Mahasiswa Indonesia Ciptakan Alat Untuk Deteksi Emosi Manusia

Mahasiswa Indonesia Ciptakan Alat Untuk Deteksi Emosi Manusia
info gambar utama

Bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar ke-10 di Amerika Serikat. Setiap tahun, lebih dari 40.000 orang di AS melakukan bunuh diri. Di Indonesia sendiri, data WHO menunjukkan angka bunuh diri Indonesia adalah sebesar 2.9 per 100.000 orang. Artinya, terdapat 7.500 warga negara Indonesia melakukan bunuh diri.

Saat ini, para ahli sudah menemukan beberapa penyebab bunuh diri, seperti penyakit bipolar, schizophrenia, stres dan depresi. Namun, sangat sulit untuk mendeteksi situasi kejiwaan dan emosi seseorang ketika mereka mengalami hal tersebut. Akhirnya, seringkali, kita tidak sadar bahwa orang di sekitar kita membutuhkan bantuan hingga semuanya terlambat.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dua orang mahasiswa Indonesia (yang saat ini berkuliah di Malaysia) tengah mengembangkan suatu alat yang dapat mendeteksi emosi manusia hanya melalui suara. Alat yang diberi nama EMOS (Emosi dari Suara) ini diharapkan mampu menjadi terobosan dalam mendeteksi emosi seseorang sehingga dapat mencegah tindakan bunuh diri. Apalagi, dengan berbagai teknologi yang dikombinasikan di dalamnya, EMOS dapat mendeteksi emosi dari suara seseorang, terlepas dari bahasa apa yang mereka gunakan.

"EMOS is an innovative communication platform capable of speech emotion recognition, and it is dedicated for suicide prevention hotlines." EMOS bukan hanya sekedar API emotion recognition, tetapi platform secara keseluruhan. Nomor telepon disediakan, kemampuan SER, dan juga web application yang akan menampilkan emosi si penelponnya secara live.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Jadi orang tinggal menelpon Suicide Call Center, lalu call agent dari call centernya dapat memonitor apa sebenarnya emosi si penelpon. Kalau setelah menelpon beberapa lama masih terdeteksi berperasaan sedih, maka si agent akan mengganti metode pendekatannya hingga akhirnya emosi si penelpon stabil.

Saat ini, kedua mahasiswa Indonesia pencipta EMOS sedang menjalani kompetisi tingkat nasional di Malaysia. Setelah mengalahkan 200++ tim dari Kuala Lumpur dan memenangkan Regional Excellence Award, saat ini mereka tengah melawan 58 tim terbaik dari seluruh Malaysia untuk masuk ke babak Grand Final.

Selain penilaian dari para juri, setiap proyek harus mendapat cukup dukungan dari masyarakat luas untuk lolos ke babak selanjutnya. Saat ini, perwakilan Indonesia tertinggal 300 like dari lawan di urutan pertama.

Dukung perwakilan Indonesia dengan cara like dan share video mereka melalui link di bawah ini:

EMOS

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini