Inilah 7 Gunung dan Puncak Tertinggi di Indonesia

Inilah 7 Gunung dan Puncak Tertinggi di Indonesia
info gambar utama
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak gunung yang menjulang tinggi di berbagai lokasi. Gunung-gunung tersebut sering kali menarik perhatian pada petualang untuk berusaha mampu mencapai titik tertingginya sebagai bentuk mensyukuri kekayaan alam Nusantara. Bila di dunia terdapat daftar puncak tertinggi di dunia, Indonesia pun memilikinya. Kira-kira di mana saja ya puncak tertinggi milik Indonesia?

GNFI berusaha menghimpun daftar 7 gunung/puncak tertinggi yang ada di Indonesia. Daftar ini diiurutkan berdasarkan ketinggian gunung/puncak dari ketinggian permukaan laut dengan skala meter atau meter di atas permukaan laut (mdpl).

Berikut adalah daftar 7 gunung dan tertinggi di Indonesia

1. Puncak Jaya

Puncak yang terletak di Pegunungan Sudirman, Papua Barat ini memiliki memiliki nama lain Catensz Pyramid. Nama ini disematkan berdasarkan nama orang pertama yang berhasil mengamati gletser di gunung ini yakni Jan Carstenszoon dari Belanda di tahun 1623. Keberhasilan memuncaki puncak tertinggi 4.884 mdpl pertama kali dilakukan oleh Anton Colijn, Jean Jacques Dozy dan Frist Wissel dari Hindia Belanda di tahun 1923. Masyarakat lokal menyebut gunung ini sebagai Nemangkawi.

2. Puncak Ngga Pulu

Masih berada di Pegunungan Sudirman, puncak Ngga Pulu menjadi puncak tertinggi kedua dengan ketinggian 4.862 mdpl di gunung Carstens. Puncak ini sempat menjadi yang tertinggi di Indonesia saat Anton Colijn, Jean Jacques Dozy dan Frist Wissel berhasil memuncaki titik ini di tahun 1936, kala itu ketinggian puncak Ngga Pulu mencapai 4.907 mdpl namun hal ini dikaji ulang dan seiring berkurangnya gletser yang ada di titik ini, ketinggiannya kini diakui hanya mencapai 4.862 berdasarkan ekspedisi tahun 1971-1973.

3. Puncak Mandala

Tetap di Pegunungan Sudirman, namun kali ini berada di Gunung Jayawijaya dengan ketinggian puncak 4.760 mdpl. Dahulu puncak yang bernama Juliana Peak ini memiliki gletser namun sejak tahun 2003 tidak lagi ditemukan adanya gletser di puncak ini. Pemuncak pertama titik ini adalah Herman Verstappen, Arthur Escher, Max Tissing, Jan de Wijn dan Piet ter Laa (Tahun 1959)

4. Puncak Trikora

Puncak ini berada di Pegunungan Maoke. Puncak yang dahulu bernama Wilhemia Peak ini memiliki ketinggian 4.730 mdpl. Nama Maoke sendiri artinya adalah salju, namun terakhir kali salju terlihat di tempat ini adalah pada tahun 1962. Gunung ini oleh masyarakat Dani disebut juga dengan Gunung Ettiakup. Pemuncakan pertama kali dilakukan oleh Franssen Herderschee, Hubrecht and Versteeg tahun 1913 dari Hindia Belanda.

5. Puncak Ngga Pilimsit

Puncak yang sempat bernama Gunung Idenburg ini berada di Pegunungan Maoke. Memiliki ketinggain 4.717 mdpl. Tidak banyak informasi tentang puncak ini. Namun pemuncak pertama tercatat terjadi pada tahun 1962 oleh Heinrich Harrier dan Philip Temple asal Austria.

6. Puncak Indrapura

Puncak setinggi 3.805 mdpl ini berada di Gunung Kerinci sehingga lebih dikenal dengan nama gunungnya daripada nama puncaknya. Berada di provinsi Jambi dan berada di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat. Gunung kerinci memiliki danau kawah yang berwarna kehijauan. Menariknya, gunung ini merupakan gunung yang masih aktif sehingga menjadi Gunung Api tertinggi di Indonesia. Puncak Indrapura pertama kali berhasil didaki pada tahun 1877 oleh Arend Ludolf van Hasselt seorang entografer dan Daniël David Veth seorang fotografer dari Hindia Belanda.

7. Puncak Mahameru

Puncak yang satu ini termasuk puncak paling populer yang ada di Indonesia. Terletak di Gunung Semeru, puncak mahameru memiliki ketinggian 3.676 mdpl dan berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gunung Semeru sendiri merupakan gunung api yang masih aktif dan menjadi gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung ini pertama kali dipuncaki pada tahun 1838 oleh Clignet dan Winny Brigita dari Hindia Belanda.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini