Desa Senden yang terletak di kaki gunung Merbabu di Boyolali, Jawa Tengah mengadakan festival panen tembakau pada 28 Juli hingga 4 Agustus yang lalu.
Festival Tungguk Tembakau yang berarti panen tembakau dalam bahasa lokal diramaikan oleh berbagai macam aktifitas, termasuk sebuah parade dan penampilan tradisional.
![Persiapan gunungan oleh para tetua desa |](https://img.jakpost.net/c/2018/08/07/2018_08_07_50847_1533630136._large.jpg)
Puncak acara diadakan kamis lalu pada tanggal 2 Agustus. Malam sebelumnya para warga telah menyiapkan gunungan yang terdiri dari hasil panen dan daun tembakau sebagai sesembahan. Sesembahan tersebut diberkita bagi tetua desa dan diletakkan di pemakaman Gunung Sari, lokasi suci bagi warga lokal dimana para nenek moyang desa dimakamkan.
Pagi harinya, ratusan warga desa berkumpul di sekeliling pemakaman Gunung Sari. Masing-masing dusun menyiapkan tumpeng yang berfungsi sebagai simbol rasa terima kasih terhadap hasil panen tahun ini.
![Perkebunan tembakau di desa Senden, Boyolali | Foto: Stefanus Ajie / Jakarta Post](https://img.jakpost.net/c/2018/08/07/2018_08_07_50846_1533630031._large.jpg)
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga tampak hadir pada pagelaran tersebut. Ia memotong tumpeng pertama sebagai pembukaan ritual tersebut, yang diikuti oleh pemetikan tembakau, menandai dimulainya musim panen di desa Senden.
![Parade gunungan | Foto: Stefanus Ajie / Jakarta Post](https://img.jakpost.net/c/2018/08/07/2018_08_07_50845_1533629967._large.jpg)
Setelah ritual tersebut selesai, kemudian acara disambung dengan parade gunungan, dimana para warga desa membawa sesembahan menuju desa Senden.
![Warga lokal menikmati tumpeng | Foto: Stefanus Ajie / Jakarta Post](https://img.jakpost.net/c/2018/08/07/2018_08_07_50843_1533629527._large.jpg)
Tumpeng tersebut dibagikan ke warga lokal. Sedangkan dekorasi dua gunungan utama diperebutkan oleh para pengunjung. Para warga desa percaya bahwa bagian dari dekorasi tersebut akan membawa berkah terhadap kehidupan mereka sehari-hari dan pertanian di tahun mendatang.
Penggagas festival tersebut, Dwi Kristanto menyebutkan bahwa dulunya acara tersebut diadakan masing-masing oleh setiap dusun, tidak seperti sekarang secara bersamaan. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menjadikan kesempatan tersebut sebagai sebuah festival, dengan harapan akan memajukan wisata desa Senden sebagai desa wisata.
![Pertunjukkan tari topeng |](https://img.jakpost.net/c/2018/08/07/2018_08_07_50842_1533629471._large.jpg)
Parade tersebut kemudian diikuti oleh berbagai macam peertunjukkan, termasuk Jathilan dan tari topeng, serta Panen Jazz Festival.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News