Ekosistem Batang Toru, Sumber Kehidupan Tiga Kabupaten

Ekosistem Batang Toru, Sumber Kehidupan Tiga Kabupaten
info gambar utama

Ekosistem Batang Toru atau sering disebut “Harangan Tapanuli” dalam Bahasa Batak merupakan kawasan hutan tropis dataran rendah yang berbukit hingga ke kawasan hutan terjal yang berlumut di dataran yang lebih tinggi. Kawasan yang terbagi 2 dan dipisahkan oleh lembah retakan Sumatra ini, terletak pada tiga kabupaten di Sumatera Utara (Sumut), yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan.

Berdasarkan data Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), sekitar 66,7 % dari hutan Batang Toru terdapat di Tapanuli Utara, 22,6% Tapanuli Selatan, dan 10,7% Tapanuli Tengah.

Dikutip dari batangtoru.org, kawasan hutan yang kaya akan keragaman hayati ini memiliki luas 141,749 ha. Terbagi menjadi 2 blok yaitu blok timur dan blok barat, sebagian besar Ekosistem Batang Toru saat ini dialokasikan sebagai kawasan hutan lindung.

Gabriella Fredriksson, Koordinator Program Batang Toru dari Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) mengatakan bahwa Ekosistem Batang Toru memiliki keragaman hayati yang tinggi, dimulai dari fauna endemik yang masuk dalam status terancam punah hingga hutan tropis yang memiliki curah hujan sampai 4.000 mili per tahun.

Masyarakat sekitar Batang Toru menggunakan kekayaan alam untuk bertahan hidup. Terdapat beberapa daerah aliran sungai (DAS) yang berada di kawasan ini. Sumber air yang berada di kawasan ini telah memenuhi kebutuhan jutaan manusia di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Utara.

Dilansir dari mongabay.co.id, hampir 95% masyarakat yang tinggal di sekitar hutan Batang Toru, memanfaatkan air secara langsung baik untuk mencuci, minum dan memasak. Tak ada pakai air yang dikelola pemerintah daerah. Sumber air yang berada di sekitar hutan Batang Toru juga digunakan untuk pertanian, perkebunan dan lain-lain.

Ada baiknya jika adanya pemeliharaan terhadap kawasan ini. Seluruh pihak mulai dari pemerintah hingga warga setempat sejatinya memelihara kawasan ini agar memberikan efek jangka panjang bagi Indonesia.

Berdasarkan laporan United Nations Environmental Program (UNEP), pendapatan yang didapat dari air yang dihasilkan, peran sebagai pengatur iklim, polinasi dan jasa ekosistem lainnya yang disediakan oleh Ekosistem Batang Toru diestimasi hingga 3.375 USD per hektar selama periode 30 tahun. Dan semua ini tentu didapatkan apabila kita menjaga dan memelihara Ekosistem Batang Toru.


Sumber:batangtoru.org, mongabay.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini