Sebagaimana rilis yang diterima GNFI, 9 medali yang diraih oleh perwakilan Indonesia tersebut terdiri dari 1 emas, 5 perak dan 3 perunggu yang diraih oleh Rania dari SMPN 1 Tolitoli, Sulawesi Tengah yang berhasil membawa pulang 1 emas, 2 perak dan 1 perunggu untuk kategori kompetisi junior. Peserta dari SMP lainnya, Sitti Farhana dari SMPIT Al-Fahmi, Palu Sulawesi Tengah mendapatkan 1 medali perak dan kemudian Rinaldy Adin dari SMAN 8 Jakarta membawa pulang 2 perak dan 2 perunggu.
Kejuaraan tingkat internasional ini mempertemukan 7 negara yakni Tiongkok, Singapura, Indonesia, Uzbekiztan, Mongolia, Azerbaijan dan tuan rumah Filipina. Dalam kejuaraan ini terdapat 10 jenis pertandingan yang semuanya tentang kemampuan mengingat seperti lima menit mengingat wajah dan nama, lima menit mengingat urutan kata acak, lima menit mengingat urutan angka biner acak, lima menit mengingat urutan angka acak dan lima menit mengingat urutan gambar acak.
Selain itu juga terdapat pertandingan dengan tingkat kesulitan lebih tinggi seperti 15 menit mengingat angka acak, 10 menit mengingat urutan kartu remi yang telah dikocok, lima menit mengingat tahun dan kejadian, mengingat angka acak yang diucapkan dalam interval 1 detik per 1 angka, dan mengingat secepat-cepatnya 1 deck kartu remi (52 kartu) yang telah dikocok.
Ketua Umum Indonesia Memory Sports Council, Yudi Lesmana menjelaskan bahwa 10 pertandingan yang dilombakan ditujukan untuk mengasah dan mempertajam kemampuan konsentrasi dan dan daya ingat seseorang. "Sehingga dapat dikatakan para peserta sedang memperkuat otot-otot otaknya dalam kompetisin ini," katanya.
Beberapa rekor yang diraih oleh perwakilan Indonesia diantaranya adalah yang diraih Rania yang berhasil mengingat 198 urutan kartu acak dalam 10 menit dan 187 gambar dalam 5 menit. Selain itu juga ada Rinaldy yang berhasil mengingat 37 wajah dan nama serta 180 digit angka acak masing-masing dalam 5 menit. Anggota tim lainnya Teuku Alvaro Omar berhasil mengingat 36 digit angka yang diucapkan dalam waktu 36 detik. Berkat kemampuan wakil-wakil Indonesia tersebut, Indonesia berhasil menempati posisi kedua sebagai kontingen terbaik terpaut skor tipis dari tuan rumah Filipina yang berada di posisi pertama.
“Hasil kejuaraan ini membuktikan kemampuan otak anak bangsa kita tidak dapat dipandang sebelah mata. Walaupun dengan biaya pribadi, Tim Olimpiade Memory Indonesia tetap menunjukkan taringnya di mata dunia dan membawa harum nama Indonesia,” kata Yudi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News