After Mining, Geliatkan Pemuda Lokal Kembangkan Daerah Pascatambang

After Mining, Geliatkan Pemuda Lokal Kembangkan Daerah Pascatambang
info gambar utama

Berawal dari fakta kondisi pascatambang Indonesia yang masih memprihatinkan, sekelompok pemuda membentuk komunitas (movement) yang diberi nama After Mining. After Mining digagas oleh Ricky Sudiarto dan Muhamad Syarifudin yang notabene pernah bekerja di salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia. Menurut Kementerian ESDM tahun 2017, hanya sekitar 48% perusahaan tambang yang berkomitmen terhadap penghijauan pada areal pasca tambang atau apa yang akrab disebut sebagai mine closure program. Dari persentase tersebut, beberapa perusahaan tambang yang menjalankan program masih belum mempertimbangkan potensi lokal dan karakter masyarakat setempat.

After Mining hadir dengan misi untuk mengembangkan daerah pascatambang dan menciptakan alternatif ekonomi baru secara berkelanjutan sesuai dengan potensi lokal. Komunitas ini menjadi pemenang dalam ajang bergengsi internasional “YSEALI Seeds for the Future 2018” dan berhak mendapatkan dana untuk menjalankan program yang diusung. Berdiri pada tahun 2017, After Mining kini tengah menjalankan pilot project yang berlokasi di Desa Wonocolo, Bojonegoro, Jawa Timur.

Ya! Jika Amerika punya Texas yang kaya limpahan minyak, maka Indonesia punya Wonocolo yang sumber minyaknya hanya berkedalaman 200 – 400 meter saja. Penambangan minyak tradisional di Desa Wonocolo yang berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda hingga saat ini merupakan sejarah penting dalam dunia perminyakan di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Naumi (2015) menyebutkan bahwa latar belakang penambangan minyak tradisional di Desa Wonocolo bermula dari banyaknya sumur minyak peninggalan Belanda yang tidak tereksplorasi. Pada tahun 1970, peluang tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh warga setempat untuk kembali ditambang meski hanya didukung dengan peralatan sederhana dan proses yang tradisional. Setelah tahun 1980-an hingga saat ini, penambangan dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa penyedot yang tersambung tali string dan digerakkan oleh mesin diesel yang dimodifikasi. Dulu hasil minyak mentah yang diperoleh diproses oleh warga setempat menjadi solar dan minyak tanah. Tapi belakangan, minyak mentah tersebut dijual ke Pertamina EP Asset 4 Cepu yang berlokasi tidak jauh dari wilayah pertambangan Wonocolo.

Meski secara ekonomi menguntungkan warga setempat, aktivitas penambangan minyak secara tradisional yang telah berjalan cukup lama ternyata menyisakan potret degradasi lingkungan yang kelam. Menurut studi oleh Pertamina EP Asset 4 Cepu, kerusakan lingkungan di areal pertambangan minyak Wonocolo sudah lebih dari 50%, dalam artian upaya penyelamatan harus dilakukan untuk mencegah kerusakan yang kian parah. Ketersediaan lapangan kerja bagi pemuda Wonocolo juga perlu menjadi perhatian sebab selama ini warga sangat bergantung pada aktivitas penambangan minyak.

Atas dasar tantangan dan peluang itulah After Mining memilih Wonocolo sebagai project site sekaligus portfolio pertama. Untuk mencapai misinya, After Mining memiliki tiga program utama yaitu 1) After Mining Innovation Camp, 2) After Mining Campaign, dan 3) Social Business Incubator. Tim After Mining yang memiliki berbagai latar belakang keilmuan, terutama pada sektor industri dan pertambangan, mengonsep program dengan berbasis pelatihan holistik dan pengembangan kreativitas. Program tersebut ditujukan khususnya untuk pemuda Desa Wonocolo dengan harapan mampu menjadi generasi penerus yang mumpuni dalam merawat Wonocolo dan sumber daya alamnya.

Edukasi mengenai penambangan yang berkelanjutan, business model, serta peluang penciptaan ekonomi baru lewat pariwisata menjadi tiga agenda terpenting yang dijalankan oleh tim After Mining di Wonocolo. Selain melibatkan warga lokal, After Mining menggandeng para pemangku kebijakan seperti Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Pertamina EP Asset 4 Cepu, BUMDes, serta berbagai komunitas pemuda. Kehadiran After Mining juga turut serta menyukseskan Wonocolo yang pada tahun 2016 dinobatkan sebagai Desa Wisata Migas pertama di Indonesia.

Program-program After Mining yang berjalan di Wonocolo dijadwalkan selesai pada tahun 2019. Namun demikian, selesainya program justru diharapkan menjadi langkah awal pemudanya untuk semakin bergeliat mengembangkan sumber daya dengan pengetahuan yang telah didapat selama mengikuti program dari After Mining. Salah satu luaran yang dicapai oleh para peserta program “After Mining Innovation Camp” yaitu membantu “Teksas Tour Management” yang dibentuk oleh pemuda Kadewan sebagai operator untuk mengelola atraksi wisata Wonocolo yang telah tersedia seperti museum, jeep tour dan spot untuk berfoto. Adanya manajemen ini diproyeksikan mampu meningkatkan jumlah wisatawan sehingga tercipta ekonomi baru yang signifikan.

Dalam sebuah wawancara, Ricky Sudiarto menyampaikan bahwa panggilan hati untuk mengabdi dan menanam bibit kebaikan menjadi semangat tim After Mining dalam berkarya. Meskipun bersifat sukarela, komitmen menjadi fondasi penting tercapainya cita-cita bersama. Tim After Mining berharap ke depan pihaknya dapat terus memperluas spektrum dengan mendampingi banyak project site baru dan menjadikannya sebagai sesuatu yang berkelanjutan.



Sumber:

Hasil wawancara dengan Ricky Sudiarto pada 27 Agustus 2018

Naumi, N.R. 2015. Pertambangan Minyak Tradisional Di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro Tahun 1970-1987. Skripsi. UNESA

https://aftermining.com/ Diakses pada 28 Agustus 2018 pukul 20.25 WIB

https://ulinulin.com/posts/petroleum-geoheritage-wonocolo-objek-wisata-migas-pertama-di-indonesia Diakses pada 28 Agustus 2018 pukul 20.25 WIB

https://mediaindonesia.com/read/detail/58020-pertamina-resmikan-petroleum-geoheritage-wonocolo Diakses pada 28 Agustus 2018 pukul 20.30 WIB

https://beritabojonegoro.com/read/7753-kerusakan-lingkungan-di-wonocolo-sudah-lebih-50-persen.html Diakses pada 28 Agustus 2018 pukul 20.30 WIB

https://www.youtube.com/watch?v=xN7MyhXoeT8 Diakses pada 28 Agustus 2018 pukul 20.30 WIB

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini