Kapal pendingin terapung merupakan kapal yang digunakan untuk menyimpan hasil laut agar lebih awet. Kapal ini pun menjadi solusi untuk kebutuhan lemari pendingin di beberapa tempat yang memiliki potensi perikanan cukup tinggi.
"Tantangan dalam melayani suplai kelistrikan untuk Floating Cold Storage ini yaitu lokasi kapal yang bersandar di dermaga, sehingga tidak ada lahan untuk membangun gardu batu dan kubikel pelanggan Tegangan Menengah, sehingga kami layani dengan alat Automatic Secionalizing Switch," jelas Hariyadi.
Berkat dukungan PT PLN ini, kapal pendingin yang dimiliki oleh PT Perikanan Nusantara itu dapat beroperasi dengan baik setelah selama satu tahun harus menggunakan genset berbahan bakar solar yang tidak efisien. Branch Manager PT Perikanan Nusantara Cabang Makassar, Ferdinand Wenno menjelaskan bahwa sebelum didukung PLN biaya operasional kapal sangatlah mahal hingga mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Penghematannya sendiri diperhitungkan bisa mencapai 138 juta per bulan jika didukung oleh daya listrik dari PLN.
Ferdinand pun menjelaskan bahwa kapal pendingin terapung pertama di Indnoesia tersebut digunakan untuk mendinginkan hasil tangkapan ikan yang dikumpulkan oleh nelayan. Lewat kapal ini para nelayan akan mendukung hasil tangkapan yang diperoleh oleh mitra nelayan. Sehingga mampu meningkatkan industri perikanan di Sulawesi Selatan khususnya di Pelabuhan Perikanan Untia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News