buku," terang Bakkar.

Rangkaian acara lainnya adalah pameran arsip "25 Tahun Buldanul Khuri Berkarya". Sedangkan untuk sesi talkshow, menghadirkan penulis, musisi, sutradara, dan pegiat seni rupa. Mereka di antaranya adalah Sapardi Djoko Damono, Seno Gumira Ajidarma, Aan Mansyur, Mahfud Ikhwan, Afrizal Malna, Yovie Widianto, Garin Nugroho, Kamila Andini, Iqbal Aji Daryono, Alia Swastika, dan Adib Hidayat.

Pada kesempatan yang sama, Fajar S Pramono, perwakilan PT. Bank Rakyat Indonesia sebagai sponsor utama, menyampaikan bahwa industri kreatif seperti dunia penerbitan dan literasi mampu memajukan peradaban bangsa. Dalam hal ini, Bank BRI berkomitmen mendukung industri kreatif yang diusung MocoSik yakni musik dan buku.

"Melalui acara ini, Bank BRI sekaligus ingin memperluas mindset bahwa Bank BRI juga merupakan bank generasi milenia," pungkasnya.***(ek)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini