Lewat EPI-UNET, ITS Turut Andil Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur

Lewat EPI-UNET, ITS Turut Andil Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur
info gambar utama

Eastern Part of Indonesia University Network (EPI-UNET) adalah kerja sama perguruan tinggi di Indonesia Timur dalam bidang riset yang sudah berlangsung selama delapan tahun. Tak hanya riset, ranah kerja sama yang dibangun juga berkembang. Perhimpunan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ini juga bekerja sama dalam bidang internasionalisasi dan penjaminan mutu akademik.

Adanya EPI-UNET ini awalnya didorong dari antusiasme perguruan tinggi di Indonesia Timur yang sebelumnya sama-sama menjalin kerja sama dengan Japan International Coorperation Agency (JICA) di bidang penelitian.

Kerja sama JICA ini berfokus pada pengembangan teknologi informasi dan komunikasi pada empat perguruan tinggi di wilayah Indonesia Timur. Namun sejak kontrak dengan JICA telah berakhir, maka digagaslah EPI-UNET pada 2012 dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai pembinanya.

Tujuan EPI-UNET ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing perguruan tinggi Indonesia bagian timur, mengingat 100 perguruan tinggi terbaik di Indonesia didominasi oleh perguruan tinggi dari Pulau Jawa dan Sumatera berdasarkan data Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 2017.

Menurut Wakil Rektor ITS Bidang Penelitian, Inovasi, dan Kerja Sama, Prof. Dr. Ketut Buda Artana, S.T., M.Sc., pendanaan EPI-UNET ini dilakukan secara mandiri oleh ITS karena sudah menjadi cita-cita ITS dalam meningkatkan kontribusi nasional melalui peningkatan kualitas pendidikan di wilayah Indonesia Timur.

Ketut juga mengakui dengan adanya EPI-UNET, perguruan tinggi di wilayah Indonesia Timur merasa lebih diakui keberadaannya. “Karena memang perbedaan kualitas antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur ini jauh sekali sehingga dibutuhkan banyak usaha dan waktu untuk mengatasi masalah tersebut,” tambahnya.

Ketut sendiri belum menemukan forum serupa EPI-UNET di Indonesia sehingga ia berharap model ini dapat ditiru oleh Kemenristekdikti dalam rangka menurunkan kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia.

“Perguruan tinggi kelas atas dapat menjadi pembina bagi perguruan tinggi lain di sekitarnya sehingga tanggung jawab ini seluruhnya tidak hanya dibebankan ke Kemenristekdikti,” usulnya.

Bidang Cakupan EPI-UNET

Dalam rangka mencapai cita-cita meningkatkan kualitas pendidikan, yang juga merupakan salah satu perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, ITS melalui EPI-UNET membuka kerja sama dalam tiga bidang, yaitu penelitian, pengembangan internasionalisasi, dan penjaminan mutu.

Forum EPI-UNET ini setidaknya mengadakan pertemuan setahun sekali. Selain itu, EPI-UNET juga memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang memungkinkan para anggotanya untuk saling bertukar informasi secara real time tanpa terhambat oleh jarak.

Dalam bidang penelitian, dosen perguruan tinggi wilayah Indonesia Timur berkesempatan bergabung dengan penelitian yang ditawarkan oleh ITS. Bila ITS menawarkan kerja sama penelitian, perguruan tinggi lain bisa menjadi mitra melalui EPI-UNET ini. “Pun begitu sebaliknya, perguruan tinggi lain juga dapat menawarkan penelitiannya di SIM tersebut,” tambah Ketut.

Selain itu, ITS juga membantu perguruan tinggi di wilayah Indonesia Timur dalam bidang internasionalisasi, seperti usul untuk membuka international office pada kampusnya.

Secara berkala, ITS juga akan mengirimkan mahasiswa untuk menularkan semangat internasionalisasi ke Indonesia bagian timur. ITS berharap dapat memberi edukasi soal pentingnya mengirim mahasiswa belajar ke luar negeri. “Kami juga memfasilitasi partisipan EPI-UNET untuk mengirimkan mahasiswanya melalui jaringan yang dimiliki ITS sehingga mereka tidak perlu memulai dari awal,” jelasnya.

EPI-UNET Juga Akan Melebar Pada Bidang Eco Campus dan Branding Perguruan Tinggi

“Pada dasarnya, kami ingin berbagi pengetahuan soal apa yang kami ketahui pada teman-teman di Indonesia Timur supaya bisa maju bersama-sama,” kata Dr. Dra. Agnes Tuti Rumiati, M.Sc., Sekretaris Institut ITS.

Sebagai kampus yang menempati posisi kedua di Indonesia dan peringkat 43 dunia berdasarkan UI Green Metric World University Ranking pada 2017, ITS bisa menjadi acuan untuk perguruan tinggi di Indonesia Timur untuk ikut menerapkan green eco campus di universitasnya. Oleh karenanya, EPI-UNET juga akan diperkaya dengan pengetahuan terkait green eco campus agar bisa diikuti oleh partisipannya.

Selain itu, Agnes juga mengungkapkan perlunya perguruan tinggi memperhatikan aspek lain selain aktivitas utamanya dalam pengajaran, seperti branding. Branding, katanya, memiliki peran penting untuk meningkatkan peminat yang akan masuk pada universitasnya. Jadi, diharapkan perguruan tinggi di Indonesia Timur juga dapat meningkatkan branding­-nya melalui EPI-UNET ini.


Sumber: Website Resmi ITS, Okezone

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini