Belajar Bersama Maestro di Studiohanafi: Mengenal Seni Lebih Dekat

Belajar Bersama Maestro di Studiohanafi: Mengenal Seni Lebih Dekat
info gambar utama
Berkesenian dikenal sebagai proses kreatif yang begitu rumit. Terdapat aturan tertentu yang menentukan suatu karya seni dianggap bagus, indah, benar, bahkan salah. Seni yang populer juga dianggap sebagai pembenaran akan suatu karya. Namun, semua itu hanyalah pandangan umum yang berkembang. Pada dasarnya, seni merupakan dan memberi kebebasan yang tidak terbatas. Inilah poin penting yang selalu diingatkan pada Peserta Belajar Bersama Maestro di Studiohanafi sejak hari pertama.
Untuk memberikan contoh nyata pada kebebasan tanpa batas dalam berkesenian, Peserta Belajar Bersama Maestro di Studiohanafi diajak berkunjung ke Pameran “57 x 76” oleh Hanafi dan Goenawan Mohamad di Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini merupakan sebuah kolaborasi yang hangat, terbuka, tidak tergesa, penuh canda, dan sekaligus sulit diakhiri.
Hanafi telah melakukan banyak kolaborasi sebelumnya, tak hanya dengan sesama perupa, tapi dengan seniman lintas disiplin, seperti sastrawan, musisi dan seniman pertunjukan. Sedangkan Goenawan Mohamad yang telah lama berkiprah di dunia sastra, kebudayaan, dan jurnalistik, beberapa tahun terakhir mulai mengembangkan minatnya di dunia seni rupa. Dunia yang tidak sekonyong-konyong datang, namun dunia yang selalu dicintainya, sejak lama, ia pernah berkreativitas bersama Sanggar Bambu, sebuah sanggar seni tempat sekumpulan anak muda dari Yogyakarta yang dekat dengan seni lukis, patung dan kriya.
Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
“Dalam kolaborasi ini, kami tak banyak bicara satu sama lain. Hanafi – tanpa pesan, tanpa kata-kata akan mengirimkan karya-karyanya kepada saya. Saya kira dengan keyakinan hasil kreasi itu tak akan jadi buruk jika saya menambahkan garis, warna dan bentuk yang saya buat. Tak ada diskusi tentang konsep. Kami masing-masing terjun langsung ke dalam karya yang dihadapi, memberi respons. Sebuah dialog intuitif berlangsung,” kata Goenawan Mohamad.
“Seperti sebuah novel yang dibaca dari halaman tengah, karya kami mendorong pemirsa untuk terus menduga akhir dan awal penyebab halaman depan yang tak sempat terbaca. Tetapi sebuah kanvas memiliki banyak pintu, lebih banyak dari yang dimiliki sebuah novel,” ujar Hanafi.
Dua pandangan di atas jelas menunjukkan kebebasan kreator untuk saling “merusak” layaknya dialog yang tak selalu baik-baik saja. Karena memang pada dasarnya, seni merupakan dan memberi kebebasan yang tidak ada batasnya.
DISIPLIN BERLATIH
Heru Joni Putra, salah satu Pengajar Belajar Bersama Maestro di Studiohanafi menjelaskan bahwa rasa seni yang tumbuh subur dalam setiap diri Seniman tidak dapat dipaksakan. Kebebasan yang diberikan oleh seni menuntun Seniman untuk selalu merenung dan berkontemplasi. Melihat dari sisi yang berbeda, mendengar suara yang tidak terdengar, juga merasakan sesuatu yang sulit diraba. Seni sebaiknya memiliki kemampuan untuk selalu mengganggu agar semakin memperbanyak makna. Tidaklah melulu mengikuti apa yang disukai saja, berbagai sisi yang ada memiliki kesempatan untuk disampaikan. Karenanya, pemaknaan yang ada pada seni sangatlah beragam.
Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Untuk memiliki rasa seni yang selalu berkembang dengan baik, Heru mengingatkan Peserta Belajar Bersama Maestro di Studiohanafi untuk disiplin berlatih. Kemampuan yang dimiliki Seniman tidak akan datang tiba-tiba. Latihan yang disiplin dilakukan akan membuat kemampuan yang dimiliki berkembang semakin cepat.
Peserta Belajar Bersama Maestro di Studiohanafi diharapkan mampu menghancurkan batasan yang ada dalam diri. Kombinasi sikap disiplin, tekun berlatih dan percaya diri yang tinggi, seluruh proses berkesenian ini nantinya akan menunjukkan hasil. Karena seni adalah keterampilan yang perlu selalu diasah, maka kenalilah dia lebih dekat untuk semakin bersahabat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini