Mengenal 6 Observatorium dan Planetarium yang Ada di Indonesia

Mengenal 6 Observatorium dan Planetarium yang Ada di Indonesia
info gambar utama
Ilmu astronomi merupakan salah satu ilmu yang telah dikenal sejak lama dalam peradaban manusia. Manusia mengenal ilmu perbintangan sudah sejak diketemukannya kapal layar dan bintang digunakan sebagai pemandu arah. Menariknya, ilmu astronomi baru dikenal secara formal sejak abad 17 ketika Galileo menjadi salah satu orang pertama yang mengamati angkasa menggunakan teleskop sederhana. Sejak saat itulah ilmu astronomi berkembang dan kini di dunia modern, pengamatan bintang tidak lagi menggunakan teleskop sederhana melainkan menggunakan teleskop raksasa yang terdapat di observatorium-observatorium.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki observatorium tersebut. Sebagai negara yang dahulu diduduki oleh bangsa eropa, Indonesia sedikit banyak mengalami perpindahan pengetahuan dari para ilmuwan eropa kala itu. Namun tidak hanya itu, Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki perhatian khusus terhadap ilmu astronomi kemudian membangun beberapa observatorium lain untuk meningkatkan minat dan mengembangkan kelimuwan. Selain observatorium, sarana edukasi angkasa yang dibangun adalah planetarium yang menjadi wahana edukasi mengenal lokasi bintang-bintang di angkasa.

Lalu di mana saja observatorium dan planetarium yang ada di Indonesia? Berikut adalah beberapa observatorium dan plantarium di Indonesia yang berhasil GNFI himpun.

1. Observatorium Bosscha

Observatorium ini terletak di Lembang, Kabupaten Bandung. Observatorium ini merupakan observatorium yang pertama dimiliki Indonesia karena peninggalan bangsa Belanda. Observatorium yang memiliki teleskop berdiameter 60 sentimeter ini mulai beroperasi pada 1925 di bawah naungan Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Kemudian pada tahun 1951 NISV menyerahkan observatorium kepada pemerintah Republik Indonesia. Sejak saat itu Bosscha digunakan sebagai lembaga penelitian Astronomi di Indonesia. Sayangnya, Observatorium Bosscha tidak lama lagi akan dinon-aktifkan karena Lembang tidak lagi kondusif untuk pengamatan bintang.

2. Observatorium Taman Ismail Marzuki

Observatorium sekaligus planetarium yang berfungsi sebagai wahana simulasi langit ini berdiri pada tahun 1964 di Jakarta. Observatorium ini diprakarasai oleh Ir. Soekarno dan kemudian dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 1969. Hingga saat ini Observatorium Taman Ismail Marzuki masih aktif sebagai destinasi pariwisata dan banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai kalangan.

3. Planetarium Loka Jala Crana

Wahana simulai angkasa yang satu ini berada di kota Surabaya, Jawa Timur. Lokasinya ada di Museum Loka Jala Crana yang dikelola oleh TNI Angkatan Laut sejak berdiri pada tahun 1969. Planetarium yang satu ini masih aktif digunakan namun karena wilayahnya yang berada di lingkungan TNI membuat planetarium ini tidak bisa sembarangan dikunjungi. Sebab planetarium ini sering digunakan untuk para kadet angkatan laut untuk mempelajari navigasi.

4. Observatroium Jagad Raya Tenggarong

Observatorium sekaligus planetarium ini didirikan pada tahun 2002 di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Wahana ini menjadi objek wisata edukasi yang juga mampu mensimulasikan peta angkasa untuk para wisatawan sehingga Observatorium Jaga Raya Tenggarong menjadi lokasi planetarium ketiga yang dimiliki oleh Indonesia.

5. Planetarium Taman Pintar Yogyakarta

Observatoium sekaligus planetarium ini mirip seperti observatorium yang ada di Taman Ismail Marzuki. Observatorium ini bertujuan untuk menjadi wahana pariwisata edukasi tentang ilmu astronomi. Observatorium ini didirikan sejak tahun 2012 dan menjadi observatorium keempat yang ada di Indonesia.

6. Observatrium Timau

Observatorium yang satu ini masih dalam tahap perencanaan dan merupakan observatorium nasional kedua milik Indonesia. Rencananya observatorium ini akan dibangun di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang akan selesai pada tahun 2020 dan digadang-gadang menjadi observatorium terbesar di Asia Tenggara. Observatorium yang akan dikelola oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini merupakan observatorium pengganti dari Observatorium Bosscha yang rencananya tidak lagi banyak dioperasikan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini