Gajah-Gajah Endemik Sulawesi yang Memiliki Tubuh Tidak Lazim

Gajah-Gajah Endemik Sulawesi yang Memiliki Tubuh Tidak Lazim
info gambar utama

Selama ini gajah di Indonesia selalu dikenal berasal dari Sumatra. Gajah-gajah tersebut merupakan hewan asiatis yang mirip dengan gajah dari daratan Asia. Namun siapa sangka bahwa ternyata Indonesia pun memiliki gajah asli endemik yang tidak ditemukan dimanapun. Sayangnya, gajah endemik ini telah punah dan tidak dapat ditemukan lagi.

Gajah endemik tersebut adalah gajah purba yang bernama latin Stegoloxodon sompoensis yang dipercaya hanya ada di Sulawesi. Gajah ini diperkirakan pernah hidup sekitar 2,6 juta tahun yang lalu di sekitar Lembah Walanae di Kabupaten Soppeng hingga perbatan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Di lokasi tersebut telah lama dilakukan penelitian ekskavasi fosil-fosil purba. Termasuk oleh peneliti Belanda Hendrik Robert van Heekeren yang sempat ke lokasi yang sama pada tahun 1947. Sejak saat itu berbagai peneliti silih berganti menemukan fosil-fosil berbagai hewan endemik Sulawesi termasuk gajah.

Gajah ini berhasil dideskripsikan pertama kali oleh peneliti Belanda, Dirk Albert Hooijer pada tahun 1953. Dirinyalah yang kemudian mengajukan nama Stegoloxodon sompoensis.

Pada tahun 2016, Arkeolog sekaligus Paleontolog asal Universitas Wollongong, Australia Gert Van de Bergh sempat juga menemukan fosil spesies yang sama di lokasi tersebut.

"Gajah purba Sulawesi ada kemiripan dengan fosil Gajah berusia 40 juta tahun yang ditemukan di Maroko, rongga otaknya lebih kecil, memiliki 4 taring dan tidak memiliki snorkle, hanya saja kami belum mengetahui mengapa gajah purba ini punah, saat ini kami masih menelitinya," ujar Gert seperti dikutip dari Detik.com.

Itu artinya berdasarkan fosil-fosil yang ada ditemukan bahwa gajah spesies endemik ini memiliki ukuran yang kerdil bila dibandingkan dengan jenis lain bahkan dengan jenis gajah modern sekalipun. Gajah Stegoloxodon dipercaya memiliki ukuran setidaknya setinggi 1,5 meter atau sekitar tinggi seekor kerbau masa sekarang.

(Gambar: Lazardi / thezt2roundtable.com)
info gambar

Sementara jenis lainnya adalah Elephas Celebensis yang juga ditemukan oleh Hooijer di tahun 1949. Spesies ini dipercaya memiliki ukuran kerdil namun jumlah gadingnya ternyata berbeda dari gajah pada umumnya. Gajah jenis ini memiliki empat gading.

Pada tahun 2017 tim konservasi dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, membuatkan labelisasi penamaan terhadap sejumlah serpihan fosil gajah purba yang terkumpul selama puluhan tahun temuan ilmuwan peneliti dari dalam dan luar negeri di Lembah Walanae. Sehingga kini rekonstruksi gajah endemik ini telah dapat dipamerkan. Seperti dalam pameran Museum Geologi Bandung.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini