Deforestasi, Antara Kebutuhan Ekonomi Dan Krisis Lingkungan

Deforestasi, Antara Kebutuhan Ekonomi Dan Krisis Lingkungan
info gambar utama

Pernahkah kamu berpikir bahwa hutan merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup? Mungkin kebanyakan diantara kita tidak terlalu memikirkan tentang hutan. Hutan memang bukan sebuah to yang asik untuk dibicarakan melihat kehidupan masyarakat modern saat ini yang hidup jauh dari hutan. Namun ternyata dibalik hiruk-pikuk masyarakat di perkotaan yang sangat sibuk, di tengah-tengah situasi perekonomian yang naik turun, dan isu-isu lingkungan yang bermunculan, Hutan menjadi hal yang sangat mempengaruhi semua itu.

Hasil gambar untuk hutan

Makin meningkatnya permintaan akan suatu barang yang sumber dayanya diperoleh dari alam menjadi penyebab berkurangnya keanekaragaman hayati di Indonesia. Contohnya adalah kertas, mebel, dan minyak kelapa sawit. Kedua produk tersebut sangat dibutuhkan masyarakat saat ini dan bisa dikatakan sebagai penopang perekonomian banyak pihak terutama Negara. Namun ditengah-tengah upaya untuk meningkatkan perekonomian dengan produk-produk tersebut, ada sisi lain yang kurang menjadi perhatian, yaitu deforestasi.

Hasil gambar untuk perkebunan kelapa sawit

Hasil gambar untuk pabrik kertas

Deforestasi adalah kegiatan penebangan hutan sehingga lahanya dapat dialihfungsikan menjadi lahan non-hutan yakni seperti perkebunan, pertanian, perumahan, dll. Atau bisa juga pohon/tanaman di hutan tersebut ditebang dan diambil kayunya untuk keperluan industry. Banyaknya permintaan pasar terhadap produk-produk komoditas kehutanan membuat banyak hutan terpaksa dialihfungsikan guna memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Tidak hanya itu, tingginya praktik korupsi dalam hal ini juga membuat laju deforestasi semakin melesat.

Hasil gambar untuk deforestasi

Menurut WWF Living Forest Report, akan ada lebih dari 170 hektar hutan akan hilang pada tahun 2010-2030. Data yang diperoleh dari Mentri kehutanan pada tahun 2011 mengatakan bahwa deforestasi di Indonesia pada tahun 2000-2010 melesat sekitar 1,3 juta hektar setiap tahunya. Lalu pada tahun 2016-2017 deforestasi di Indonesia sempat dikatakan mengalami penurunan. Walaupun begitu, kita semua harus tetap waspada terhadap deforestasi di tahun-tahun yang akan datang guna menyelamatkan lingkungan hayati kita bersama ini.

Gambar terkait

Hutan memiliki fungsi yang sangat vital bagi keberlangsungan makhluk hidup di bumi. Pasti kita pernah mendengar bahwa hutan merupakan paru-paru dunia. Disana tersimpan begitu banyak elemen untuk kehidupan seperti air, sumber oksigen, habitat magi banyak satwa, dan masih banyak lagi. Yang menjadi sorotan terkait deforestasi hutan adalah keanekaragaman hayati. Memang benar bila hutan di Indonesia ini sangat kaya. Berbagai tumbuhan, pohon, dan hewan-hewan ada disana. Hutan sudah seperti rumah bagi mereka. Bayangkan saja jika hutan yang merupakan tempat mereka hidup dan mencari makan ditebang habis-habisan. Kepunahan bukanlah suatu dongeng belaka, bukan? Sumatra dan Kalimantan adalah pulau di Indonesia yang kaya akan hutan. Namun setiap tahunya, jumlah hutan-hutan tersebut semakin menyempit karena adanya deforestasi. Perkebunan kelapa sawit digadang-gadang menjadi penyebab utama berkurangnya hutan di pulau tersebut. Berkurangnya jumlah hutan menyebabkan punahnya spesies tertentu dan tentu hal ini bukan yang kita harapkan.

Hasil gambar untuk deforestasi

Dan tidak hanya itu saja, deforestasi juga menyumbang penyebab pemanasan iklim global yang tidak bisa diabaikan. Kerusakan hutan menyumbang 20% emisi gas setiap tahun. Presentase itu belum ditambah oleh emisi dari kendaraan bermotor, industry, dan kebakaran. Nationally Determined Contribution mengungkapkan bahwa Indonesia di masa depan bisa menjadi Negara penyumbang emisi yang rendah dan memiliki ketahanan iklim yang baik yaitu tidak mencapai batas 1,5 derajat celcius. Hal itu bisa terjadi melalu berbagai upaya yang harus dilakukan secara serius sejak sekarang seperti inovasi teknologi, pengelolaan sumber daya alam yang sesuai dengan aturan berlaku, serta pemberdayaan masyarakat yang lebih terarah.

Gambar terkait

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi deforstasi di Indonesia untuk kehidupan yang lebih baik?

  1. Mengurangi penggunaan produk berbahan dasar kayu/pohon

Terdengar mudah diucapkan namun sulit dilakukan. Bagaimana kita hidup tanpa kertas? Lalu apa yang harus kita lakukan bila ingin membeli furniture kayu? Bisakah kita menggoreng tanpa minyak? Pertanyaan-pertanyaan tersebut wajar. Mengurangi penggunaan produk kayu bisa kamu lakukan bertahap. Sekolah-sekolah di Indonesia sudah banyak yang menerapkan system digital dan e-book sehingga mengurangi penggunaan kertas di sekolah. Jika ingin membeli furniture kayu, pastikan kamu membeli di tempat yang bersertifikasi. Toko mebel resmi pasti menjual produknya dengan legal. Dan untuk masalah minyak, kamu bisa mengurangi makanan gorengan yang kamu konsumsi.

  1. Pengawasan hutan yang lebih ketat

Adanya celah pengawasan bisa menjadi pintu masuk pihak tak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi hutan kita. Teknologi juga bisa diterapkan dalam pengawasan hutan seperti pemasangan kamera tersembunyi dan system-sistem yang membantu petugas untuk mengawasi hutan dari bahaya deforestasi dan kebakaran hutan.

  1. Melakukan sertifikasi hukum sukarela

Usaha lain yang bisa membantu tingkat deforestasi hingga nol persen adalah dengan melakukan berbagai sertifikasi dan persyaratan hukum berkelanjutan. Dengan adanya persyaratan tersebut, produk yang dihasilkan dapat ditandai dengan tanda sustainable produk. Sertifikasi ini untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dibuat dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. Contoh standart sertifikasi yang dikenal secara luas dan sukarela yang sudah dijadikan pedoman banyak perusahaan yaitu Programme For The Endorsement of Forest Certification (PEFC) dan Forest Stewardship Council (FSC).

  1. Menggunakan lahan yang terdegradasi

14 juta hektar lahan di Kalimantan cocok digunakan sebagai tempat produksi kelapa sawit secara berkelanjutan. Walau tidak semua lahan atau hutan harus diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Namun adanya lahan saja tidak cukup untuk memastikan bahwa semua perkebunan kelapa sawit akan ditanam di lahan terdegradasi yang rendak karbon. Diperlukan perizinan penggunaan lahan yang benar, hukum yang sesuai, dan praktik pemerintah yang transparan. Kabar baiknya, lahan tedegradasi bisa dimanfaatkan untuk komoditas lain seperti peternakan dan pertanian. Penggunaan lahan terdegradasi sebagai tempat perkebunan adalah jalan yang baik disamping hutan.

Deforestasi memang suatu hal yang berada di tengah kebutuhan ekonomi dan kerusakan keanekaragaman hayati. Namun sebagai warga dunia yang mengerti tentang pentingnya hutan, ayo lindungi hutan dengan berbagai upaya tanpa merugikan pihak manapun yaitu ekonomi maju dan keanekaragaman hayati tetap terjaga. Gunakan produk dari hutan dengan bijak guna mendukung kelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini